========================= Pertanyaan pertama, sepakat kah Anda bahwa pada masa itu PKI ada? Saya belum lahir saat itu, jadi saya tidak dapat membayangkan dan merasakan kehadiran PKI
Tapi dalam artikel tersebut dijelaskan - PKI adalah partai komunis terbesar nomer 3 di dunia saat itu - PKI sendiri mengklaim bahwa mereka memiliki 17 juta pengikut ====================== + PKI --waktu itu bernama PKH -- ada S E B E L U M Indonesia ada, S E B E L U M sumpah pemuda, dan YANG PERTAMA yang melakukan perlawanan politik, sosial dan senjata DALAM BINGKAI NASIONAL, bukan bingkai ras, agama, ataupun kedaerahan. + PKI adalah kekuatan real YANG MEMENANGKAN PEMILU YANG SAH. ========================= Jika memang HMS dituduh membantai 500,000 jiwa berdasarkan artikel itu, ========================= + Suharto BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP GENOSIDA, karena SAAT DAN SELAMA PEMBANTAIAN BERLANGSUNG DIA ADALAH PANGLIMA YANG PUNYA KENDALI PENUH TERHADAP MILTER, KHUSUSNYA ANGKATAN DARAT. ======================== kenapa PBB tidak pernah memberikan stempel penjahat perang pada HMS?? Apakah artinya dugaan artikel tersebut kurang kuat untuk sampai pada kesimpulan HMS adalah penjahat perang?? ======================== Mengapa tidak ditetapkan sebagai penjahat perang? KARENA MEREKA --> MERAYAKAN <--- PEMBUNUHAN MASAL TERHADAP ORANG INDONESIA ITU. "Celebrating Genocide" http://www.angelfire.com/or/sociologyshop/celgeno.html -------- In 1965, the US supported and facilitated genocide in Indonesia. Under the US-supported military dictatorship, half a million to a million communist-sympathizing peasants were killed in Indonesia. Their lives are considered so worthless that a more accurate number of those killed is nearly impossible. ------- translate: Tahun 1965, AS mendukung dan memfasilitasi pembunuhan masal di Indonesia. Dibawah diktatorship militer yang didukung AS, setengah sampai sejuta petani simpatisan komunis dibunuh di Indonesia. Nyawa mereka DIANGGAP BEGITU TIDAK BERHARGANYA sehingga angka yang akurat untuk jumlah yang terbunuh hampir tidak mungkin diketahui. ------ "Celebration" http://web.archive.org/web/20071103123226/www.zmag.org/chomsky/year/year-c05-s05.html ------ The public Western reaction was one of relief and pride. Deputy Undersecretary of State Alexis Johnson celebrated "The reversal of the Communist tide in the great country of Indonesia" as "an event that will probably rank along with the Vietnamese war as perhaps the most historic turning point of Asia in this decade" (October 1966). Appearing before a Senate Committee, Secretary of Defense Robert McNamara was asked whether US military aid during the pre-coup period had "paid dividends." He agreed that it had, and was therefore justified -- the major dividend being a huge pile of corpses. In a private communication to President Johnson in March 1967, McNamara went further, saying that US military assistance to the Indonesian army had "encouraged it to move against the PKI when the opportunity was presented." Particularly valuable, he said, was the program bringing Indonesian military personnel to the United States for training at universities, where they learned the lessons they put to use so well. These were "very significant factors in determining the favorable orientation of the new Indonesian political elite" (the army), McNamara argued. A congressional report also held that training and continued communication with military officers paid "enormous dividends." The same reasoning has long been standard with regard to Latin America, with similar results.9 ------ Reaksi publik barat (terhadap pembantaian tersebut) adalah LEGA dan BANGGA. Deputi sekretariat negara Alexis Johnson merayakannya dengan berkata "pembalikan kesetimbangan komunis di negara besar Indonesia adalah sebuah peristiwa yang setara dengan perang vietnam dan bahkan yang paling bersejarah dari perubahan di Asia dekade ini (Oktober 66). Tampil dihadapan komite senat, Menhan Robert McNamara ditanya "apakah bantuan militer Amerika selama periode PRA-KUDETA (suharto) telah menghasilkan BAGIAN KEUNTUNGAN." Dia setuju atas pendapat itu dan dengan demikian membenarkan -- BAGIAN KEUNTUNGAN TERBESAR ADALAH TUMPUKAN BESAR MAYAT. (MAYAT ORANG INDONESIA!) Dalam komunikasi dengan Presiden Johnson di bulan Maret 1967, McNamara lebih jauh lagi mengatakan bahwa dukungan militer amerika pada angkatan darat Indonesia telah "mendukungnya untuk bergerak melawan PKI ketika kesempatan ada. Yang bernilai khusus, katanya, adalah bahwa program yang membawa PERSONAL MILITER INDONESIA ke Amerika untuk bersekolah di universitas, dimana