Om Chan, menurut saya si Ong Hok Ham ini justru otak awal atau
konseptor teori asimilasi a la LPKB. Saya ga bisa nilai kalo Haji Junus
Jahja itu seorang intelektuil saat itu. Juga Harry Tjan Silalahi yg
sempat menjadi Sekjen Partai Katolik Indonesia. 
 
Tetapi Ong Hok Ham sudah rada-rada ilmiah. Dia mengajukan komprasi
dengan kasus Thailand dan Philipina buat melegalkan gerakan
asimilasi di tataran teoritik. 
 
Jadi Ong Hok Ham menyediakan landasan ideologisnya. Sedangkan
Shindunata Kristoforus adalah bulzodernya. Dia yg bawa-bawa pistol
menduduki begitu banyak sekolah-sekolah Tionghoa. 
 
Dalam salah satu risalah (sok) ilmiahnya, Ong Hok Ham "menganjurkan"
yg kemudian dirasakan sebagai "paksaan" agar orang Tionghoa
at least pake nama Indonesia. Dia kasi contoh nama "Ong Laut Ham",
"Ong Gunung Kwan" dsb yg bisa dipakai oleh orang-orang Tionghoa
di sini. Jadi rusak nama Tionghoa. 
 


--- Pada Rab, 21/7/10, ChanCT <sa...@netvigator.com> menulis:


Dari: ChanCT <sa...@netvigator.com>
Judul: 回覆: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 21 Juli, 2010, 4:09 AM


  



 
Melihat masalah apalagi dalam menilai gerak seorang, hendaknya tidak main 
gampang-gampangan dengan menggeneralisasi begitu saja. Ada baiknya kalau kita 
bisa memilih-milah, mencoba mencari tahu kenapa mereka beda dengan yang lain. 
Saya tidak menyangkal mungkin saja ada orang yang bermantel domba untuk masuk 
kandang domba, tapi pasti tidak semua begitu. 
 
Kwik Hway Gwan yang ayahnya Kwik Kian Gie, kalau tidak salah dia juga ganti 
nama, gunakan nama Dharmawan XX apa gitu, lupa saya. Juga saudara-saudara KKG 
lainnya gunakan Dharmawan XX apa, ... hanya KKG yang konsekwen tidak ganti 
nama. Sekalipun disatu saat, sekembali dari luar negeri, KKG pernah menjabat 
ketua BAKOM PKB, menggantikan Sindhunata. Sampai dimana kebenarannya, saya juga 
tidak tahu?
 
Bagaimana jalan pikiran tokoh-tokoh LPKB sesungguhnya, saya juga tidak tahu 
jelas. Yang kemudian saya dengar, pernah terjadi "perpecahan" , beda pendapat 
yang akibatkan beberapa diantaranya keluar atau tidak lagi aktive. Antara lain 
Ong Hok Ham, yang sepertinya juga kurang setuju untuk menghilangkan kultur 
TIonghoa-nya, bahkan ganti nama juga tidak, hanya gabungkan saja jadi satu 
suku, Onghokham. Begitu juga Soe Hok Gie, tidak mau ganti nama, tetap gunakan 
Gie? Sedang Harry Tjan Silalahi, ternyata juga tidak konsekwen, karena dia 
tetap saja mencantumkan marga Tjan-nya, bukan?
 
Barangkali ada kawan lain yang bisa memberi pencerahan bagaimana sesungguhnya 
pemikiran tokoh-tokoh itu dahulu dan setelah memasuki era reformasi/demokrasi 
sekarang ini, ... biar tidak main generalisasi dengan gebuk semua tokoh LPKB 
begitu saja.
 
Salam,
ChanCT
 
 

----- 原始郵件----- 
寄件者: Azura-Mazda 
收件者: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
傳送日期: 2010年7月21日 14:45
主旨: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa






itu siasat masuk ke kandang domba. Kalo anda masuk ke kandang
domba, ya mesti pake mantel bulu domba. Masa pake bulu srigala? 


--- Pada Sel, 20/7/10, twa...@yahoo. com <twa...@yahoo. com> menulis:


Dari: twa...@yahoo. com <twa...@yahoo. com>
Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Tanggal: Selasa, 20 Juli, 2010, 11:31 PM


  

Oic,
Tapi kenapa sebagian besar nama mereka masih berbau tionghoa ?

2. Harry Tjan Silalahi (pendiri CSIS)
3. Kwik Hay Gwan (bapaknya Kwik Kian Gie)
4. Lo Ginting
5. Ong Hok Ham
6. Melly G Tan

Mngkn benar apa yg kita sangkakan ke mereka, bukan mau membela, tapi cuma utk 
lebih kritis. sy pikir kalu mereka masih mempertahankan nama tionghoa mereka, 
mngkn ada sisi lain yg mngkn mereka pertimbangkan.

Kadang kita sbg bagian keluarga kita, bisa ada suatu instinct utk menjaga 
keluarga kita spy bisa hidup dgn aman dan jauh dr gangguan, apapun itu caranya, 
yg kadang bahkan mungkin bisa melanggar adat budaya kita sendiri. Apalagi kalau 
kita sbg orang tua.

Itu pendapat sy sih.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Azura-Mazda <Extrim_bluesky@ yahoo.com> 
Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Date: Tue, 20 Jul 2010 17:22:08 -0700 (PDT)
To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa






Ko David Kwa, 
 
Nih daftar pentolan-pentolan LPKB dan pengikutnya 
yg dulu mempropagandakan pemberangusan identitas 
dan budaya Tionghoa dengan program asimilasi
(ganti nama, buang budaya, kawin silang, ganti agama). 
 
1. Haji Junus Jahja 
2. Harry Tjan Silalahi (pendiri CSIS)
3. Kwik Hay Gwan (bapaknya Kwik Kian Gie)
4. Lo Ginting
5. Ong Hok Ham
6. Melly G Tan
7. Shindunata Kristoforus (Ong Tjong Hay-alumni PMKRI)
8. PK Ojong
 
Please ditambahkan jika kurang

--- Pada Sel, 20/7/10, David <dkh...@yahoo. com> menulis:


Dari: David <dkh...@yahoo. com>
Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Tanggal: Selasa, 20 Juli, 2010, 5:11 AM


  

Bukannya mengajak orang lain agar U HAU 有孝 (berbakti) pada leluhur, agar jangan 
PUT HAU 不孝 (tidak berbakti) seperti dirinya, eh, ini mah malah membonceng 
kekuasaan untuk menindas orang lain yang U HAU 有孝, biar ikut-ikutan PUT HAU 不孝 
seperti mereka!!! Mungkin orang-orang seperti itu waktu kecil tidak diajari HAU 
孝 (bakti) oleh orangtua mereka ya, sehingga tersesat seperti itu??? 
Mudah-mudahan mereka dibukakan mata dan kupingnya, biar menyadari dosa-dosa 
mereka dan bertobat untuk selamanya…

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote:

Orang mau punya lain keyakinan sih sah2 saja, dia mau anti sama budaya leluhur 
ya silahkan. Yg paling menyakitkan: cina2 itu sampai hati meminjam tangan 
penguasa untuk melakukan penindasan!

Menurut saya, dosa pertama tetap suharto, karena dia yg punya kuasa. Orang2 
anti nenek moyang itu sejak dulu sudah ada, tapi mereka toh tidak bisa berbuat 
macam2. Tapi Begitu suharto dan orde baru berkuasa, mereka tiba2 naik daun 
menjadi otak sekaligus antek suharto dlm membantai budaya leluhur!

Sampai hari ini, orang2 semacam ini masih malang melintang di forum umum, hanya 
saja rapi membungkus diri. Bila situasi berbalik, mereka bisa menikam kembali!

