Gue sih mau highlite yang paling bawah ajeee..... "Masalah yang lebih penting adalah berusaha, bagaimana agar bangga sebagai bangsa Indonesia !"
catet! --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, indarto tan <ws.inda...@...> wrote: > > Pendek, tetapi mengena ! > Tahun 80 an (persisnya lupa). Mayjen Soenarso berbicara didepan sekelompok > etnis Tionghua yang jelas semua WNI. Kata beliau : (Isi pokoknya) Bagi kami > bangsa Indonesia, kalian keturunan Tionghua (lupa cara menyebutnya, mungkin > juga "Cina") adalah segumpal benda asing ditubuh bangsa Indonesia. Ada dua > cara menghilangkannya. Pertama, gumpalan itu dipotong lalu dibuang, seperti > yang dilakukan Vietnam. Kedua, gumpalan itu kami serap agar menjadi bagian > dari tubuh bangsa Indonesia. Kami mengambil cara kedua ! > Asimilasi atau integrasi, biarkan semua berjalan secara alami. Segala > pemaksaan pasti gagal, yang penting ciptakan lingkungan yang harmonis. Etnis > Tiongjua di Indonesia dengan mental integrasi banyak berbuat positiv terhadap > bangsa Indonesia, semisal Yap Tjwan Bing. > Ratusan tahun yang lalu, tanpa ada dorongan dari luar, leluhur saya dari > Tiongkok sudah nikah dengan perempuan Jawa, melahirkan keturunan seperti saya > ini ! Manusia bukan ayam, kalau berbaur lalu kawin ! > Identitas kebangsaan keturunan Tionghua di Indonesia berubah dari zaman > kezaman. Waktu Belanda berkuasa dan Tiongkok lemah, kaum keturunan lebih > berorientasi ke Belanda dengan meninggalkan tradisi ke Tionghuaannya, ganti > agama ganti nama dst. > Waktu PD II usai, terjadi kebangkitan bangsa Asia, keturunan Tionghua > terpecah menjadi dua : Orientasi ke Tiongkok dan orientasi ke Indonesia. > Indonesia sudah merdeka 64 tahun, prestasi apa yang sudah dihasilkan ? Apa > pun jawabnya, kaum INTI harus berbuat sesuatu agar tumbuh suatu KABANGGAAN > sebagai WNI ! > Sekarang Tiongkok telah bangkit menjadi kekuatan besar, tanpa sadar, pengaruh > BUDAYA TIONGHUA mendorong anak muda keturunan mencari identitas baru. Banyak > diantara mereka yang sudah tidak punya nama Tionghua kembali minta dibuatkan > nama Tionghua. Tetapi, apakah situasi ini akan kembali seperti tahun 50, 60 > an ? Generasi muda keturunan Tionghua akan menanggalkan identitas kebangsaan > Indonesia ! Jelas tidak ! Masalahnya, pahamkah mereka tentang Zhonghua Wenhua > dan Yin-ni Wenhua ? > Masalahnya tidak sekedar pilihan ASSIMILASI atau INTEGRASI ! Masalah yang > lebih penting adalah berusaha, bagaimana agar bangga sebagai bangsa Indonesia > ! > > > --- Pada Rab, 28/7/10, Ciao Lie <putra_ajil...@...> menulis: > > Dari: Ciao Lie <putra_ajil...@...> > Judul: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi" > Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Tanggal: Rabu, 28 Juli, 2010, 7:17 AM > > > > > > > >  > > > > > > > > > > Diskusi tentang asimilasi amat seru. Mesti diajukan pertanyaan kepada > si pencetus teori asimilasi: > 1. Mengapa saat itu dipakai istilah asimilasi? > 2. Mengapa (saat itu) tak dipakai istilah: >   - Adaptasi >   - Inculturasi >   - Pembauran >   - Harmonisasi >   - penyatuan, dll >  > Mohon sumbangan pikiran >  >  > see you > > >  >