mereka MENDAPAT PELAJARAN YANG akhirnya MEREKA TERAPKAN DENGAN BAIK. Ini adalah faktor-faktor yang signifikan dalam menentukan orientasi elit politik Indonesia (Angkatan Darat) yang menguntungkan. McNamara mengatakan bahwa laporan kongres juga berpendapat bahwa pelatihan dan kelanjutan komunikasi dengan perwira militer telah menghasilkan "BAGIAN KEUNTUNGAN YANG LUAR BIASA BESAR". Cara berpikir yang sama TELAH LAMA menjadi standar dalam memandang Amerika latin, dengan hasil yang sama.. ======== In mid-1966, well after the results were known, U.S. News & World Report headlined a long and enthusiastic story "Indonesia: `HOPE...WHERE ONCE THERE WAS NONE.'" "Indonesians these days can talk and argue freely, no longer fearful of being denounced and imprisoned," the journal reported, describing an emerging totalitarian terror state with hundreds of thousands in prison and the blood still flowing. In a cover story, Time magazine celebrated "The West's best news for years in Asia" under the heading "Vengeance with a Smile," devoting 5 pages of text and 6 more of pictures to the "boiling bloodbath that almost unnoticed took 400,000 lives." The new army regime is "scrupulously constitutional," Time happily announced, "based on law not on mere power," in the words of its "quietly determined" leader Suharto with his "almost innocent face." The elimination of the 3 million-member PKI by its "only possible rival," the army, and the removal from power of the "genuine folk hero" Sukarno, may virtually be considered a triumph of democracy.14 ======== DI Pertengahan 1966, setelah hasil sudah cukup diketahui, "U.S News & World Report" memasang tajuk pada sebuah artikel yang panjang dan ANTUSIAS. "INDONESIA: HARAPAN, SETELAH SEBELUMNYA TIADA SAMA SEKALI". "Orang Indonesia kini bisa bicara dan berargumen dengan bebas, tak lagi takut dipenjara, kata jurnal itu, menggabarkan (seolah-olah Indonesia sebelumnya adalah) sebuah negara dengan ratusan ribu dipenjara dengan darah yang membanjir. Sebagai cover, majalan TIME merayakan "BERITA BAIK DARI ASIA, BAGI BARAT, SETELAH BERTAHUN-TAHUN," dan dibawah tajuk itu menulis "PEMBALASAN DENDAM DENGAN SENYUMAN", dan menyediakan lima halaman teks dan 6 halaman gambar-gambar atas "BANJIR DARAH YANG MENDIDIH yang TANPA DISADARI TELAH MEMAKAN 400,000 JIWA". "Rejim militer baru ini "dengan sangat disadari sungguh konstitusional" diumumkan oleh majalah Time dengan bahagia, "berdasarkan hukum dan tidak sekedar kekuasaan" dari pemimipin yang tangguh SUHARTO dengan wajahnya yang "hampir tak bersalah". Pemusnahan 3 juta anggota PKI oleh satu-satunya lawan, angkatan darat, dan penggulingan "pahlawan rakyat yang sesungguhnya" Sukarno, dapat dianggap sebagai kemenangan demokrasi. ---- Sosiolog dan sejarahwan mengatakan bahwa pemunuhan masal di Indonesia adalah satu-satunya yang tidak pernah diungkit-ungkit oleh Barat karena hal itu dianggap MENGUNTUNGKAN. Dan laporan-laporan koran tahun 66 di barat itu sudah cukup untuk menjelaskan MENGAPA pembantaian masal di Indonesia tidak pernah di Ungkit. Dan karena tidak pernah diungkit, maka Suharto tidak pernah ditetapkan sebagai penjahat kemanusiaan--- walaupun hal yang sama sudah dilakukan terhadap POL POT (karena Pol Pot adalah komunis.) Tapi ketika yang MENJADI KORBAN adalah komunis, TIDAK PERNAH DIANGGAP KEJAHATAN. Hal ini berlaku juga bagi korban pembantaian Nazi di Rusia (Eastern front.) Tokoh-tokoh Nazi yang ditetapkan sebagai penjahat perang HANYA mereka yang melakukan pembantaian di barat (Western front), sedangkan yang melakukan pembantaian di RUSIA (Eastern front) TIDAK PERNAH DITETAPKAN SEBAGAI PENJAHAT PERANG HANYA KARENA KORBANNYA KOMUNIS. ________________________________ From: Kicky <mr.bela...@gmail.com> To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Monday, January 25, 2010 10:30:40 Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Buat Kicky..Gus Dur Pahlawan Nasional, Suharto Penjahat Nasional! Pak Verdi, Saya tidak pandai berbahasa Inggris, jadi maaf kalau saya salah. Pertanyaan pertama, sepakat kah Anda bahwa pada masa itu PKI ada? Saya belum lahir saat itu, jadi saya tidak dapat membayangkan dan merasakan kehadiran PKI Tapi dalam artikel tersebut dijelaskan - PKI adalah partai komunis terbesar nomer 3 di dunia saat itu - PKI sendiri mengklaim bahwa mereka memiliki 17 juta pengikut Jika memang HMS dituduh membantai 500,000 jiwa berdasarkan artikel itu, kenapa PBB tidak pernah memberikan stempel penjahat perang pada HMS?? Apakah artinya dugaan artikel tersebut kurang kuat untuk sampai pada kesimpulan HMS adalah penjahat perang?? Bukan fans HMS, Kicky