Satu lagi,
Kalau tidak mau budaya Indonesia dimainkan di negara lain, atau oleh rakyat
negara lain. Stop mengirim duta kebudayaan keluar negeri. Dan di dalam
negeri juga jangan pernah lagi budaya itu dipamerkan. Tutup rapat-rapat.
Simpan dalam lemari. Dan kunci.
Jadi orang gak akan liat budayanya, jadi gak ada yang kepengen buat mainkan.

Negara-negara lain mah dari jaman dulu berkelana mengelilingi dunia salah
satunya mau menyebarkan budaya mereka.
Lah kok ini budayanya tersebar malah marah-marah.
Negara yang aneh.


Regards,
Paulus T.

2009/9/9 Paulus Tanuri <ptan...@gmail.com>

> Kira-kira kalau Singapore atau negara-negara lain mau bikin acara hari raya
> imlek dan mau menjualnya sebagai salah satu suguhan pariwisata, kemudian
> dalam iklannya menampilkan barongsai, harus minta ijin dengan pemerintah
> China terlebih dahulu gak yah ?
> Dan dalam iklan-iklan pariwisata kan sering tuh ada pertunjukan pesta
> kembang api yang jor-joran. Kira-kira negara China sebagai negara dimana
> kembang api pertama diciptakan itu marah gak yah ?
>
> Menurut saya, memang media kita juga keterlaluan, sudah tahu rakyat negara
> ini gampang panas, kurang pengetahuan, tapi selalu memberitakan hal-hal yang
> simpang siur dan bisa bikin rusuh terus.
>
> Sudah berulang kali diingatkan di milis-milis bahwa kebudayaan itu bukan
> barang yang bisa diklaim, masih saja trus bilang soal budaya diklaim negara
> lain. Padahal kita juga tidak pernah mendengar sendiri malaysia bilang "ini
> asli asal Malaysia". Hanya media saya yang bilang kan.
> Sudah tahu budaya tidak bisa dipatenkan, masih terus bilang budaya
> dipantenkan orang.
>
> Dan yang terakhir, soal pulau Jemur. Yang ternyata keliru dengan Pulau
> Jemor, sampai sekarang masih ada media yang bilang, "setelah malaysia, kini
> giliran Singapore menjual pulau bla bla bla".
>
> Saya sungguh berharap di milis FPK ini warganya bisa lebih kritis menyikapi
> berita yang ada, lebih mau repot untuk mencari tahu yang benar, tidak melulu
> gampang emosi. Dan bisa menjadi penerang bagi saudara-saudara lain di
> lingkungannya yang belum mengerti dan jadi korban pembodohan media.
>
> Dan saya jadi curiga, sebenarnya siapa sih yang jadi biang keladi awal
> mulanya memberitakan soal klaim-klaiman tari pendet ? Kok kayanya ada yang
> memang sengaja mau memanas-manasi suasana.
> Apa yah tujuannya ?
>
>
>
>
>
> Regards,
> Paulus T.
>
>
> 2009/9/9 jenny tampi <jenny_clari...@yahoo.com>
>
>> antara tari pendet dan karate, jangan disamakan dong....
>> konteksnya beda...
>> Malaysia sedang memperkenalkan diri ke dunia international ..
>> ini loh malaysia....salah satunya yang ditayangkan adalah tari pendet yang
>> punya Indonesia...
>> bagi orang yang tidak pernah mengenal kesenian Indonesia dan bener2 gak
>> tau ttg Indonesia
>> disangkanya tari itu bagian dari Malaysia..ini sudah menyangkut budaya..
>> menyangkut nama negara..
>> karena membuat iklan suatu negara, bukan urusan produk tertentu atau
>> perusahaan tapi sudah menyangkut pemerintah...yang seharusnya sebelum
>> ditayangkan di media....
>> dianalisa dulu sama pemerintah yang dalam hal ini adalah malaysia..
>> coba aja kalo tari pendet dibawakan oleh orang Indonesia di luar negeri
>> untuk acara resmi
>> di kedutaan misalnya..
>> orang2 akan bilang..lah itu kan tarinya malaysia....koq Indonesia yang
>> bawa-in....
>> justru sekarang ini...mumpung ketauan dan masih anget.....salah kaprahnya
>> dibetulkan...
>>
>>
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke