Saya kurang mengikuti strategi ekonomi Deng, jadi tidak berani komentar.

Tetapi kalau dibilang soeharto pake’ trickle down economy itu saya pikir salah. 
Soeharto itu pake’ para konglomerat seperti sapi perah. Sebaiknya disebut 
cronies economics. Soeharto tidak menggunakan income dan tax break. Jadi kata 
kuncinya adalah benefit yang diberikan oleh kepada pebisnis umumnya dalam 
bentuk keringanan pajak dalam berusaha, capital gain, dividend dll. Ini dalam 
koridor legal/sah. Kalau soeharto mah tidak legal ngasih2 proyek ke kroninya. 
Ini beda sekali! 

Sekarang Trump mengikuti Ronald Reagan pentolan republican party dalam 
melaksanakan trickle down economics. Mereka akan menguntungkan pengusaha. 
Makanya stock market naik parah karena harapan. Kerjanya belum loh si trump ini.

 

Aduuuhhh jadi sedih juga orang sudah pension seperti bung hidup dari pensiun 
disebut kapitalis sejati. Kalau disebut kapitalis saja saya masih mengerti. 
Sejatinya itu loh yang ngaco yang dilabelkan oleh seorang radikal. Pasti 
sijonathan juga melabel para pengemis di Jakarta sebagai kapitalis sejati juga 
karena mereka ini kaya2 loh tinggalnya di hotel dalam bekerja.

 

Hanya saja walaupun bung bilang bung kere’ tapi saya merasa bung masih jauh 
punya harga diri drpd para pengemis itu. Begitu juga bung jauh tidak kapitalis 
dibandingkan sijonathan itu sendiri yang punya simpanan dibank yg dimakan 
bunganya. Lucunya saja dia tidak menganggap dirinya adalah kapitalis tetapi 
melabel bung yg lebih miskin sebagai kapitalis sejati. 

 

Aneh2 saja manusia ini.

 

Eh ngomong2 sifat aslinya keluar loh: kabur dan menghilang.

Paling2 kalau nulis, dia akan mengalihkan subjeknya. Hehehehe.

 

Nesare

 

 

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2017 8:47 AM
To: GELORA45@yahoogroups.com; nesa...@yahoo.com; jonathango...@yahoo.com
Subject: Re: [GELORA45] Megawati Hadiri Peresmian RPTRA Kalijodo

 

  

Baguslah, dapatkan tambahan pengertian Tricle Down Economics, .. kayaknya 
dahulu juga ada orang bilang inilah yang dijalankan Deng di RRT, dengan lebih 
dahulu memperkenankan sementara orang kaya lebih dahulu! Setelah terbentuk 
sekelompok orang kaya, bisa menetes kebawah, ... padahal teori tricle down 
economics yang juga dijalankan masa Suharto ini sudah terbukti gagal! Bahkan 
ada juga orang berani bilang Deng belajar atau berguru pada Suharto! Tapi, 
dalam perjalanan selanjutnya, justru membuktikan hasil yang jauh berbeda, dalam 
menghadapi gempuran krismon 1998 Suharto ambruk, ekonomi Indonesia terpuruk 
nyaris bankrut. Sebaliknya, Deng justru membuat RRT berJAYA! Lalu apanya yang 
sama? Hanya sama-sama menggunakan kapitalis-kapitalis saja! Bedanya, Suharto 
ber-KKN, membuat persekongkolan pejabat-pengusaha, sedang keuntungan lebih 
BESAR masuk kantong dewek serta kroni Cendananya, tanpa peduliikan pembangunan 
dasar-ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak, sedang Deng tetap 
mempertahankan 4 prinsip Sosialisme!

 

Lalu bagaimana pula dengan pemerintah Jokowi sekarang, atau konkritnya melihat 
Ahok yang dengan TEGAS menuntut kapitalis pengembang ikut memberi kontribusi 
15% dari modal pembangunannya itu untuk pembangunan DKI Jakarta! Kalau saja 
bisa pemerintah DKI bisa konsekwen mengawasi dengan sebaik-baiknya pelaksanaan 
kontribusi dari pengembang itu, tentu sangat menguntungkan bagi warga Jkt. 
Pengembang untuk mendapatkan dan menjalankan proyeknya tidak lagi perlu 
keluarkan pelincir, tapi dengan jelas ikut menyumbang, 15% untuk pembangunan  
yang dibutuhkan DKI Jakarta, ..

 

Hanya saja dalam kenyataan saya lebih PANTAS disebut kere ketimbang kapitalis. 
Kalau pengertian kapitalis adalah seorang yang menggunakan modal untuk berusaha 
dengan menggunakan beberapa buruh , saya termasuk seorang yang tidak berjiwa 
dagang, tidak ada keberanian menerjang resiko bangkrut dan tidak ada jiwa 
entrepreneur, wiraswasta yang tajam dan sensitif terhadap gerak pasar. Jadi gak 
bisa jadi pengusaha! Hehehee, ...

 

Salam,

ChanCT

 

 

From: nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com>  [GELORA45] 

Sent: Sunday, February 26, 2017 6:17 PM

To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  

Subject: RE: [GELORA45] Megawati Hadiri Peresmian RPTRA Kalijodo

 

  

Baguslah.