------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

From: "David" <dkh...@...> 
Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Date: Tue, 20 Jul 2010 07:16:18 -0000
To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

Emang keliwatan bener tu CINA-CINA! Mungkin ngga banyak yang tau, bagaimana 
teror menghantui masyarakat Tionghoa yang terjadi sesudahnya. Buku berhuruf 
Tionghoa dibakar-bakarin, termasuk buku-buku papa saya. Saya tidak tahu apakah 
ada catatan silsilah keluarga penting atau apa yang turut dibakar; yang 
penting, yang ada surat Tionghoanya HARUS dibakar! Majalah-majalah luar negeri 
berbahasa Inggris, kalau ada salah satu gambarnya yang beraksara Tionghoa, 
dicoret dengan spidol hitam, padahal aksara itu CUMA nama tempat di Taiwan, 
misalnya! Kelenteng-kelenteng di wilayah Jakarta dan Jawa Barat HARUS “ganti 
kulit” jadi wihara, supaya “berlindung” di salah satu agama yang “diakui” 
pemerintah; kalau tidak, mau ditutup! Hal yang sama tidak terjadi di Jawa 
Tengah dan Jawa Timur, karena di sana ada organisasi Tri Dharma di bawah Ong 
Kie Tjay yang melindungi mereka.

Salah seorang famili saya masih ingat, bagaimana pada tahun 1967-an orang 
Tionghoa di salah satu daerah seputaran Bogor ramai-ramai pindah agama karena 
tidak tahan diteror terus. Teror itu ternyata datang dari orang Tionghoa 
sendiri. Di Bogor sendiri ada orang yang mengeluh, karena dia masih 
mempertahankan meja sembahyang leluhur (“meja abu”) di ruang muka rumahnya yang 
kelihatan dari jalan, dia sering didatangi orang-orang yang mengolok-olok 
penghormatan kepada leluhur yang masih dijalankannya itu dan menyuruh 
menyingkirkannya. Keterlaluan tidak?

Jadi, bukan semata-mata dosanya Suharto, tu CINA-CINA juga!

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Maria Claudia <claudia_maria_ 
a...@... wrote:

Wah kalo itu saya baru denger. Boleh tau ga LPKB itu singkatan dari apa?

Kok lucu ya, tradisi leluhur sendiri kok mau diberantas. Sakit jiwa kali tuh 
orang ............ ...

____________ _________ _________ __
From: ardian_c <ardia...@...
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Thu, July 15, 2010 8:34:33 AM
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

demikianlah yg kudenger , demikianlah yg kubaca, masa sebelon suharto berkuasa, 
ada segelintir org2 yg berdarah tionghoa tapi ngerasa identitas ketionghoaannya 
itu adalah beban kalu gak mau gw sebut kutukan buat mrk, malah mrk ngomonk kalu 
org tionghoa yg masih berbudaya leluhur itu tidak nasionalis. mesti ganti nama, 
berbaur, menikah, kalu perlu ganti agama. soalnya agama org tionghoa itu 
orientasi leluhur getu. trus jg mrk bentuk yg namanya LPKB.

untungnya masa orla, bung karno itu menjunjung persatuan tanpa prasangka rasial 
getu. jadi tradisi dsbnya boleh dipertunjukkan didepan umum.

btw katanya salah satu tokohnya lpkb itu doeloe pernah ngomong di amrik,kalu 
die sebenernya ngusulin semua yg berbau tionghoa dilarang.

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Maria Claudia <claudia_maria_ ata@> 
wrote:

Lho tapi kan sebelum Suharto berkuasa orang Tionghoa bebas mempraktekkan 
tradisi leluhur, Imlek boleh dirayakan, nama ga usah diganti. Begitu Suharto 
berkuasa, semua yang berbau China harus diubah seolah-olah kalau memakai 
embel-embel ketionghoaan itu dosa besar. Pakai nama 3 huruf aja diejek-ejek 
teman sekolah, padalah mereka sama-sama orang Tionghoa. Sampai urusan cinta aja 
kok pemerintah ikut-ikutan. Apa ga lucu? Pemerintah itu urusin aja gimana 
caranya mensejahterakan rakyat, bukan ngurusin siapa harus kawin sama siapa. 
Kalo bukan kesalahan Suharto, mungkin nama Indonesian Chinese itu seperti di 
luar negeri : Henry Chen, Elizabeth Chou. Dan pastinya Ardian Chen ????? he he 
he ............ .. bukannya Andian C ... (Chandra?) ............ . Hayo 
........... apa itu bukan dosanya Suharto?

