Rekan-Rekan FPK,

Terima kasih telah dinobatkan sebagai specialist :)

Mungkin Rekan Bodo (saudaranya Bodo Ilgner?) sudah terlalu lama di
Jerman jadi sudah lupa arti kata MAJU MUNDUR (saya kira nanti cukup
belajar dari salah satu anggota FPK saja, tidak perlu harus tanya
pada yang spesialis).

Saya menggunakan istilah MAJU MUNDUR bukan MAJU saja atau MUNDUR
saja. Saya mengakui kalau sebagian kalangan di Jerman mendukung
penutupan PLTN, tapi juga ada sebagian kalangan di Jerman (termasuk
Angela Merkel) yang mulai mempertanyakan program phase-out PLTN
(kalau saya katakan sikap MUNDUR, setuju tidak? Tanya dulu ke orang
lain dulu, jangan langsung dijawab).

Berikut kutipan-kutipannya:
Chancellor Angela Merkel vowed Wednesday to uphold a government
pledge to phase out nuclear power in Germany but said action was
needed to secure the country's energy supply.
Speaking in the midst of a Russian-Belarus row that has disrupted
Russian oil deliveries to Germany, Merkel said: "I will remain loyal
to the government's programme, but I will say that those who want us
to get out of nuclear power have to consider the consequences.

Merkel said she would like to see "constructive proposals" from
those who support a move by Germany to abandon nuclear energy.

The debate about the wisdom of a nuclear phase-out in Germany by
2020 has been reignited by the current dispute between Russia and
Belarus.

Moscow suddenly suspended oil deliveries westwards through the
Druzhba pipeline, which crosses Belarus to the Czech Republic,
Hungary, Germany, Poland and Slovakia.

The dispute has hit Europe's supply of gas and oil from Russia and
re-fuelled debate about the independence of Germany's energy supply
in the future.

Late Tuesday, German Economy Minister Michael Glos called for
an "urgent and necessary" re-think of the country's pledge to
abandon nuclear power in view of the dispute between Russia and
Belarus.

"Nuclear energy belongs to a balanced mix of different energy
sources," Glos told the late evening "Tagesthemen" news programme on
ARD public television.

"We don't want any one-sided dependencies," the minister said
shortly before the European Commission in Brussels was to unveil a
plan to strengthen EU unity on energy policy and to diversify
sources of supply.

It was Merkel herself who relaunched the debate on Monday evening
when she said: "You have, naturally, to think about the consequences
for the pull-out of nuclear power."

Merkel said the dispute between Belarus and Russia destroyed
confidence in Russia as an energy supplier.

Germany currently has 17 nuclear power stations in operation, but
the previous government under Gerhard Schroeder, a coalition of the
Social Democrat SPD and environmentalist Green parties, decided to
shut them down by 2020.

Berita lengkapnya bisa dilihat di:
http://www.spacewar.com/2006/070110141323.53bmth96.html

Moga-moga Rekan Bodo (mungkin sekarang ada di Jerman?) bisa
menjelaskan berapa besar ketergantungan Jerman terhadap gas Rusia?
Apakah Rekan Bodo bisa menjamin bahwa di kemudian hari Rusia
tidak "bertingkah" lagi? Saya berusaha tanya dengan yang bisa bahasa
Jerman dulu saja deh walaupun katanya saya ini sudah bertaraf
SPESIALIS. Mungkin sekalian bisa diterangkan hal-hal di atas kira-
kira ada hubungan dengan KETAHANAN ENERGI?

Btw, saya masih menghargai Rekan Bodo yang masih bisa menunjukkan
logika berpikir yang baik. Untuk Rekan Djoko, sebaiknya meningkatkan
logika berpikirnya dulu (belajar bahasa Jerman dulu kali ye). Jangan
cuman bisa jadi penggembira :)

Alasan utama saya mendukung PLTN tetap pada KETAHANAN ENERGI dan
GLOBAL WARMING. Bila Anda mengatakan bahwa alasan ini "sudah
berhasil dipatahkan", tunjukkan dengan cara berpikir yang jelas,
jangan cuma asal nyeletuk (penggembira).

Satu hal lagi yang saya nilai menjadi kekurangan para pendukung Aksi
Tolak PLTN: Informasinya kurang uptodate. Jadi informasi AS sudah
berniat membangun 46 PLTN baru, menjadi tidak diketahui. Seperti
Rekan-Rekan FPK lihat sendiri, mereka-mereka yang sempat
mengeluarkan pernyataan tidak uptodate tadi, akhirnya menghilang
dari ajang diskusi PLTN. Mungkin sudah mengikuti jejak Patrick Moore
(salah satu pendiri Green Peace).

Rekan-Rekan FPK membutuhkan jawaban Anda, Herr Bodo. Mari kita adu
NALAR bukan cuma bisa adu emosi apalagi asal nyeletuk.

Best Regards,
Rudyanto






--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, "bodo_kerlchen"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Rekan-rekan FPK,
> Nih .. pernyataan seorang specialist: QUOTE-Negara Jerman saja
> akhirnya maju mundur untuk menutup PLTN-nya karena punya target
> untuk mengurangi tingkat emisi GRK-nya (tidak bisa tercapai kalau
> PLTN ditutup). Mengenai Vatenfall, coba lihat dulu kutipan berikut:
> "In the interest of protecting the climate, it is desirable that
> politicians return to more realism. At the same time, energy
> companies -- Vattenfall first and foremost -- have to commit
> themselves to the greatest possible transparency and safety in
order
> to dispel doubts about the technology. Otherwise, incidents like
> those in Krümmel and Brunsbüttel threaten to become a much bigger
> problem -- for the cause of climate protection."-UNQUOTE.
> Sekarang jelas suara NYARING nya dari mana .. mas'e .. kutipan itu
> jangan cuma dilihat doangan, tapi dibaca dengan cermat agar bisa
> PAHAM. Saya sudah buka dan baca semua archieve nya (sehubungan
> dengan Vattenfall) mulai tanggal 10 Juli 2007 s/d hari ini (in
> english and in german), ngga ada yang isinya Jerman maju mundur,
> apalagi bila anda paham mentalitas dan kultur jerman, anda akan
> mengerti apa artinya "oposisi dalam demokrasi". Lagi pula buat
orang
> yang paham, Climate protection bukan cuma GRK doangan!! Bahwa
> politiker harus kembali ke realitas, yah emang kudu nya begitu!!
> "Conservative voice Die Welt, in an impressive logical backflip,
> actually uses the mishaps at Krümmel and Brunsbüttel to support
the
> paper's position that Germany should continue to use nuclear
> energy." Hanya kalimat ini (justru anda tidak quoted) yang
> mengindikasikan adanya suara oposisi, tapi untuk paham itu anda
> musti tau siapa SPD dan siapa CDU, terlebih kultur demokrasi di
> jerman. Usul, baca Spiegel jangan kaya baca pos kota, selain
> bahasanya beda, dalam banyak hal background & logikanya juga beda,
> terlebih untuk dijeplakin ke forum umum seperti ini, nanya dulu
ame
> nyang tau.
> Salam,
> Bodo

Kirim email ke