> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Maria Claudia claudia_maria_ata@ wrote:
> > > > Mungkin perlu saya ingatkan pada Dada cs. jangan sampai mabuk kepayang. Sekarang > > kita sedang mengalami kebebasan yang sebebas-bebasnya. Tapi jangan pernah lupa > > bahwa politik di Indonesia ditentukan oleh presidennya. Kalau pada suatu saat > > nanti ada orang sekuat dan seideologi dengan Suharto yang berkuasa kembali, > > matilah kita. Tinggal dicomoti aja siapa dulu yang ngomong dengan lantang. > > Jangan pernah bersikap arogan. Kalau Anda orang berduit, ya ga masalah, ada > > guncangan politik di Indo tinggal kabur ke luar negeri, tapi kalau Anda punya > > duit pas-pasan, Anda akan jadi korban. Karena itu bersikaplah tenggang rasa > > terhadap mereka yang mungkin bisa menjadi korban dari arogansi sekelompok Cina > > yang merasa bagian dari Cina tapi tidak pernah mau meninggalkan Indonesia. Ingat > > peristiwa Mei 1997 (atau 98? saya sudah lupa), jangan sampai itu terulang lagi. > > > > Saya juga setuju dengan pendapat Bp. Andreas bahwa orang China itu underestimate > > Indonesian Chinese. Ketika saya masih mudaan dulu, saya pernah bekerja sama > > dengan pengusaha dari Hong Kong, dan pada satu kesempatan saya sempat bercerita > > bahwa engku saya juga pernah ke mainland tapi kabur lagi ke Hong Kong dan > > kemudian berhasil menjadi pengusaha di sana. Tahu apa jawabnya? "Orang Indonesia > > yang pulang ke China itu tidak bisa dipercaya!" Padahal dia berbicara dengan > > sang keponakan! Jadi kalau mau menilai watak seseorang/masyarakat, itu tidak > > bisa hanya sebagai pengunjung, tapi harus bergaul selama berbulan-bulan, hidup > > bersama-sama, bergosip bersama, baru kita bisa tahu bagaimana mindset penduduk > > setempat. > > me : maksud anda kabur keluar negri seperti encek andreas itu ? anda jangan salah paham , encek andreas itu bukan kabur tapi itu pilihan kemana bumi pijak , disitu langit di junjung , bukan mengejar matahari , melakukan lompatan macArthur yah biar bisa tahu mindset penduduk setempat yang anda katakan berbulan2 itu anda semestinya anda berbicara seperti itu terhadap encek andreas , yang jadi jurnalis dadakan dalam kunjungan ke indonesia , bagaimana dia meliput dua juta kilometer persegi , dalam hitungan hari , atau meliput negara penuh bandit seperti tiongkok yang sangat luas dalam pandangan tuhan , oculus dei , alpha omega , sabang sampai merauke dalam liputan singkat kadang lucu juga yah , setuju terhadap sesuatu tapi secara tidak sengaja menohok orang yang anda setujui > > > > > > > > > > ________________________________ > > From: ANDREAS MIHARDJA mihardja@ > > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > > Sent: Tue, July 27, 2010 7:29:22 PM > > Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi > > > > > > Memang saya juga melakukannya dan semua memakai american name - tetapi oleh > > karena sewaktu mereka lahir saya belum pasti akan tinggal dimana saya memberikan > > mereka juga 100% chinese name. > > Andreas > > > > > > > > ________________________________ > > From: "twa...@yahoo. com" twa...@yahoo. com> > > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > > Sent: Tue, July 27, 2010 6:36:36 PM > > Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi > > > > > > > > Maaf sebelumnya, > > > > Ikut nimbrung sedikit, saya tetap menghargai penjelasan suhu Andreas tetapi > > setlah membaca konsep2 pemikiran suhu Andreas, seharusnya tanah tumpah darah > > suhu Andreas sekarang adalah Amerika, dan harus melupakan china dan melupakan > > indonesia. > > > > Dan seharusnya nama anak2 suhu harus menggunakan nama2 dlm bhs Inggris, misalnya > > Michael, John, Bob, Ronald, Barack Obama (?), dll ... Heheheheh... > > Ini untuk tujuan berasimilasi dengan masyarakat barat di Amerika. > > > > Maaf lagi, kalau ada yang salah, dan hargailah HAM. > > > > Peace. > > > > Sent from my BlackBerry® > > powered by Sinyal Kuat INDOSAT > > ________________________________ > > > > From: ANDREAS MIHARDJA mihar...