On 9/18/05, Irwan Effendi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> The truth is elusive
> The facts:
> 
> Tadinya ada suatu kerjaan X yang hanya penuh kerepotan, sehingga tidak ada
> yang mau mengurus
> B menawarkan diri untuk mengurus, dengan dukungan dari S dan J
> A merasa malu karena tidak menawarkan diri untuk mengurus, maka A menawarkan
> untuk membantu mengumpulkan tagihan
> Jadilah B dan A bekerja sama selama beberapa tahun, dengan perjanjian hasil
> bagi 2
> belum lama ini, timbul ide
> pengelolaan X ini agak ribet kalau bayarnya masih sekali seumur-umur, jadi
> repot untuk tahu siapa yang masih pakai, siapa yang tidak, maka rencananya
> akan diaktifkan semua bayar tiap tahun
> Keluarlah kalkulator semua pihak, wah ternyata duitnya berasa oi
> T muncul sebagai "satria langit" dan mengatakan bahwa seharusnya A yang
> berhak atas semuanya, dengan memajangkan berbagai cerita yang sudah disetip
> dan ditulis ulang. Membaca ini, A yakin bahwa dirinya paling berhak dan A
> buru-buru mematenkan merek dagang serupa dengan nama X, lalu memutuskan
> kerjasama dengan B
> B ngamuk dan didikan kamp sendiri, serta rencana atur penagihan sendiri
> Ributlah A dan B gara-gara T
> Ribut berkepanjangan, bhumi pun gonjang-ganjing, akhirnya  T cari S untuk
> dukungan.
> Karena S adalah pimpinan D, maka S atas nama D, menawarkan diri sebagai
> penyelamat, namun penyelamat yang mendukung A
> T merasa hebat, A merasa menang, B merasa sedih
> akhirnya B mengalah, dengan syarat X diserahkan ke D, selanjutnya D mau
> serahkan X ke siapa, B tidak ikutan
> T tersenyum menyeringai, A bernafas lega
> namun tak diduga, didalam D ada P yang juga ingin X
> tak disangka, D memang sudah lama menunggu seseorang seperti T.
> Sekarang X sudah ditangan D, P sudah ngiler
> D masih kalem, jalan pelan-pelan, toh tidak ada dewa penyelamat yang
> lari-lari
> A mulai curiga, selidik sana-sini
> T pun mulai sadar terjebak
> A menyalahkan T, T sibuk menjilat S supaya D melepaskan X
> D tidak sanggup jalan sendiri, tidak mungkin minta B karena syarat
> penyerahan adalah, B tidak dibawa-bawa lagi
> A tidak mau bantu D karena takut P merajalela, padahal A punya semua yang
> dibutuhkan D untuk bisa mengerjakan X
> 
> Dari A vs B menjadi A vs? P
> 
> siapakah pemenangnya?
> siapapun pemenangnya, korbannya tetap para pelanggan X
> 
> 
> Di akhir kata, sebagai warga negara yang beradab, saya menghimbau semua
> mendoakan:
> 
> Semoga T diberkahi secara setimpal dengan semua perbuatannya.
> 
> salam,
> 
> Irwan Effendi
> 

mas irwan saya mau tanya secara "polos-polosan" nih..
pertanyaan orang awam..
kalau bener dijawab bener.. kalau salah direvisi ... kalau kurang
mohon diisi.. :D

A = APJII
B = BR
X = TLD-ID
T = TAP
D = DepKominfo (?)
S = ?
J = ?
P = ?


* akuwa.. akuwa... kacang... kacang.. kacang..... *
* kompor... kompor .. kompor... yang panas yang panas.. *
* tarahu tarahu tarahu.. masih anget...yg masih anget.. *

-- 
Bi[G]
http://www.7sphere.com
Y!:br4ind4m4ge
Gmail:[EMAIL PROTECTED]
http://blog.adypermadi.com
http://www.adypermadi.com
----------------------------------------

Kirim email ke