chan shu2, denger2 salah satu tokoh penggagas en yg gigih penghapusan budaya 
tionghoa itu kena penyakit berat en ironisnya sembuh dgn ilmu dari tiongkok yg 
doeloe die tentang abis2an. jg katanya die pernah ngomong kalu die itu ahli 
fengshui, ya itu seh sekitar taon 2000anlar koar2nya.
karma apa kualat ya ?



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ChanCT" <sa...@...> wrote:
>
> Benar sekali, bung Zhou! Ditahun 60 LPKB sudah dibentuk, ... saat itu mereka 
> sudah cukup keras menyerukan konsep asimilasinya, menyerukan agar Tionghoa 
> ganti-nama, kawin campur, hanya saja saat itu belum sampai menyerukan juga 
> ganti Agama menjadi Islam saja. Tapi, kenyataan sampai awal tahun 66, boleh 
> dikatakan gak jalan seruan mereka untuk jalankan asimilasi, bahkan yang mau 
> ganti nama saja juga tidak berapa, sangat sedikit sekali, untuk tidak 
> mengatakan tidak ada orang mau ganti nama. Baru setelah tahun 66 bukan saja 
> direstui Soeharto, bahkan diambil oper sebagai kebijaksanaan Pemerintah Orba, 
> gerakan asimilasi yang dimulai dengan ganti-nama bisa dikatakan berlangsung. 
> Berusaha menghilangkan segala yang berbau TIonghoa, dengan keluarkan 
> ketentuan-ketentuan, ....
> 
> Mudah-mudahan saja mereka-mereka yang saat itu berkeras ingin menghilangkan 
> segala yang berbau Tionghoa pada dirinya, tidak lebih lanjut berusaha untuk 
> paksakan juga pada orang lain, agar semua TIonghoa di Indonesia menghilangkan 
> segala yang berbau TIonghoa pada dirinya. Persatuan dan keharmonisan hidup 
> bermasyarakat majemuk, tidak harus menghilangkan setiap perbedaan yang ada, 
> lebih-lebih perbedaan biologis yang hanya bisa dilebur menjadi sesuatu yang 
> baru setelah bergenerasi turun-temurun, ratusan bahkan ribuan tahun. 
> Persatuan dan keharmonisan hidup bermasyarakat akan lebih mudah dicapai 
> dengan jalan kesadaran untuk saling menerima dan menghormati segala perbedaan 
> yang ada. Setiap manusia yang hidup dalam masyarakat itu harus bisa menerima 
> dan menghormati sesama manusia dengan segala perbedaan yang ada, ya beda ras, 
> beda suku, beda etnis, beda Agama bahkan beda pandangan politik-ideologi. 
> BHINEKA TUNGGAL IKA itulah yang harus diwujudkan dalam kenyataan kehidupan 
> bermasyarakat di Nusantara ini. Bisakah dibayangkan, kalau usaha asimilasi 
> dilangsungkan dengan menghilangkan yang berbau TIonghoa, menghilangkan yang 
> Batak, menghilangkan yang Makasar, ... yang berarti semua yang minoritas 
> meleburkan diri menjadi suku Jawa yang mayoritas?! 
> 
> Salam,
> ChanCT
> 
> 
> 
> 
>   ----- 原始郵件----- 
>   寄件者: zho...@... 
>   æ"¶ä»¶è€…: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
>   傳送日期: 2010年7月20日 15:39
>   主旨: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
> 
> 
> 
> 
>   Orang mau punya lain keyakinan sih sah2 saja, dia mau anti sama budaya 
> leluhur ya silahkan. Yg paling menyakitkan: cina2 itu sampai hati meminjam 
> tangan penguasa untuk melakukan penindasan!
> 
>   Menurut saya, dosa pertama tetap suharto, karena dia yg punya kuasa. Orang2 
> anti nenek moyang itu sejak dulu sudah ada, tapi mereka toh tidak bisa 
> berbuat macam2. Tapi Begitu suharto dan orde baru berkuasa, mereka tiba2 naik 
> daun menjadi otak sekaligus antek suharto dlm membantai budaya leluhur!
> 
>   Sampai hari ini, orang2 semacam ini masih malang melintang di forum umum, 
> hanya saja rapi membungkus diri. Bila situasi berbalik, mereka bisa menikam 
> kembali!
