Jangan samakan F-35 dengan F-22 Raptor,F-35 memang punya kemampuan stealth,tapi sifatnya hanya semi stealth,belum masuk kategori stealth.Salah dua dari beberapa sebab F-35 belum bisa dikategorikan sebagai pesawat full stealth adalah yg seperti asya baca dan tonton dari beberapa sumber berikut ini (diantaranya adalah Jane's Air Defense dan acara Future Weapons Discovery Channel)
1.F-35 dirancang sebagai pesawat V/STOL (vertical/short take off and landing,mendarat dan tinggal landas landasan pendek/vertikal),untuk menunjang karakter VSTOL dibutuhkan sistem sembur jet (jet nozzle) dan pemasukan udara (air intake) khusus yang relatif lebih besar dari sistem pesawat stealth konvensional,lumayan berisik dan memancarkan tanda-tanda infra merah (infra red signature) yang cukup besar.Sehingga meskipun sulit dideteksi dengan perangkat berbasis gelombang elegtromagenetik seperti radar,tapi tetap bisa dideteksi dengan perangkat pelacak tanda-tanda inframerah. 2.masih berkaitan dengan poin 1,dengan adanya sistem nozzle dan air intake khusus dalam bodi pesawat yang dirancang compact,tidak ada ruang penyimpanan senjata internal (internal weapon bay),sehingga senjata F-35 harus dibawa di luar bodi pesawat seperti dibawah sayap atau dibawah badan (fuselage).Masalahnya,hanya sedikit senjata pesaawt tempur semisal bom dan rudal yang dirancang bersifat stealth pula.Jadi tentu sifat siluman/stealth akan berkurang bahkan mubazir jika bodi pesawat sudah bersifat stealth dan sulit dideteksi radar tapi senjata yg dibawa tetap mudah dideteksi oleh radar. Dalam desain awalnya F-35 dirancang lebih sebagai pesawat tempur support serbaguna atau pesawat tempur kelas menengah.Sebagai pembanding dengan pesawat tempur generasi sebelumnya,maka F-35 ini setara F-16 atau Mig-29,sementara untuk pesawat tempur utama adalah F-22 Raptor yang sebanding dengan F-15 atau SU-27/Su-30/Su-35. Sehingga,sepertinya keberadaan F-35 ini sudah cukup ditandingi dengan membeli sistem radar dan rudal generasi terbaru yang punya sensitifitas lebih tinggi untuk ditempatkan di wilayah-wilayah RI yg berbatasan dengan Australia,tidak terlalu perlu memberli pesawat tempur baru (yang tentunya harga dan biaya operasionalnya lebih mahal). Satu lagi catatan saya,setahu saya,semasa operasi militer di Aceh,Su-27 baru datang di akhir-akhir masa operasi (tahun 2003,perjanjian Helsinki ditandatangani tanggal 15 Agustus 2005),dan ketika datang belum bisa operasional penuh salh satunya karena belum dilengkapi sistem persenjataan.Pesawat yang digunakan secara aktif di masa operasi militer Aceh adalah pesawat serang darat BAe System Hawk 100 dan 200,satu lagi adalah pesawat COIN (counter Insurgency) Rockwell OV-10 Bronco.Kok dugaan saya,sekali lagi dugaan,pesawat yang disaksikan teman-teman GAM itu adalah OV-10 Bronco yang memang sejak perang Vietnam biasa digunakan untuk operasi-operasi melawan gerilyawan dan memang dirancang untuk bisa "menggantung" (loittering,terbang dengan kecepatan rendah) diudara supaya mudah membidik sasaran didarat. Eh,tp tentunya miliser sekalian yang aktif di Industri Penerbangan atau di TNI-AU lebih bisa menjelaskan soal ini. NB : saya mencatat beberapa kali miliser menggunakan istilah-istilah "jadul",hehe,untuk menyebut beberapa hal semisal : AURI (skrg TNI-AU),ABRI (skrg TNI) 2009/5/8 Martin Widjaja <fmf7...@yahoo.com> > > > Hebat juga Mas KM dengan analisanya , saya setuju tuh. > Memang utk masa sekarang kekuatan militer kita > nggak dipandang mata sama sekali oleh Aussie . > Ancaman masa datang adalah dari RRT juga buat Indonesia. > Cara perang sekarang juga lain , Indonesia nggak usah terlalu > risau nggak punya pesawat tempur dll, yang penting sebenarnya > bagaimana memperkuat perbatasan dgn segala fasilitas nya baik > keamanan dan pembinaan masyarakat disana hingga bisa merasa > masuk NKRI adalah benar dan tepat. Kalau selalu disepelekan > atau dianak tirikan atau melarat karena di pusat korupsi melulu > yah biar punya kekuatan militer yang besar akan nggak gampang > menjaga kedaulatan NKRI itu... > Contoh di Aceh atau Timtim itu... > Saya juga selalu menyatakan pada beberapa kawan dari Singapore > bahwa Singapore sebenarnya sia2 saja punya pesawat temput > dgn base di AS, di Aussie dll , dalam kurun waktu tertentu jadi uzur > dan mubasir lagi... > > Salam , martin - LA