Sdr Liang kamu korrek - yg keluar dari PRC sewaktu jaman HungweiPing atau 
setelah PP-10 banyak juga yg diterima diUS.  Didaerah saya  ada bekas guru 
Huachioa school dari Bogor yg saya kenal - dia juga ada diUS. 
Saya juga kenal keluarga millionair tembako dari Jawa yg bawa kapital kechina - 
achirnya semua keluar dan kapital diChina ludes. Banyak teman main saya dari 
satu jalan yg hueikuo - sekarang memang tinggal diHK, Taiwan dan diBelanda 
karena mereka tidak dpt hidup didalam negara PRC --- semua dikirim OT sebagai 
teenager sewaktu PP-10.
Teman baik saya Dr.Drs ekonomi keluaran universitas diBelanda hueikuo karena 
Aikuo - keluar dari PRC. Dia memakai kapal tukang tangkap ikan dan bersembunji 
diantara ikanĀ² yg ditangkap dibawah kapal sampai keHK.

Memang keadaan sudah berubah - tetapi dikriminasi terhadap outsider kuat 
sekali. 
Suami adik isteri saya - kelahiran China [mainland] dikirim kePRC oleh 
perusahan 
multinationalnya hanya diperbollehkan kerja sebagai advisor dan tidak mendapat 
izin kerja diPRC. Dia sekarang tetap tinggal diUSA - tadinya ingin Hueikuo.
Tetangga isteri saya diChina, kelahiran Mainland, 4 thn yl dikirim oleh 
perusahannya utk kerja diPRC. Mereka malah sudah bersiap utk pindah kembali 
kePRC utk menetap. Setelah 1 thn dia tidak diperpanjang izin kerjanya, sebab 
kepandaiannya  tidak diperlukan lagi.
Teman kerja anak saya - semua PhD dari Wuhan, Shanghai, Beiping dan juga orang 
uygur dari Sinkiang- jadi mereka ket. keluarga yg 100% pro PRC.  Mereka oleh 
karena sudah tinggal lebih dari 5 thn - dpt greencard - tidak dpt kerjaan diPRC 
- kenapa oleh karena kepandaian mereka belum diperlukan katanya.  Inilah 
realitas keadaannya.  Yg pulang keChina hanya mereka yg bersedia kembali 
keTaiwan. Saya juga ada kollega dari LiaoNing juga PhD - tidak dpt kerjaan 
diPRC 
achirnya kerja diTaiwan.

Memang sewaktu saya mengunjungi PRC kembali [maklum keluarga isteri saya KMT 
dari Taiwan] - saya memang menemukan ex PP-10 diBeijing yg sudah menetap dan 
saya juga dengar ada tourgroup leader yg asal Indonesia - mereka berhasil - 
tetapi ini exception. Tetangga main saya yg dikirim OT utk sekolah malah tidak 
survive jaman hungweiping. 

Sdr Liang inilah realitas jaman sekarang. Memang PRC sudah berkembang tetapi 
levelnya belum mencapai negara barat. Masih memerlukan waktu dan menurut para 
ahli mungkin baru dlm 20 thn - jikalau persoaln kebutuhan energy mereka dpt 
solutionnya.  
Memang menurut kakak isteri saya jaman sekarang kita bisa tinggal diPRC dgn 
uang 
simpanan kita, - beli rumah etc dan pensiun disana enak - tetapi utk kerja 
sulit 
sekali.  Tetapi mungkin sdr Liang juga tahu - banyak exMainland dari Taiwan 
pada 
beli rumah diPRC dan berkumpul menjadi kelompok --- dan mereka happy jikalau 
dibandingkan dgn Taiwan jaman pres. Chen.  However anak mereka tetap kerja 
diTaiwan atau dilain negara -- inilah realitas.

Andreas



________________________________
From: liang u <lian...@yahoo.com>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sat, July 31, 2010 8:05:07 AM
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"

 


Pak Andreas, maaf yah, saya segan ngomong nih, sebab begitu ngomong anda 
langsung marah biasaya, mengatakan saya ngawur. Di sini saya hanya akan 
menambah 
fakta. Orang Indonesia yang pulang ke RRT waktu PP.10 sebagian besar keluar 
lagi 
ke Hongkong, Belanda, atau kembali ke Indonesia. Itu benar sekali. Tapi bukan 
karena tak diakui, yang tak pulang di sana sekarang banyak yang makmur, bahkan 
anak orang kaya sudah kaya lagi, mengurus perusahaan bapaknya yang tanam modal 
di sana. 

Mereka keluar lagi karena kegagalan ekonomi waktu itu, loncatan jauh ke depan 
menghasilkan ekonomi hampir bangkrut, munculnya kelaparan, karena rakyat 
disuruh 
memproduksi baja, bikin tungku sendiri, tidak ada bahan, jendela dibongkar, 
kuali dilebur, hasilnya jadi seonggok besi tua. Tak ada yang bertani, yang 
jelas 
kekurangan makan, untuk impor negara tak punya uang. Setelah itu disusul lagi, 
yang lebih ganas revolusi kebudayaan, yang tidak sepaham dengan golongan 
radikal 
dianggap musuh kelas, boleh ditangkap, boleh dipukul, boleh dipenjara boleh 
dibunuh, bukan orang Tionghoa di Indonesia saja, orang berjasa besar dalam 
negeri banyak yang jadi korban, presiden Liu Shaoqi sampai meninggal dalam 
tahanan, pahlawan marsekal Peng Dehuai mati dalam tahanan, marsekal He Long 
demikian juga, wakil perdana menteri Chen Yi yang juga marsekal dan menteri 
luar 
negeri dan pernah ke Indonesia sampai sakit tidak diberi pertolongan 
seharusnya, 
akhirnya meninggal.  Bayangkan siapa yang tak takut.?rang Tionghoa kebanyakan 
rakyat biasa, presiden saja ditangkap disiksa dan dpenjara sampai meninggal 
tanpa pengadilan. Ya, jalan satu-satunya lari keluar negeri. Menerobos tapal 
batas tanpa melalui jalur yang sah , dimanapun akan ditembak. Tidak percaya, 
coba lewat perbatasan ke Meksiko, tanpa menunjukkan dokumen sah, kalau mau 
ditahan, lari, pasti ditembak. Tapi kalau ada yang mau mencoba, saya tak ikut 
tanggung jawab tentunya, sebab sudah bilang pasti ditembak termasuk di Amerika. 

