Maaf pak Haniwar, lagi2 disini bpk salah kaprah. Kita membicarakan iklan & 
image. Bpk hrs membedakan konsep penjualan di lapangan dng konsep komunikasi 
visual. Sebab itu, protes Media Watch sangat tepat utk penyadaran publik, 
terlebih penyadaran branding. Tujuan iklan adalah meneruskan konsep komunikasi 
brand, artinya disitu terdpt citra brand yg juga mewakili citra publik, lbh 
kepada public relation, bukan sekedar jualan. Apa yg dikomunikasikan branding 
secara visual turut mempengaruhi pola budaya. Media watch menyadari fungsi2 
komunikasi visual ini & ambil sikap proaktif, mungkin sebagian org tidak. 
   
  Spt yg sudah sy sebut sebelumnya, format creative produk pemutih tsb akan 
bergeser, cepat atau lambat. Contohnya produk shampoo. Di Indonesia, (sebagian) 
iklan produk shampoo msh (terjebak pd pola rambut lurus hitam) & memvisualkan 
grafis akar rambut. Di Amerika format creative ini dulu pernah dipakai, 
sekarang sudah berlalu. Prinsip yg sama juga akan berlaku dlm dunia iklan di 
Indonesia. Isu creative ini sdh mulai disadari beberapa tim2 creative 
periklanan. Jadi semua itu akan bergeser pak.        
   
  Kalo soal iklan yg menunjukkan produk murah dari suatu brand, salah satu 
cthnya bpk bisa perhatikan Coca-Cola kemarin2. Mrk juga sgt terkenal & pny byk 
saingan. Mrk menjaga brand awareness mrk dng tetap sensitif pd wilayah sosial. 
XL sbg brand besar dng produk murahnya nggak beda dng Coca-Cola dng produk 
murahnya. Iklan sbg alat komunikasi memang idealnya hrs berada di jalur 
penyampaian pesan yg kondusif pak Haniwar.
   
  Protes Media Watch sangat tepat guna, bukan hny pendidikan bagi wacana 
publik, tapi juga bagi praktisi creative periklanan agar mengembalikan iklan 
dlm tatanan fungsinya. Supaya melek lagi bhw periklanan di Indonesia jng 
ketinggalan dari format creative periklanan luar yg reformatif & asosiatif 
sosial.     

  Salam,
  Ade T. Badui (bukan 'mas', tapi 'mbak'.. tapi kalo mau dipanggil 'mas' jg gak 
masalah hehe)
  
Haniwar Syarif <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Iklan sbg brand awareness... ah memang cuma ada satu jenis iklan ???

memang ada mas salesmen Xl yg lakukan product selling ?? , ya paling ada 
kios kios , yg jual pulsa..yg bukan orang Xl.

jadi ya iklan itu memang mau bilang XL lg jadi yg paling murah... jadi kira 
kira persis spt Care4 yg tiap jum at pasang lg punya harga murah... bukan 
bicara orang spy aware ada merk XL...

pokoknya semua operator sih lagi bersaing main harga murah bukan product 
branding atau brand awareness sgl macam.. .. nggak main citra lah.. tapi yg 
murah itu pulsanya bukan perempuannya lageee...

Yakin deh perempuannya nggak terkesan murahan.. malah terkesan mahal lagi 
....di bayar jadi model iklan...kesanku pasti ini gadis dapat duit 
banyaaakk..., dan kesanku ( ini hsl pencitraan) orang cantik ini ikut 
mendorong penjualan XL yg sekarang memang tambah laku.. lha aku aja 
sekeluarga lalu beli XL .. aasik deh omong 6 menit cuma, 1200 + 240 alias 
1440 rp. apalagi anakku lg di Sulawesi yg disana berlaku Rp.1 per detik 
dari detik pertama. , 6 menit malah cuma Rp.360.... mana ada gsm semurah 
itu...,

Jadi yg masuk kekepalaku..lihat iklan itu... Rp.1 per detik murah.. ya 
pulsanya lho... , nggak perlu ada salesman lg, langsung aku ke kios 
pulsa.beli perdana XL .....kalau mau beli perempuannya mah... wuh tidak 
terbayar..dan memang bukan citra itu yg tertangkap di kepalaku..

Apalagi kalau aku bayangkan perempuan.. yg kebayang kan kakakku yg 
Prof.Dr...lalu ibuku yang biar kini 93 thn tapi tetap cerdas...

Cuma kalo ada yang mau bikin iklan lebih bagus.. ya silahkan..

Yang pasti.. aku sih nggak suka lihat perempuan yg memutihkan kulis hitam 
manisnya...jadi ajaib bukan jadi cantik..

yang ini pasti betul betul pencitraan bhw kulit putih lebih bagus dr kulit 
sawo matang..( menghina bangsaku yg mayoritas kulit sawo matang) . sedang 
yang Xl nggak ada deh mencetirakan perempuan itu murahan...

Eh aku suka salah ketik.. aku belum Haji ,, jadi jangan panggil aku H 
Naiwar .. tapi Haniwar aja...smile...

Haniwar

Kirim email ke