@pacbell. net> > > Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > > Date: Tue, 27 Jul 2010 14:09:21 -0700 (PDT) > > To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com> > > ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > > Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi > > > > Silahkan lihat internet - nama anak saya dpt kalian ketemukan dgn nama > > indonesianya. --- Anak² saya semua sama seperti saya berpendidikan cukup tinggi > > dan hasil penyelidikannya dpt kalian lihat sendiri. > > Kamu harus mengerti secara juridis dan menurut perjanjian international kamu > > WNI jadi adalah bangsa Indonesia dan bukan bangsa China. > > Andreas > > > > > > > > ________________________________ > > From: "zho...@yahoo. com" zho...@yahoo. com> > > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > > Sent: Tue, July 27, 2010 1:51:14 PM > > Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi > > > > > > > > Saya mau tahu essence dari kamu. > > Dari omongan kamu saya kok terkesan kamu setuju dng anjuran ganti nama. Lantas > > setelah kamu pindah ke amerika dan menjadi wn amerika, mengapa tidak ganti lagi > > menjadi nama amerika? Ingin tahu, anak2 kamu pakai nama keluarga apa? Chinese > > atau indonesia atau amerika? > > > > > > Sent from my BlackBerry® > > powered by Sinyal Kuat INDOSAT > > ________________________________ > > > > From: ANDREAS MIHARDJA mihar...@pacbell. net> > > Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > > Date: Tue, 27 Jul 2010 12:40:24 -0700 (PDT) > > To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com> > > ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > > Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi > > > > Kamu tidak menangkap essence dari tulisan saya. > > Kalian yg WNI ket chinese tidak salah utk mengakui kalian warganegara Indonesia > > ket. chinese. Kalian tentu saja harus bangga sekali. > > Yg kalian harus lupakan adalah kalian Chinese first yg memakai paspor Indonesia. > > Disinilah perbedaannya. Kalian bukan chinese - kalian bangsa Indonesia dari > > suku chinese/babah. > > Don't take one part of my writing out of context - read the whole thing > > carefully > > Andreas > > > > > > > > > > ________________________________ > > From: "zho...@yahoo. com" zho...@yahoo. com> > > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > > Sent: Tue, July 27, 2010 12:29:02 PM > > Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi > > > > > > > > Jika keluarga Kalian yg warga amerika boleh bangga dengan etnicity Kalian yg > > Indonesia walau sebagian besar tidak lagi mampu bicara bahasa Indonesia! Apa > > salahnya kami2 tionghoa yg warga indonesia ini juga bangga dng etnicity kami yg > > tionghoa walau sebagian besar tidak lagi mampu bicara bahasa mandarin??? > > > > Logika dari mana nih? Dari amerikakah?? ? > > > > > > Sent from my BlackBerry® > > powered by Sinyal Kuat INDOSAT > > ________________________________ > > > > From: ANDREAS MIHARDJA mihar...@pacbell. net> > > Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > > Date: Tue, 27 Jul 2010 10:59:53 -0700 (PDT) > > To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com> > > ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > > Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi > > > > Oleh karena persoalan assimilasi dan integrasi masih merupakan topic panas dan > > dapat memanaskan - ini saya baca dari tulisan didalam milis ini dari komentar > > tulisan saya - saya akan mecoba memberikan info lebih banyak dan setelahnya > > silahkan kalian berpikir sendiri dan mengambil konklusi sendiri. > > > > Memang didalam persoalan integrasi ket china di_Indonesia - sejarah jaman > > belanda [=devide et impera] bermain peranan penting yg kemudian disusul dgn > > peristiwa PP-10 dan perjanjian Sukarno -Chou Enlai utk mengirim kembali > > expatriate China ke