____________ _________ _________ __
From: ardian_c <ardian_c@
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Sun, July 11, 2010 9:25:01 PM
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

kok jadi dosanya suharto seh ? sebelon suharto berkuasa jg udah ada segelintir 
org yg malu jadi org tionghoa dan budayanya. mrk inilah yg waktu suharto 
berkuasa ngomporin hehehehehehhehe

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Maria Claudia <claudia_maria_ ata@ > 
wrote:

Iya,kan saya juga udah bilang, itu dosanya Suharto. Dan saya sih lebih percaya 
kalau program asimilasi Suharto itu lebih ke arah genocide, buktinya pada akhir 
masa jabatannya genocide itu benar-benar dilakukan kan, meskipun tidak merata 
ke seluruh Indonesia? Mudah-mudahan akan ada lebih banyak Ryantiarno sekarang 
ini, pada saat semua orang boleh bebas bicara ...........
____________ _________ _________ __
From: "zhoufy@" <zhoufy@
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Sat, July 10, 2010 5:02:17 AM
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

Ekslusif? Kalau lihat sejarah, kesenian tionghoa telah banyak yg melebur ke 
dalam kesenian daerah, sampek engtai saja ada versi ketopraknya. Wayang 
potehipun sdh dlm bhs indonesia, dan yg nonton juga tukang becak. Jika sekarang 
prroses Akulturisasi ini se olah2 terhenti, ini tak lain karena politik 
pemberangusan budaya tionghoa oleh orde baru! Mereka ngomongnya sih pembauran, 
tapi yg disuruh membaur adalah orang yg harus menanggalkan budayanya. 

Dng kondisi seperti ini mana mungkin ada orang yg berani menampilkan kesenian 
yg ada bau2 ketionghoa? Opera Sampek ingtai teater koma pada awalnya juga 
sempat dilarang, pajangan barongsai di pintu masuk gdg kesenian juga dirampas 
penguasa. 

Opera Peking dr group Taiwan pernah mau main di gdg kesenian, tiket bahkan sdh 
mulai dijual, tapi tiba2 dibatalkan krn dilarang penguasa.

Sekarang memang kebebasan sdh ada. Tapi krn terputus sekian lama, semua merasa 
asing thd budaya tionghoa, semua terpaksa mulai dari nol lagi, ya pelaku 
keseniannya, ya penontonnya, maka yg dihadirkan ya bentuk2 kesenian dlm wajah 
yg masih asli, tentu perlu waktu panjang untuk dikunyah, diserap dan dilebur 
jadi wajah baru.

Tapi tdk semua asing tentunya, bagi seniman yg sdh stw, yg sempat mengenyam 
zaman pra orba, mereka dng cepat beradaptasi dng situasi baru, seperti 
Ryantiarno dari teater Koma, yg juga seorang Tionghoa.

____________ _________ _________ __

From: Maria Claudia <claudia_maria_ a...@yahoo. com
Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Date: Sat, 10 Jul 2010 01:08:01 -0700 (PDT)
To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com
ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

Kalo menurut saya sih, budaya itu berkembang sendiri, tanpa bisa dipaksakan. 
Kalau mau budaya Tionghoa masuk ke dalam budaya Indonesia, harus ada seniman 
Tionghoa - mungkin yang paling cepat bisa diadaptasi adalah seniman tari - yang 
mau menciptakan tarian (atau bentuk kesenian lainnya) yang menggabungkan unsur 
budaya Tionghoa dan Indonesia, seperti usaha Bagong dulu yang menggabungkan 
tari jaipong dengan tarian Betawi dengan Sumatra Barat, sehingga yang nampak 
itu tarian khas Indonesia tapi kalo ditanya dari mana, orang tidak bisa jawab 
karena sudah meleburkan beberapa daerah. Contoh yang paling pas mungkin adalah 
gambang kromong yang sudah diklaim menjadi budaya Betawi. Siapa pun tidak bisa 
menyangkal bahwa gambang kromong kental dengan 'bunyi' ketionghoaannya.