> 
> 
>   Sent from my BlackBerry®
>   powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> 
> ------------------------------------------------------------------------------
> 
>   From: "David" <dkh...@...> 
>   Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
>   Date: Tue, 20 Jul 2010 07:16:18 -0000
>   To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
>   ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
>   Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
> 
> 
>     
>   Emang keliwatan bener tu CINA-CINA! Mungkin ngga banyak yang tau, bagaimana 
> teror menghantui masyarakat Tionghoa yang terjadi sesudahnya. Buku berhuruf 
> Tionghoa dibakar-bakarin, termasuk buku-buku papa saya. Saya tidak tahu 
> apakah ada catatan silsilah keluarga penting atau apa yang turut dibakar; 
> yang penting, yang ada surat Tionghoanya HARUS dibakar! Majalah-majalah luar 
> negeri berbahasa Inggris, kalau ada salah satu gambarnya yang beraksara 
> Tionghoa, dicoret dengan spidol hitam, padahal aksara itu CUMA nama tempat di 
> Taiwan, misalnya… Kelenteng-kelenteng di wilayah Jakarta dan Jawa Barat 
> HARUS â€Å"ganti kulit” jadi wihara, supaya â€Å"berlindung” 
> di salah satu agama yang â€Å"diakui” pemerintah, kalau tidak, mau 
> ditutup! Hal yang sama tidak terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Timur, karena di 
> sana ada organisasi Tri Dharma di bawah Ong Kie Tjay yang melindungi mereka.
> 
>   Salah seorang famili saya masih ingat, bagaimana pada tahun 1967-an orang 
> Tionghoa di salah satu daerah seputaran Bogor ramai-ramai pindah agama karena 
> tidak tahan diteror terus. Teror itu ternyata datang dari orang Tionghoa 
> sendiri. Di Bogor sendiri orang yang mengeluh, karena dia masih 
> mempertahankan meja sembahyang leluhur (â€Å"meja abu”) di ruang muka 
> rumahnya yang kelihatan dari jalan, dia sering didatangi orang-orang yang 
> mengolok-olok penghormatan kepada leluhur yang masih dijalankannya itu dan 
> menyuruh menyingkirkannya. Keterlaluan tidak?
> 
>   Jadi, bukan semata-mata dosanya Suharto, tu CINA-CINA juga!
> 
>   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Maria Claudia <claudia_maria_ata@ 
> wrote:
> 
>   Wah kalo itu saya baru denger. Boleh tau ga LPKB itu singkatan dari apa?
> 
>   Kok lucu ya, tradisi leluhur sendiri kok mau diberantas. Sakit jiwa kali 
> tuh 
>   orang ...............
> 
>   ________________________________
>   From: ardian_c <ardian_c@
>   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
>   Sent: Thu, July 15, 2010 8:34:33 AM
>   Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
> 
>   demikianlah yg kudenger , demikianlah yg kubaca, masa sebelon suharto 
> berkuasa, 
>   ada segelintir org2 yg berdarah tionghoa tapi ngerasa identitas 
> ketionghoaannya 
>   itu adalah beban kalu gak mau gw sebut kutukan buat mrk, malah mrk ngomonk 
> kalu 
>   org tionghoa yg masih berbudaya leluhur itu tidak nasionalis. mesti ganti 
> nama, 
>   berbaur, menikah, kalu perlu ganti agama. soalnya agama org tionghoa itu 
>   orientasi leluhur getu.
>   trus jg mrk bentuk yg namanya LPKB.
> 
>   untungnya masa orla, bung karno itu menjunjung persatuan tanpa prasangka 
> rasial 
>   getu. jadi tradisi dsbnya boleh dipertunjukkan didepan umum.
> 
>   btw katanya salah satu tokohnya lpkb itu doeloe pernah ngomong di 
> amrik,kalu die 
>   sebenernya ngusulin semua yg berbau tionghoa dilarang.
> 
>   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Maria Claudia <claudia_maria_ata@
>   wrote:
> 
>   Lho tapi kan sebelum Suharto berkuasa orang Tionghoa bebas mempraktekkan 
>   tradisi 
> 
>   leluhur, Imlek boleh dirayakan, nama ga usah diganti. Begitu Suharto 
> berkuasa, 
> 
>   semua yang berbau China harus diubah seolah-olah kalau memakai embel-embel 
>   ketionghoaan itu dosa besar. Pakai nama 3 huruf aja diejek-ejek teman 
> sekolah, 
> 
>   padalah mereka sama-sama orang Tionghoa. Sampai urusan cinta aja kok 
> pemerintah 
> 
>   ikut-ikutan. Apa ga lucu? Pemerintah itu urusin aja gimana caranya 
>   mensejahterakan rakyat, bukan ngurusin siapa harus kawin sama siapa. Kalo 
> bukan 
> 
>   kesalahan Suharto, mungkin nama Indonesian Chinese itu seperti di luar 
> negeri : 
> 
>   Henry Chen, Elizabeth Chou. Dan pastinya Ardian Chen ????? he he he 
>   .............. bukannya Andian C ... (Chandra?) ............. Hayo 
> ........... 
> 
>   apa itu bukan dosanya Suharto?
> 
>   ________________________________
>   From: ardian_c <ardian_c@
>   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
>   Sent: Sun, July 11, 2010 9:25:01 PM
>   Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
> 
>   kok jadi dosanya suharto seh ? sebelon suharto berkuasa jg udah ada 
> segelintir 
> 
>   org yg malu jadi org tionghoa dan budayanya. mrk inilah yg waktu suharto 
>   berkuasa ngomporin hehehehehehhehe
> 
>   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Maria Claudia <claudia_maria_ata@
>   wrote:
> 
>   Iya,kan saya juga udah bilang, itu dosanya Suharto. Dan saya sih lebih 
>   percaya 
> 
>   kalau program asimilasi Suharto itu lebih ke arah genocide, buktinya pada 
>   akhir masa jabatannya genocide itu benar-benar dilakukan kan, meskipun 
> tidak merata 
>   ke seluruh Indonesia? Mudah-mudahan akan ada lebih banyak Ryantiarno 
> sekarang 
>   ini, pada saat semua orang boleh bebas bicara ...........
> 
>   ________________________________
>   From: "zhoufy@" <zhoufy@
>   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
>   Sent: Sat, July 10, 2010 5:02:17 AM
>   Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
> 
>   Ekslusif? Kalau lihat sejarah, kesenian tionghoa telah banyak yg melebur ke 
>   dalam kesenian daerah, sampek engtai saja ada versi ketopraknya. Wayang 
>   potehipun sdh dlm bhs indonesia, dan yg nonton juga tukang becak. 
> 
>   Jika sekarang prroses Akulturisasi ini se olah2 terhenti, ini tak lain 
> karena 
> 
>   politik pemberangusan budaya tionghoa oleh orde baru! Mereka ngomongnya sih 
>   pembauran, tapi yg disuruh membaur adalah orang yg harus menanggalkan 
>   budayanya. 
> 
>   Dng kondisi seperti ini mana mungkin ada orang yg berani menampilkan 
> kesenian 
> 
>   yg 
> 
>   ada bau2 ketionghoa? Opera Sampek ingtai teater koma pada awalnya juga 
> sempat 
> 
>   dilarang, pajangan barongsai di pintu masuk gdg kesenian juga dirampas 
>   penguasa. 
> 
>   Opera Peking dr group Taiwan pernah mau main di gdg kesenian, tiket bahkan 
>   sdh 
> 
>   mulai dijual, tapi tiba2 dibatalkan krn dilarang penguasa.
> 
>   Sekarang memang kebebasan sdh ada. Tapi krn terputus sekian lama, semua 
>   merasa 
> 
>   asing thd budaya tionghoa, semua terpaksa mulai dari nol lagi, ya pelaku 
>   keseniannya, ya penontonnya, maka yg dihadirkan ya bentuk2 kesenian dlm 
> wajah 
> 
>   yg 
> 
>   masih asli, tentu perlu waktu panjang untuk dikunyah, diserap dan dilebur 
>   jadi 
> 
>   wajah baru.
> 
>   Tapi tdk semua asing tentunya, bagi seniman yg sdh stw, yg sempat mengenyam 
>   zaman pra orba, mereka dng cepat beradaptasi dng situasi baru, seperti 
>   Ryantiarno dari teater Koma, yg juga seorang Tionghoa.
> 
>   Sent from my BlackBerryÃÆ'‚®
>   powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>   ________________________________
> 
>   From: Maria Claudia <claudia_maria_ a...@yahoo. com
>   Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
>   Date: Sat, 10 Jul 2010 01:08:01 -0700 (PDT)
>   To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com
>   ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
>   Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
> 
>   Kalo menurut saya sih, budaya itu berkembang sendiri, tanpa bisa 
> dipaksakan. 
> 
>   Kalau mau budaya Tionghoa masuk ke dalam budaya Indonesia, harus ada 
> seniman 
> 
>   Tionghoa - mungkin yang paling cepat bisa diadaptasi adalah seniman tari - 
>   yang 
> 
>   mau menciptakan tarian (atau bentuk kesenian lainnya) yang menggabungkan 
>   unsur 
> 
>   budaya Tionghoa dan Indonesia, seperti usaha Bagong dulu yang menggabungkan 
>   tari 
> 
>   jaipong dengan tarian Betawi dengan Sumatra Barat, sehingga yang nampak itu 
>   tarian khas Indonesia tapi kalo ditanya dari mana, orang tidak bisa jawab 
>   karena 
> 
>   sudah meleburkan beberapa daerah. Contoh yang paling pas mungkin adalah 
>   gambang 
> 
>   kromong yang sudah diklaim menjadi budaya Betawi. Siapa pun tidak bisa 
>   menyangkal bahwa gambang kromong kental dengan 'bunyi' ketionghoaannya.