China. Sukarno memang melakukan politik discriminasi dan > > ingin mengusir ket. China keluar Indonesia bersama yg ket. Belanda atau yg > > merasa belanda. Dia ingin hanya suku pribumi harus menetap dan memerintah > > Indinesia. > > > > Juga didalam persoalan pemilihan kewarganegaraan yg harus dilakukan berdasarkan > > konferensi meja bunder - dimana penduduk Indonesia ket non pribumi harus > > memilih kewarganegaraan mereka- either Belanda, [dan harus pulang ke Belanda] > > atau utk yg ket. China - PRC/ROC dan juga dianjurkan utk pulang kenegara pilihan > > mereka. Majority dari suku ket. China/babah mengambil option utk jadi WNI sebab > > sudah membaur kebudayaan dan tidak bisa memakai chinese utk kommunikasi. Mungkin > > 10-15%[??] mengambil PRC atau menjadi stateless kalau pro ROC. > > Sewaktu itu Jus sanguinis masih dipakai oleh kedua China - tetapi sekarang hanya > > masih diakui oleh ROC [dgn banyak exceptionnya] > > Jaman sekarang PRC, HK, Macau hanya mengakui jus logic dan tidak mengakui Jus > > soli atau sanguinis. ROC masih dubious - kalau masih second generation masih > > diakui. ------ . Dwikewarganeraan tidak diakui oleh PRC sedangkan yg lain masih > > menerima. HK dan Macau mengakui jus soli kalau OT adalah WN mereka dan tinggal > > legal di daerah mereka. --------- Inilah realitas keadaan. Ini berarti yg > > tinggal di-Indonesia tidak ada hak utk mendapat paspor ROC, PRC atau HK. Macau > > seperti halnya dlm 1949/50. > > > > Sewaktu Irian diberikan kembali kepada Indonesia [1963] yg keturunan Indo > > diberikan hak utk optie menjadi Belanda kembali dan melepaskan WNI mereka. > > Mereka disebut spijtoptanten dan mereka mulai 1964 semua direpatriate oleh > > Belanda ke negara Belanda. > > Yang ket. China waktu itu hanya masih bisa repatriate ke Taiwan/ROC sebab PRC > > sudah mulai ribut dgn Gang of 4. HK juga masih menerima jikalau ada hubungan > > keluarga, juga Macau. ---- > > Penduduk Indonesia ket China yg masih merasa mereka chinese biasanya semuanya > > pro PRC dan meskipun seharusnya berintegrasi - chauvinisme mereka demikian > > tinggi sehingga semua ajaran Mao ditelan mentah² dgn hasilnya jaman G30S > > diganas. Yg kembali kePRC banyak yg diganyang HungWeiPing dan achirnya kabur > > keHK dan banyak berangkat keUS/Taiwan atau keIndonesia kembali. > > > > Ini adalah sejarahnya. Jadi harus tahu sendiri. Mereka sebagai suku ket China - > > suku babah [istilah resmi yg dipakai diMalaysia dan Singapura utk campuran > > chinese dan pribumi indonesia] seharusnya 100% melupakan China. Nama sudah > > menjadi nama local [thanks to Sindhunata] dan kebudayaan juga sudah typical > > babah culture dari S.E.Asia. Apakah kalian kristen, Islam atau Hindu tidak > > penting Intergrasi sudah terjadi hanya mind belum di-intergrasi. Suharto > > meskipun dictator seperti Sukarno tetapi mengetahui problematic suku babah dan > > dgn theory dari Sindhunata memaksakan intergrasi dan saya kira berhasil 95%. - > > like it or not. > > > > Didalam persoalan agama Dao yg masih dianut oleh suku "babah" kita juga lihat > > bahwa holymen dan women setempat juga dipuja dikelenteng. Kita lihat meja abu > > dari Rd Surija Kencana dikelenteng Bogor atau mereka yg khitang mempergunakan > > holymen setempat - kyai Gn Jati, Cirebon, Gn Kawi etc. yg biasanya semua > > beragama islam tetapi juga dihormati dikelenteng Dao. > > > > Sekarang yg harus dilakukan hanya perubahan perasaan yg ada didalam pikiran. Yg > > ket.Babah mendapat indoktrinasi dari OT mereka bahwa pribumi itu adalah kelas > > budak. [dpt dilihat dari istilah yg dipergunakan jikalau berbicara] Ini dapat > > kita lihat dari caranya mereka menerima para pembantu rumah tangga . Like it or > > not --- para tenaga kerja asing indonesia kalau kerja di Taiwan, HK etc mendapat > > perlakuan yg sangat human dan bukan budak. Saya secara perseorangan jikalau > > melihat keadaan ini di-Indonesia sangat sedih sekali. --- ini harus dirubah. > > > > Yg ket. chinese kalau keluar Indonesia selalu berpendapat bahwa mereka chinese > > dari Indonesia dan bukan Indonesian dari suku babah/chinese. > > Lain negara incl. yg asal dari Malaysia atau Singapore semua berpendapat mereka > > Malaysian atau Singaporan first. dan suku mereka either chinese, melayu atau > > keling/india second. > > > > Ini filsafat hidup yg dipakai diIndonesia adalah sangat ngawur. > > Majority dari yg ket. chinese memakai nama indonesia, berbicara dlm bah > > indonesia dan sudah tidak tahu nama chinese mereka atau tidak mampu pakai bah. > > chinese. Inilah yg menjadi buah tertawaan utk chinese dari China atau Taiwan. > > How can they say they are chinese. > > > > Saya WN USA memakai nama Indonesia tetapi berbicara didalam rumah dlm bah > > mandarin dan diluar dlm bah Ingeris [keluarga saya tidak bisa pakai bah. > > Indonesia] - saya kalau ditanya ethnicity saya menjawab saya USA citizen from > > Indonesian origin dan saya tidak malu utk mengakuinya. Anak saya semua menjawab > > mereka USA-citizen ket. Indonesia meskipun semua mempunyai nama chinese mereka > > dari marga Chen dan tidak pernah menginjak Indonesia. Mereka proud of their > > ethnicity. > > > > Kenapa yg diIndonesia masih tetap berpikir mereka Huachiao. Mereka sama sekali > > bukan Huachiao. Kalau mengakui Huaren mungkin masih diterima. Inilah yg masih > > harus dirubah didalam pola berpikir. ------ Nanti setelah menerima realitas dan > > ingin mencari roots atau leluhur - ini adalah tindakan yg harus dihormati. > > Kalian mau kemana dgn filsafat hidup kalin - apakah ingin mengulang tragedi > > Tangerang, PP-10, G30S, Glodok etc oleh karena yg ket. babah tidak ingin atau > > mampu berintegrasi ?? --- It's all your choice. > > > > Andreas > > > > > > > > > > > > ________________________________ > > From: "zho...@yahoo. com" zho...@yahoo. com> > > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > > Sent: Mon, July 26, 2010 11:53:14 PM > > Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi > > > > > > > > Nggaklah. Jika anda cermati kiprah mereka, anda akan tahu pikiran dan gerakan > > mereka sudah ada sebelum peristiwa 66. Dan mereka bahkan yg berperan aktif dlm > > berdemo dan pegambil alihan berbagai lembaga pendidikan tionghoa, termasuk > > trisakti milik baperki. > > Jadi langkah mereka bukanlah defensif, tapi super aktif, ini dlm rangka > > menjalankan ideologi mereka, selain faktor pemasaran agama, juga faktor ideologi > > anti komunisnya. Mereka memandang faktor budaya menjadi tali pengikat masyarakat > > tionghoa dng negeri leluhur yg komunis. Ideologi komunis pun menjadi mudah > > masuk. > > > > > > Sent from my BlackBerry® > > powered by Sinyal Kuat INDOSAT > > ________________________________ > > > > From: Robertus R Suhartono <robertus_suhartono@ yahoo.com> > > Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > > Date: Tue, 27 Jul 2010 13:05:32 +0800 (SGT) > > To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com> > > ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > > Subject: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi > > > > Isu asimilasi harus dicermati dalam konteks sosial politik waktu saat itu (tahun > > 1960'an). Saya bisa memahami Shindunata dkk kenapa saat itu menganjurkan > > asimilasi yang tujuan akhirnya 'melenyapkan' identitas dan budaya Tionghoa agar > > orang Tionghoa tidak dipermasalahkan terus oleh penduduk 'pribumi' termasuk > > tekanan dari pemerintah menjelang dan sesudah tragedi 1965. Maklumlah, orang > > militer sebagai pemenang tahun 1965 kan sukanya yang serba seragam dan Tionghoa > > dianggap orang yang seragamnya berbeda dan harus disamakan dengan lainnya. > > Bahkan seorang yang bernama Yunus Yahya (d/h Lauw Tjuan Tho) menganjurkan orang > > Tionghoa masuk Islam agar persoalan asimilasi bisa berjalan lebih cepat. > > Pendapatnya saat itu malah lebih membuat resah orang Tionghoa. > > >