Masalahnya sekarang adalah masyarakat Tionghoa sendiri terbelah. Kalau tidak 
sangat ketionghoaan, ya kebarat-baratan, jarang ada orang Tionghoa yang mau 
mempelajari budaya dan kesenian Indonesia (mungkin karena itulah orang Tionghoa 
disebut eksklusif). Coba kalau ada seniman Tionghoa yang seperti Bagong, saya 
yakin dia akan dielu-elukan dan langsung diterima oleh orang Indonesia maupun 
masyarakat Tionghoa. Mungkin sekian puluh tahun atau bahkan sekian ratus tahun 
kemudian jenis kesenian tsb akan menjadi bahan pembicaraan seperti gambang 
kromong sekarang.

Jadi siapa mau mulai? He he he ............ ...

____________ _________ _________ __
From: Adi Mulya <adimuly...@yahoo. co.id
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Fri, July 9, 2010 2:06:12 AM
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

hallo para milist saya punya usul nih,kalau saya pribadi lebih suka 
seandainya 

Indonesia tu dari segi budaya tradisionalnya bisa tersentuh tradisiTionghoa 
disemua Kota sehinggabisa menepis kebudayaan dari Barat yang semakin merebak 
di 

negeri kita, dengan mengajarkan bahasa mandarin pada warga, danbudaya budaya 

lainnya

--- Pada Jum, 9/7/10, budi anto <budic...@yahoo. commenulis:

Dari: budi anto <budic...@yahoo. com
Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Tanggal: Jumat, 9 Juli, 2010, 8:44 AM

halo bang erik apakabar? justru ini yang di takutkan oleh pihak2 tertentu 
skarang tanah melayu di penuhi ornamen2 tionghua , terbukti seperti yang 
baru2 

ini terjadi di tanjung balai n singkawang.

ada kesan sekarang itu takutnya akan terjadi seperti di sing n di penang 
(salah 

satu negara bagian d malaysia), di mana bumi puteranya seharusnya makmur di 

negara nya malah sekarang mereka ada di pinggiran, dan di malaysia sekarang 

sedang hot2 nya isu ini. 

hal ini juga seperti nya di rasakan pada jaman orde baru di mana aksi2 
budaya 

yang berbau tionghua tidak boleh di mainkan (entah itu berbau politik maupun 

biar tidak berkembang kebudayaan itu), di brunei juga sama di mana aktivitas 

yang berbau tionghua juga agak kurang. saya tidak tahu apakah memang di 
bedain 

atau karena apa, aktivitas chinatown di brunei juga ga seperti chinatown di 

negara lain yang biasa rame.

salam, 

budiceng

____________ _________ _________ __
From: Erik <rsn...@yahoo. com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Wed, July 7, 2010 7:27:40 PM
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

Oh, ga begitu Ken, bukan mau menyamakan!!
Budaya Tionghoa memang beda dengan budaya suku-suku lain, tapi budaya 
Tionghoa 

harus membumi di tanah Katulistiwa ini. 

Walau awalnya pendatang, tapi Tionghoa harus bisa membumi dimana pun ia 
menginjakkan kakinya. Lihatlah contohnya Singapura, Tionghoa di sana 
mayoritas 

loh, dan budaya Tionghoa pun dominan serta menjadi tuan rumah di sana.
Salam,
Erik
------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- 

In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Azura-Mazda <Extrim_bluesky@ ...
wrote:
Lho...da ge Eric, kebudayaan Tionghoa memang pendatang. 
kan bukan pribumi spt Jawa, Sunda, Batak, Dayak dsb. Memangnya kenapa kalo 
Tionghoa itu disebut pendatang? disebut Non-Pri?
memang bukan pribumi kok. 
Itu temen da ge Eric mau dipersamakan ya? Why? segitu takutnya dengan 
perbedaan 

ya? Jadi menyama-nyamakan diri dengan pribumi? Tionghoa jelas berbeda dgn 
pribumi sebagaimana
kebudayaan Acheh berbeda dengan Jawa atau Papua. So what?












Kirim email ke