Sering padamnya listrik PLN ini bukan kesalahan PLN semata. Tapi karena 
kebijakan energi yang keliru dari kementrian ESDM.

Purnomo menjabat sebagai menteri ESDM sejak era Megawati hingga SBY. Pada 
zamannya berkali2 harga BBM naik. Produksi minyak menurun, sementara cost 
recovery yang dibayar untuk kontraktor asing justru terus meningkat.

Indonesia juga tidak punya kedaulatan atas energinya. Sehingga perusahaan asing 
bisa memaksa PLN dan perusahaan lain untuk membeli energi (yang sebetulnya 
milik bangsa Indonesia) dengan harga internasional. Jika tidak maka energi 
tersebut mereka ekspor ke luar negeri sehingga terjadi kelangkaan energi di 
tanah air.

Premium langka di berbagai SPBU. Gas juga langka serta sekarang naik harganya. 
PLN sering padam karena PLN dipaksa membayar minyak dan gas dengan harga pasar 
yang terus meroket. Sementara anggarannya terbatas.

Karena bukan cuma krisis listrik, tapi juga krisis BBM, gas, dsb, maka sudah 
selayaknya Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro diganti. Ketua MPR, Hidayat Nur 
Wahid sudah menyarankan itu. Demikian pula Amien Rais yang menudingnya sebagai 
Mafia Minyak (Detik.com) dan menyarankan agar Purnomo segera diganti.

Jika tidak diganti dan krisis BBM, gas, dan listrik terus berlanjut (ini sudah 
lama terjadi), maka bukan hanya perusahaan asing yang hengkang, perusahaan 
dalam negeri pun akan bangkrut karena mereka bisa kehilangan order dan dapat 
penalti karena tidak dapat memenuhi pesanan tepat waktu. Pengangguran akan 
merajalela. Inikah yang Indonesia inginkan?

===

Syiar Islam. Ayo belajar Islam melalui SMS



Untuk berlangganan ketik: REG SI ke 3252



Untuk berhenti ketik: UNREG SI kirim ke 3252. Sementara hanya dari Telkomsel 

Informasi selengkapnya ada di http://www.media-islam.or.id atau 
http://syiarislam.wordpress.com

--- On Mon, 7/7/08, IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: IrwanK <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [ekonomi-nasional] Terkait Listrik Nasional --> Pebisnis Lain Juga 
Ancam Hengkang
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Monday, July 7, 2008, 11:49 PM










    
            http://www.kompas. com/read/ xml/2008/ 07/08/09431178/ pebisnis. 
lain.juga. ancam.hengkang



JAKARTA, SELASA - Bak bola liar. Agaknya ungkapan itu tepat untuk

menggambarkan ancaman para pengusaha Jepang yang tergabung dalam

Jakarta Japan Club atau JJC. Gertakan JJC yang berniat hengkang akibat

krisis listrik di negeri ini menggelinding dan mengular ke banyak pihak.



Menteri Perindustrian Fahmi Idris berharap supaya PLN segera membenahi

pasokan listrik ke industri agar para pengusaha Jepang ini tidak jadi

melaksanakan ancaman mereka hengkang dari Indonesia. "Soalnya,

sebanyak 48 perusahaan juga mengancam akan pindah jika tidak ada

kepastian listrik," ungkap Fahmi, Senin (7/7).



Fahmi pantas berang. Pasalnya, jika pengusaha melaksanakan ancamannya,

kondisi ekonomi secara keseluruhan juga terancam dan bisa berdampak

pada urusan sosial yang sangat serius. Tingkat pengangguran akibat

pemutusan hubungan kerja pasti akan meningkat.



Budi Susanto Sadiman, Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin dan

Plastik (Inaplas), membenarkan banyak pengusaha yang makin tak kerasan

berbisnis gara-gara krisis listrik berkepanjangan. Sebagai catatan,

sebagian besar anggota Inaplas adalah pengusaha Jepang. "Kami meminta

pemerintah segera bertindak," kata Budi.



Lukman Widianto, General Manager PT Panasonic Lighting Indonesia,

produsen lampu asal Jepang, mengaku rugi Rp 1 miliar setiap delapan

jam pemadaman listrik PLN. "Padahal, dalam sebulan ada empat kali

pemadaman dengan rentang waktu tiap kali pemadaman delapan jam

sehingga sebulan bisa rugi Rp 4 miliar," kata Lukman.



Jika pasokan listrik terus tak aman, kata Lukman, Panasonic Lighting

mengancam akan ke China. "Ini memang belum keputusan final," katanya.

Jika krisis listrik terus berkepanjangan, apa boleh buat Panasonic

siap pindah ke China.



Pemadaman sebentar



Sebagai catatan, perusahaan ini memproduksi 25 juta unit lampu hemat

energi per tahun. Sekitar 80 persen produksinya untuk ekspor dengan

harga jual 2 dollar AS per unit. Buruh di perusahaan ini mencapai

3.000 orang.



Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro

meminta agar para pelaku usaha tidak panik. "Jangan panik seolah kita

ada pemadaman seterusnya. Sebenarnya yang terjadi itu kan karena

suplai gas terganggu akibat ada perbaikan," kata Purnomo.



Wakil Direktur Utama PLN Rudiantara tak habis pikir dengan rencana

langkah pengusaha Jepang itu. "Jika pengusaha Jepang mau hengkang,

alasannya apa karena listrik di Indonesia itu lebih murah dibandingkan

dengan negara lain?" katanya.



Berita KONTAN sebelumnya menyebut pengusaha Jepang yang tergabung

dalam JJC berkirim surat ke PLN, Departemen ESDM, dan Kamar Dagang dan

Industri pada 3 Juli 2008. Isinya adalah 400 perusahaan di JJC siap

hengkang dari Indonesia jika kondisi pasokan listrik tetap tak aman.



Sejauh ini JCC masih merahasiakan soal rencana dan surat mereka

tersebut. Sekretaris Jenderal JCC Amaya Hiroyuki enggan berkomentar

soal ini. (Danto, Abdul Wahid Fauzie, Gentur Putro Jati)



[Non-text portions of this message have been removed]




      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke