Benar, pemerintah RRT sedang berusaha keras untuk menyedot kembali mahasiswa 
mereka yang setelah lulus tidak kembali. Dan menurut berita yang saya dengar, 
dari hari kehari makin banyak S1, S2, S3 yang sudah pengalaman kerja 
bertahun-tahun akhirnya kembali bekerja dan hidup di Tiongkok.

Banyak teman saya yang semula merasa saya beruntung bisa keluar ke HK dan hidup 
lebih baik, ternyata sekarang setelah mereka pensiun justru merasa beruntung 
akhirnya tidak ikut keluar. Karena kenyataan yang terjadi justru kebalikan, 
saya di HK yang juga sudah pensiun selalu dirundung kekwatiran akan habis uang 
pensiun yang didapat, sedang mereka di TIongkok boleh hidup dengan nyaman 
menikmati hari tua deengan pensiun yang didapatkan. 

Melihat perkembangan secara umum, 30 tahunan yl, taraf hidup HK yang semula 
jauh lebih tinggi dibanding beberapa kota besar di Tiongkok, sekarang sudah 
bisa dibilang terjadi kebalikan. HK mulai tertinggal dan kalah oleh beberapa 
kota besar di Tiongkok, seperti Beijing, Shanghai bahkan Guangzhou dan Shen 
Zhen. Sementara orang mengatakan, ekonomi HK yang digempur krismon akhir tahun 
97, kemudian disusul dengan wabah flu-ayam, SARS yang merebak tahun 2003, tidak 
akan pulih bangun kembali tanpa ditunjang oleh touris-touris dari daratan 
TIongkok yang berbelanja di HK, ... bahkan harga rumah, khususnya yang mewah, 
tidak akan terangsang naik seandainya tidak ada pembeli yang datang dari 
Tiongkok. Ada yang menyatakan lebih 30% pembeli rumah di HK itu pendatang dari 
TIongkok.

Salam,
ChanCT

  ----- 原始郵件----- 
  寄件者: pualams...@yahoo.com 
  收件者: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  傳送日期: 2010年8月1日 10:23
  主旨: Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"




  Saudara dan teman2 saya banyak yg pulang ke chung kuo dulu sekarang makmur 
tuh, yg kabur keluar lagi cuma beberapa gelintir jangan jadi patokokan , yg 
tetap tinggal dan makmur jauh lebih banyak pak Andreas
  Powered by Telkomsel BlackBerry®


------------------------------------------------------------------------------

  From: ANDREAS MIHARDJA <mihar...@pacbell.net> 
  Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Date: Sat, 31 Jul 2010 18:09:47 -0700 (PDT)
  To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
  ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"


    

  Sdr Liang kamu korrek - yg keluar dari PRC sewaktu jaman HungweiPing atau 
setelah PP-10 banyak juga yg diterima diUS.  Didaerah saya  ada bekas guru 
Huachioa school dari Bogor yg saya kenal - dia juga ada diUS. 
  Saya juga kenal keluarga millionair tembako dari Jawa yg bawa kapital kechina 
- achirnya semua keluar dan kapital diChina ludes. Banyak teman main saya dari 
satu jalan yg hueikuo - sekarang memang tinggal diHK, Taiwan dan diBelanda 
karena mereka tidak dpt hidup didalam negara PRC --- semua dikirim OT sebagai 
teenager sewaktu PP-10.
  Teman baik saya Dr.Drs ekonomi keluaran universitas diBelanda hueikuo karena 
Aikuo - keluar dari PRC. Dia memakai kapal tukang tangkap ikan dan bersembunji 
diantara ikan² yg ditangkap dibawah kapal sampai keHK.


  Memang keadaan sudah berubah - tetapi dikriminasi terhadap outsider kuat 
sekali. Suami adik isteri saya - kelahiran China [mainland] dikirim kePRC oleh 
perusahan multinationalnya hanya diperbollehkan kerja sebagai advisor dan tidak 
mendapat izin kerja diPRC. Dia sekarang tetap tinggal diUSA - tadinya ingin 
Hueikuo.
  Tetangga isteri saya diChina, kelahiran Mainland, 4 thn yl dikirim oleh 
perusahannya utk kerja diPRC. Mereka malah sudah bersiap utk pindah kembali 
kePRC utk menetap. Setelah 1 thn dia tidak diperpanjang izin kerjanya, sebab 
kepandaiannya  tidak diperlukan lagi.
  Teman kerja anak saya - semua PhD dari Wuhan, Shanghai, Beiping dan juga 
orang uygur dari Sinkiang- jadi mereka ket. keluarga yg 100% pro PRC.  Mereka 
oleh karena sudah tinggal lebih dari 5 thn - dpt greencard - tidak dpt kerjaan 
diPRC - kenapa oleh karena kepandaian mereka belum diperlukan katanya.  Inilah 
realitas keadaannya.  Yg pulang keChina hanya mereka yg bersedia kembali 
keTaiwan. Saya juga ada kollega dari LiaoNing juga PhD - tidak dpt kerjaan 
diPRC achirnya kerja diTaiwan.


