> ANDREAS MIHARDJA <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Memang kita diUS tidak menerima kabaran mengenai demonstrasi anti 
> konferensi tsb. Ini kan konferensi perdamaian dan bukan konferensi 
> peperangan. Rupanya berita2 tsb datang dari pihak yg tidak tahu 
> keadaan dan hanya ingin bikin sensasi diIndonesia - negara dimana 
> desas desus menjadi realitas. Rupanya tidak punya pikiran yg logic 
> lagi. Yg anti konferensi ini hanya Hamas dan Iran - sedangkan Syria 
> yg selalu membantu Hamas turut berpartsipasi dgn dep menteri luar 
> negerinya.
> Andreas
> 


Amerika sebelumnya sudah menyatakan tidak mau lagi menjadi perantara
perundingan antara Palestina dan Israel.  Akibat deadlock yang cukup
lama, justru rakyat Palestina itulah yang makin menderita termasuk
pengikut2 Hammas yang betul2 sangat parah karena dilanda perang antar
mereka sendiri akibat tidak adanya bahan makanan yang bisa lolos
blokade Israel.

Baik Israel maupun Amerika sama merasa situasi deadlock ini sangat
menguntungkan karena semua jalur supplai berhasil diblokade setelah
didudukinya Afghanistant dan Irak.  Itulah sebabnya, pihak Palestina
me-ratap2 kepada Condolesa Rice agar Amerika mau kembali membantunya
menjadi penengah.  Abbas bolak balik ke Amerika maupun Eropah untuk
mencari dukungan yang bisa menggerakkan kembali Amerika untuk menjadi
penengah.  Abbas juga minta bantuan negara2 Arab untuk membujuk
Amerika, dan akhirnya Amerika bersedia kembali membuka perundingan di
Anapolis ini.

Jadi perundingan Anapolis ini sama sekali tidak menguntungkan Amerika
maupun Israel.  Yang paling menguntungkan itu justru terjadinya
deadlock dan stagnasi sehingga ekonomi Palestina makin hancur, banya
rakyatnya yang mati sakit kena infeksi.  Iran yang terus memprovokasi
pun ternyata tidak pernah memberi bantuan kepada rakyat Palestina yang
sudah setengah mati menahan laparnya ini.  Kenapa rakyat Palestina
harus tunduk kepada maunya Iran agar jangan berdamai???  Kenapa Iran
cuma bisanya membujuki Palestina untuk memerangi Israel dan Amerika
sementara Iran sendiri tidak membantunya bahkan tidak memusuhi
Amerika.  Bukankah Iran dengan mudahnya memerangi Amerika hanya dengan
menyebrangi perbatasan saja ???  Begitulah, Arab Palestina disuruh
berperang sedangkan orang2 Iran enak2an mengantongi uang penjualan
minyaknya kepada Amerika untuk kebutuhan perangnya.

Untuk Palestina, posisinya sudah kartu mati, mau terus perangpun tidak
ada harapannya selain supplainya tidak ada, juga jalurnya sudah
tertutup.  Dengan posisi seperti ini kalo mau maju ke meja perundingan
tidak punya tawaran apapun selain cuma tunduk manggut2 saja.  Bagi
Israel dan Amerika, tentu saja kondisi seperti ini harus dimanfaatkan,
Palestina harus menebus dosa2nya, tentunya bukan dengan uang karena
mereka mana mungkin punya penghasilan.  Satu2nya jalan menebus dosa2
lama adalah disuruh memerangi terorist di Iran maupun di Irak.

Jadi perundingan di Anapolis bisa jadi merupakan design untuk
mengawasi gerak dan tindak tanduk Palestina untuk mematuhi memerangi
Islam2 dari aliran yang bersebrangan.  Rakyat Palestina memang sudah
capek berperang dan tidak percaya lagi kepada perang.  Namun perang
yang nantinya akan digelar dipastikan untuk menikmati kemenangan bukan
lagi perang untuk terus menerus kalah seperti dalam menghadapi Israel.
 Pilihan lain memang sudah tidak ada selain mati konyol atau mati
perang.  Bagi Israel dan Amerika, biaya perang itu sangat mahal, oleh
karena itu mereka tidak mau tentaranya berperang lebih baik cari
pasukan yang lebih murah biayanya dan hanya orang2 Palestina inilah
yang masih hobby berperang sehingga perlu dipelihara staminanya untuk
perang2 melawan musuh lainnya yang berbeda dari musuh dimasa lalu.