    Jadi maaf sekali lagi maaf, seperti kata sdr. Zhou, Tiongkok yang anda 
katakan selalu Tiongkok lama, bukan Tiongkok sekarang. Jangan mencampur adukkan 
dua hal yang sudah berbeda. Indonesia saja, sekarang dengan zaman Orba sudah 
tak 
sama, jangan disamakan.
    Sekarang anda datang sebagai turis, ya, diperlakukan sebagai turis, anda 
datang kerja sebagai karyawan, anda diperlakukan sebagai karyawan. Kalau 
dianggap sebagai asing, memang benar, itu konsekwensi kita sendiri, karena 
memilih jadi warga negara Indonesia, Indonesia kan bukan Tiongkok. Orang 
Hongkong dan orang Macao, bahkan orang Taiwan memdapat perlakuan yang berbeda 
dengan kita, sebab mereka adalah warga negara Tiongkok secara hukum, meskipun 
Taiwan masih terpisah. 

   Sayapun tetap berpendapat, kita harus intergrasi, artinya Bhinneka Tunggal 
Ika, berbeda=beda tetap satu. Negara yang homogen, satu ras, satu partai, satu 
agama, justru banyak masalahnya, karena ada orang yang selalu memaksakan 
kehendaknya. Biarkan seratus bunga mekar bersama. Nah, lagi=lagi tidak cinta 
Indonesia, koq pakai peribahasa Tiongkok? Biarkan kita mempunyai pendapat 
berbeda, pelajari mengapa berbeda, lalu lihat latar belakangnya, pendapat 
manusia berbeda karena pengalamannya berbeda. Hormatilah pendapat yang berbeda.
   Salam 
 Liang U




________________________________
 From: ardian_c <ardia...@yahoo.co.id>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, July 30, 2010 2:25:31 PM
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"

  
hmmm kayaknya qian shushen gak dibunuh ya ame tentara prc hehehehehehehehehe 
ape 
jgn2 itu yg nongol qian palsu ya ?

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ANDREAS MIHARDJA <mihar...@...> wrote:
>
> Ardian apa itu LPKB - apakah itu aliran Ong Tjonghay - Sindhunata cs
> Ini aliran saya 100% anti sejak thn 1960 dan dia didalam PMKRI saja tidak 
> dianggap serius. Dia dpt berkembang dgn bantuan Harry Tjan. Harry Tjan yg 
> membuka pintunya utk Ong TH karena sebagai ketua umum PMKRI pintu presiden 
> terbuka.
> Sewaktu mereka maju saya sudah lebih dari 2 tahun tinggal diluar negeri. Saya 
> keluar negeri sejak keributan diBogor dan Sukabumi 1963. Pekerjaan social yg 
> terachir adalah mengirim bantuan kepada penduduk chinese diSukabumi dgn 
>mengirim 
>
>  bbp truck keperluan sehari. Setelah itu berangkat keluar negeri. OT saya 
> berpendapat no future utk saya diIndonesia sebab sooner or later Chinese akan 
> dpt diganyang habis. 
> Banyak teman diEuropa pd pulang TongSan setelah selesai studie - untung saya 
> tidak pergi sebab semua keluar dgn susah payah dan dpt dibunuh tentara PRC.
> 
> Andreas
> 
> 
> 
> ________________________________
> From: ardian_c <ardia...@...>
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Thu, July 29, 2010 9:45:48 PM
> Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"
> 
> pengalaman pribadi kale ya, doeloe kalu taon 80an bilang dari Indonesia 
> sambutannya lebih positif, oh hebat ya itu indonesia, maju dsbnya.
> kalu  sekarang ? itu gimana ? aman ? kacau gak negaranya dsbnya 
> 
> nah loe ?
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Erik" <rsn_cc@> wrote:
> >
> > 
> > Yuly, patriotik nasionalis banget! He 2x.
> > 
> > Sebelum menuntut diri sendiri untuk bangga sebagai bangsa Indonesia,
> > mari kita sama-sama renungkan dulu yang satu ini "APA YANG PATUT
> > DIBANGGAKAN DARI BANGSA DAN NEGARA INI"?
> > 
> > Kalau untuk bangga sebagai Tionghoa (atau Sunda, atau Jawa, Atau Batak
> > dll, yang merupakan bagian integral bangsa Indonesia) saja sudah tidak
> > mampu, bagaimana bisa bangga dengan Indonesia?
> > 
> > Salam,
> > 
> > Erik
> > 
> >  ----------------------------------------------------------\
> > ----------
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee_me2" <ulysee_me2@>
> > wrote:
> > >
> > >
> > > Gue sih mau highlite yang paling bawah ajeee.....
> > >
> > > "Masalah yang lebih penting adalah berusaha, bagaimana agar bangga
> > sebagai bangsa Indonesia !"
> > >
> > > catet!
> >
> 
> 
> 
> 
> ------------------------------------
> 
> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
> 
> .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.
> 
> .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
> 
> .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
> 
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
> http://docs.yahoo.com/info/terms/
>

 



Kirim email ke