  Memang sewaktu saya mengunjungi PRC kembali [maklum keluarga isteri saya KMT 
dari Taiwan] - saya memang menemukan ex PP-10 diBeijing yg sudah menetap dan 
saya juga dengar ada tourgroup leader yg asal Indonesia - mereka berhasil - 
tetapi ini exception. Tetangga main saya yg dikirim OT utk sekolah malah tidak 
survive jaman hungweiping. 


  Sdr Liang inilah realitas jaman sekarang. Memang PRC sudah berkembang tetapi 
levelnya belum mencapai negara barat. Masih memerlukan waktu dan menurut para 
ahli mungkin baru dlm 20 thn - jikalau persoaln kebutuhan energy mereka dpt 
solutionnya.  
  Memang menurut kakak isteri saya jaman sekarang kita bisa tinggal diPRC dgn 
uang simpanan kita, - beli rumah etc dan pensiun disana enak - tetapi utk kerja 
sulit sekali.  Tetapi mungkin sdr Liang juga tahu - banyak exMainland dari 
Taiwan pada beli rumah diPRC dan berkumpul menjadi kelompok --- dan mereka 
happy jikalau dibandingkan dgn Taiwan jaman pres. Chen.  However anak mereka 
tetap kerja diTaiwan atau dilain negara -- inilah realitas.


  Andreas



------------------------------------------------------------------------------
  From: liang u <lian...@yahoo.com>
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Sat, July 31, 2010 8:05:07 AM
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"




  Pak Andreas, maaf yah, saya segan ngomong nih, sebab begitu ngomong anda 
langsung marah biasaya, mengatakan saya ngawur. Di sini saya hanya akan 
menambah fakta. Orang Indonesia yang pulang ke RRT waktu PP.10 sebagian besar 
keluar lagi ke Hongkong, Belanda, atau kembali ke Indonesia. Itu benar sekali. 
Tapi bukan karena tak diakui, yang tak pulang di sana sekarang banyak yang 
makmur, bahkan anak orang kaya sudah kaya lagi, mengurus perusahaan bapaknya 
yang tanam modal di sana. 
  Mereka keluar lagi karena kegagalan ekonomi waktu itu, loncatan jauh ke depan 
menghasilkan ekonomi hampir bangkrut, munculnya kelaparan, karena rakyat 
disuruh memproduksi baja, bikin tungku sendiri, tidak ada bahan, jendela 
dibongkar, kuali dilebur, hasilnya jadi seonggok besi tua. Tak ada yang 
bertani, yang jelas kekurangan makan, untuk impor negara tak punya uang. 
Setelah itu disusul lagi, yang lebih ganas revolusi kebudayaan, yang tidak 
sepaham dengan golongan radikal dianggap musuh kelas, boleh ditangkap, boleh 
dipukul, boleh dipenjara boleh dibunuh, bukan orang Tionghoa di Indonesia saja, 
orang berjasa besar dalam negeri banyak yang jadi korban, presiden Liu Shaoqi 
sampai meninggal dalam tahanan, pahlawan marsekal Peng Dehuai mati dalam 
tahanan, marsekal He Long demikian juga, wakil perdana menteri Chen Yi yang 
juga marsekal dan menteri luar negeri dan pernah ke Indonesia sampai sakit 
tidak diberi pertolongan seharusnya, akhirnya meninggal. Bayangkan siapa yang 
tak takut.?rang Tionghoa kebanyakan rakyat biasa, presiden saja ditangkap 
disiksa dan dpenjara sampai meninggal tanpa pengadilan. Ya, jalan satu-satunya 
lari keluar negeri. Menerobos tapal batas tanpa melalui jalur yang sah , 
dimanapun akan ditembak. Tidak percaya, coba lewat perbatasan ke Meksiko, tanpa 
menunjukkan dokumen sah, kalau mau ditahan, lari, pasti ditembak. Tapi kalau 
ada yang mau mencoba, saya tak ikut tanggung jawab tentunya, sebab sudah bilang 
pasti ditembak termasuk di Amerika. 
      Jadi maaf sekali lagi maaf, seperti kata sdr. Zhou, Tiongkok yang anda 
katakan selalu Tiongkok lama, bukan Tiongkok sekarang. Jangan mencampur adukkan 
dua hal yang sudah berbeda. Indonesia saja, sekarang dengan zaman Orba sudah 
tak sama, jangan disamakan.
      Sekarang anda datang sebagai turis, ya, diperlakukan sebagai turis, anda 
datang kerja sebagai karyawan, anda diperlakukan sebagai karyawan. Kalau 
dianggap sebagai asing, memang benar, itu konsekwensi kita sendiri, karena 
memilih jadi warga negara Indonesia, Indonesia kan bukan Tiongkok. Orang 
Hongkong dan orang Macao, bahkan orang Taiwan memdapat perlakuan yang berbeda 
dengan kita, sebab mereka adalah warga negara Tiongkok secara hukum, meskipun 
Taiwan masih terpisah. 
     Sayapun tetap berpendapat, kita harus intergrasi, artinya Bhinneka Tunggal 
Ika, berbeda=beda tetap satu. Negara yang homogen, satu ras, satu partai, satu 
agama, justru banyak masalahnya, karena ada orang yang selalu memaksakan 
kehendaknya. Biarkan seratus bunga mekar bersama. Nah, lagi=lagi tidak cinta 
Indonesia, koq pakai peribahasa Tiongkok? Biarkan kita mempunyai pendapat 
berbeda, pelajari mengapa berbeda, lalu lihat latar belakangnya, pendapat 
manusia berbeda karena pengalamannya berbeda. Hormatilah pendapat yang berbeda.
     Salam 
   Liang U