Iran juga mungkin sudah memahami rumus seperti ini, itulah sebabnya
dia ber-teriak2 agar Palestina maupun negara Arab jangan mau hadir
dalam konferensi di Anapolis ini.  Tentu tak mungkin ada negara2 Arab
yang mau mendukung Iran selain akidah Islamnya juga bermusuhan juga
kepentingannya sama sekali berbeda.

Setelah Palestina dikucilkan sekian lama dari dunia Internasional
akibat ulahnya Hammas, mana mungkin bisa mengharapkan hal2 yang manis
lagi dimasa yang akan datangnya ????  Bicara masalah security Israel
maupun Amerika boleh dikatakan makin mantap stabilitasnya, namun
stabilitas ini harus dipelihara dan dikembangkan sejauh mungkin dari
hal2 yang bisa berubah.  Hal itulah yang akan menakutkan negara2 yang
dulunya pernah mensupplai Palestina ini.  Kalo sampai Palestina ini
nantinya disupplai bekas lawannya, maka bekas kawannyalah yang akan
jadi korban2 baru dimasa depannya.

Inilah strategi perang yang dinamakan "Ular menggigit buntutnya
sendiri".  Iran gantian akan dibikin repot oleh ulah terorist
Palestina dimasa datang.  Iran akan di-obrak abrik dari dalam. 
Seharusnya semua negara belajar dari kasus ini, artinya kalo negara
kita lemah, janganlah cari gara2 kepada negara lain yang jauh lebih
kuat meskipun kelihatannya negara yang lebih kuat itu takut berperang.

Kerjaan lembur bagi Abbas, mau memberi nafkah rakyatnya nanti tetap
harus berperang karena perjanjian damainya cuma dengan Israel bukan
damai dengan negara lainnya.

Ny. Muslim binti Muskitawati.









> Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>           > adi setiawan wawan <wh4_wh4n@> wrote:
> > Aksi unjuk rasa menentang Konferensi Annapolis bukan hanya terjadi 
> > Ghaza, tapi juga di AS. Puluhan aktivis pro-Palestina 
> > berdemonstrasi di sejumlah kota di AS, termasuk di Annapolis 
> > memprotes konferensi tersebut. Para pengunjuk rasa di Annapolis, 
> > Boston, Los Angeles dan Charlotte, Carolina Utara mengecam para 
> > pemimpin dunia yang berkumpul di balik ruang tertutup, mereka 
> > mendesak agar para pemimpin dunia di konferensi itu lebih 
> > memperhatikan hak-hak dasar bangsa Palestina.
> 
> Anda bohong besar, tidak pernah ada demo dari kelompok Yahudi
> diseluruh Amerika. Apalagi demo itu menentang Israel, jelas dan pasti
> tidak mungkin karena saya sendiri adalah warganegara Amerika. Bahkan
> sebagai umat Islam saya mendukung negara Israel bukan negara Palestina
> karena sudah menjadi pengetahuan umum diseluruh dunia, mereka yang
> mengklaim sebagai orang Palestina bukanlah bangsa Palestina yang
> sesungguhnya, mereka adalah orang2 Arab yang dulu pernah tinggal di
> tanah Palestina.
> 
> Arab Palestina bukan orang Palestina, sama halnya dengan orang Cina
> Indonesia bukanlah orang Indonesia. Atas dasar inilah tidak mungkin
> ada orang Yahudi yang justru merupakan penduduk aseli tanah Palestina
> bisa mendemo mendukung penjajahan Arab Palestina atas tanah airnya
> sendiri.
> 
> Perlu anda ketahui, diseluruh Amerika, Arab Palestina merupakan
> kelompok terorist yang harus ditumpas bukan didukung untuk menjajah
> tanah Palestina dengan memusnahkan orang2 Yahudinya.
> 
> Ny. Muslim binti Muskitawati.
>


Kirim email ke