> 
>   Masalahnya sekarang adalah masyarakat Tionghoa sendiri terbelah. Kalau 
> tidak 
> 
>   sangat ketionghoaan, ya kebarat-baratan, jarang ada orang Tionghoa yang mau 
>   mempelajari budaya dan kesenian Indonesia (mungkin karena itulah orang 
>   Tionghoa 
> 
>   disebut eksklusif). Coba kalau ada seniman Tionghoa yang seperti Bagong, 
> saya 
> 
>   yakin dia akan dielu-elukan dan langsung diterima oleh orang Indonesia 
> maupun 
> 
>   masyarakat Tionghoa. Mungkin sekian puluh tahun atau bahkan sekian ratus 
>   tahun 
> 
>   kemudian jenis kesenian tsb akan menjadi bahan pembicaraan seperti gambang 
>   kromong sekarang.
> 
>   Jadi siapa mau mulai? He he he ............ ...
> 
>   ________________________________
>   From: Adi Mulya <adimuly...@yahoo. co.id
>   To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
>   Sent: Fri, July 9, 2010 2:06:12 AM
>   Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
> 
>   hallo para milist saya punya usul nih,kalau saya pribadi lebih suka 
>   seandainya 
> 
>   Indonesia tu dari segi budaya tradisionalnya bisa tersentuh tradisiTionghoa 
>   disemua Kota sehinggabisa menepis kebudayaan dari Barat yang semakin 
> merebak 
>   di 
> 
>   negeri kita, dengan mengajarkan bahasa mandarin pada warga, danbudaya 
> budaya 
> 
>   lainnya
> 
>   --- Pada Jum, 9/7/10, budi anto <budic...@yahoo. commenulis:
> 
>   Dari: budi anto <budic...@yahoo. com
>   Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
>   Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
>   Tanggal: Jumat, 9 Juli, 2010, 8:44 AM
> 
>   halo bang erik apakabar? justru ini yang di takutkan oleh pihak2 tertentu 
>   skarang tanah melayu di penuhi ornamen2 tionghua , terbukti seperti yang 
>   baru2 
> 
>   ini terjadi di tanjung balai n singkawang.
> 
>   ada kesan sekarang itu takutnya akan terjadi seperti di sing n di penang 
>   (salah 
> 
>   satu negara bagian d malaysia), di mana bumi puteranya seharusnya makmur di 
> 
>   negara nya malah sekarang mereka ada di pinggiran, dan di malaysia sekarang 
> 
>   sedang hot2 nya isu ini. 
> 
>   hal ini juga seperti nya di rasakan pada jaman orde baru di mana aksi2 
>   budaya 
> 
>   yang berbau tionghua tidak boleh di mainkan (entah itu berbau politik 
> maupun 
> 
>   biar tidak berkembang kebudayaan itu), di brunei juga sama di mana 
> aktivitas 
> 
>   yang berbau tionghua juga agak kurang. saya tidak tahu apakah memang di 
>   bedain 
> 
>   atau karena apa, aktivitas chinatown di brunei juga ga seperti chinatown di 
> 
>   negara lain yang biasa rame.
> 
>   salam, 
> 
>   budiceng
> 
>   ________________________________
>   From: Erik <rsn...@yahoo. com
>   To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
>   Sent: Wed, July 7, 2010 7:27:40 PM
>   Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
> 
>   Oh, ga begitu Ken, bukan mau menyamakan!!
>   Budaya Tionghoa memang beda dengan budaya suku-suku lain, tapi budaya 
>   Tionghoa 
> 
>   harus membumi di tanah Katulistiwa ini. 
> 
>   Walau awalnya pendatang, tapi Tionghoa harus bisa membumi dimana pun ia 
>   menginjakkan kakinya. Lihatlah contohnya Singapura, Tionghoa di sana 
>   mayoritas 
> 
>   loh, dan budaya Tionghoa pun dominan serta menjadi tuan rumah di sana.
>   Salam,
>   Erik
>   ------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- 
>   --------- ------
>   In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Azura-Mazda <Extrim_bluesky@ ...
>   wrote:
>   Lho...da ge Eric, kebudayaan Tionghoa memang pendatang. 
>   kan bukan pribumi spt Jawa, Sunda, Batak, Dayak dsb. Memangnya kenapa kalo 
>   Tionghoa itu disebut pendatang? disebut Non-Pri?
>   memang bukan pribumi kok. 
>   Itu temen da ge Eric mau dipersamakan ya? Why? segitu takutnya dengan 
>   perbedaan 
> 
>   ya? Jadi menyama-nyamakan diri dengan pribumi? Tionghoa jelas berbeda dgn 
>   pribumi sebagaimana
>   kebudayaan Acheh berbeda dengan Jawa atau Papua. So what?
>


Reply via email to