------------------------------------------------------------------------------
  From: ardian_c <ardia...@yahoo.co.id>
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Fri, July 30, 2010 2:25:31 PM
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"

    
  hmmm kayaknya qian shushen gak dibunuh ya ame tentara prc hehehehehehehehehe 
ape jgn2 itu yg nongol qian palsu ya ?

  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ANDREAS MIHARDJA <mihar...@...> wrote:
  >
  > Ardian apa itu LPKB - apakah itu aliran Ong Tjonghay - Sindhunata cs
  > Ini aliran saya 100% anti sejak thn 1960 dan dia didalam PMKRI saja tidak 
  > dianggap serius. Dia dpt berkembang dgn bantuan Harry Tjan. Harry Tjan yg 
  > membuka pintunya utk Ong TH karena sebagai ketua umum PMKRI pintu presiden 
  > terbuka.
  > Sewaktu mereka maju saya sudah lebih dari 2 tahun tinggal diluar negeri. 
Saya 
  > keluar negeri sejak keributan diBogor dan Sukabumi 1963. Pekerjaan social 
yg 
  > terachir adalah mengirim bantuan kepada penduduk chinese diSukabumi dgn 
mengirim 
  > bbp truck keperluan sehari. Setelah itu berangkat keluar negeri. OT saya 
  > berpendapat no future utk saya diIndonesia sebab sooner or later Chinese 
akan 
  > dpt diganyang habis. 
  > Banyak teman diEuropa pd pulang TongSan setelah selesai studie - untung 
saya 
  > tidak pergi sebab semua keluar dgn susah payah dan dpt dibunuh tentara PRC.
  > 
  > Andreas
  > 
  > 
  > 
  >________________________________
  > From: ardian_c <ardia...@...>
  > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  > Sent: Thu, July 29, 2010 9:45:48 PM
  > Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"
  > 
  > pengalaman pribadi kale ya, doeloe kalu taon 80an bilang dari Indonesia 
  > sambutannya lebih positif, oh hebat ya itu indonesia, maju dsbnya.
  > kalu sekarang ? itu gimana ? aman ? kacau gak negaranya dsbnya 
  > 
  > nah loe ?
  > 
  > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Erik" <rsn_cc@> wrote:
  > >
  > > 
  > > Yuly, patriotik nasionalis banget! He 2x.
  > > 
  > > Sebelum menuntut diri sendiri untuk bangga sebagai bangsa Indonesia,
  > > mari kita sama-sama renungkan dulu yang satu ini "APA YANG PATUT
  > > DIBANGGAKAN DARI BANGSA DAN NEGARA INI"?
  > > 
  > > Kalau untuk bangga sebagai Tionghoa (atau Sunda, atau Jawa, Atau Batak
  > > dll, yang merupakan bagian integral bangsa Indonesia) saja sudah tidak
  > > mampu, bagaimana bisa bangga dengan Indonesia?
  > > 
  > > Salam,
  > > 
  > > Erik
  > > 
  > > ----------------------------------------------------------\
  > > ----------
  > > 
  > > 
  > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee_me2" <ulysee_me2@>
  > > wrote:
  > > >
  > > >
  > > > Gue sih mau highlite yang paling bawah ajeee.....
  > > >
  > > > "Masalah yang lebih penting adalah berusaha, bagaimana agar bangga
  > > sebagai bangsa Indonesia !"
  > > >
  > > > catet!
  > >
  > 
  > 
  > 
  > 
  > ------------------------------------
  > 
  > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
  > 
  > .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.
  > 
  > .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
  > 
  > .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
  > 
  > Yahoo! Groups Links
  > 
  > 
  > 
  > http://docs.yahoo.com/info/terms/
  >











  

Kirim email ke