Jangan sampai dipakai sama orang seperti jonathan yang sudah gak ngerti artinya 
trickle down economics terus diputer balik seenak udelnya dengan mengatakan CSR 
nya Chan adalah trickle down economics. Lalu dia maki2 chan adalah “kapitalis 
sejati” lagi!

Orang yang pernah belajar ilmu ekonomi tahu bahwa gak ada ilmu trickle down 
economics itu.

Istilah trickle down economics itu dipakai sebagai alat politik saja.

Nesare

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2017 5:03 AM
To: Gelora45 <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> >; 
nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com> 
Subject: Re: [GELORA45] Megawati Hadiri Peresmian RPTRA Kalijodo

  

Ya, saya tidak bilang campur tangan pemerintah untuk majukan daerah pedesaan 
itu trickle down economy.

2017-02-26 10:55 GMT+01:00 nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com>  
[GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> >:

  

Semua ini bukan trickle down economics: memperkenalkan teknologi yang mudah 
ditiru, memajukan pertanian dan peternakan dengan bibit unggul,tersedianya 
penyuluh pertanian, peternakan dan mantri2, pembuatan waduk2 kecil untuk 
irrigasi, bantuan mesin2 pertanian sederhana, pompa2 air, jalan beraspal, 
jembatan2, kredit2 + coaching, sekolah pertanian dan peternakan, listrik masuk 
desa, hingga di waktu luang petani dapat mengerjakan sesuatu dengan mesin 
sederhana di rumahnya, dll.

Trickle down economics itu adalah income and tax break buat orang kaya karena 
diharap orang2 kaya ini akan menstimulasi/merangsang pertumbuhan ekonomi.

Nesare

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2017 4:46 AM
To: Gelora45 <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> >
Subject: Re: [GELORA45] Megawati Hadiri Peresmian RPTRA Kalijodo

  

Mana mungkin tiba2 bung Chan jadi kapitalis. Apa tiba2 punya perusahaan besar, 
punya industri, punya banyak buruh ?

Teori trickle down itu yang paling basaha kuyup yang di atas, yang di tengah 
basah sedikit, yang di bawah kalau untung masih ketetesan saja. Jadi ya campur 
tangan pemerintah diperlukan memajukan ekonomi di pedesaan, memperkenalkan 
teknologi yang mudah ditiru, memajukan pertanian dan peternakan dengan bibit 
unggul,tersedianya penyuluh pertanian, peternakan dan mantri2, pembuatan waduk2 
kecil untuk irrigasi, bantuan mesin2 pertanian sederhana, pompa2 air, jalan 
beraspal, jembatan2, kredit2 + coaching, sekolah pertanian dan peternakan, 
listrik masuk desa, hingga di waktu luang petani dapat mengerjakan sesuatu 
dengan mesin sederhana di rumahnya, dll.

Kalau konglomerat tersangkut pelanggaran hukum ya harus ditindak, kalau 
peraturan hukumnya yang tidak benar, ya harus diubah. Kalau ada keharusan harus 
beri CRS, Corporate Responsibility Service, ya harus ditagih. Juga kalau ada 
keharusan bangun rusun, harus dituntut.. Kalau sumbangun dari pengembang sudah 
disetujui 15 % ya harus dijalankan.

Tidak tahu apa ada yang punya solution ttg. masalah ini.

2017-02-26 9:59 GMT+01:00 'Chan CT' sa...@netvigator.com 
<mailto:sa...@netvigator.com>  [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com 
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> >:

  

Tapi bung Goei, ... pernyataan ini jelas menandakan bung TIDAK BERHASIL 
menangkap apa yang saya jelaskan, secara serampangan menyamakan dengan Donald 
Trump, Presiden badut anda itu? Hehehee, ...

Coba ajukan dengan tegas bagaimana pandangan anda melihat SUMBANGAN, DERMA yang 
diajukan Sinar Mas membangun RPTRA Kalijodo ini, apa juga harus digempur, 
dihujat karena dianggap terlalu sedikit, baru senilai sebungkus rokok saja bagi 
Eka, atau hanya sebagai umpan untuk dapatkan usaha yang lebih gede saja? Atau 
merupakan persekongkolan Ahok dengan Sinar Mas?

Dan lebih lanjut, coba anda lihat bagaimana proses kemajuan masyarakat dijaman 
kapitalis didunia sekarang ini, ... bisa dan mungkinkah menggempur dan membasmi 
kapitalis sekarang juga?

Salam,

ChanCT

From: jonathangoeij@yahoocom [GELORA45] 

Sent: Sunday, February 26, 2017 3:02 PM

To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  

Subject: Re: [GELORA45] Megawati Hadiri Peresmian RPTRA Kalijodo



Bung Chan anda benar2 kapitalis sejati, angkat topi buat anda Theory yg baru 
saja anda kemukakan itu namanya trickle down economic atau seringkali juga 
disebut voodoo economic. Selamat, jalan pikiran anda sudah setara dengan Donald 
Trump.



---In mailto:GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@... <mailto:SADAR@...> > wrote :

Lha, iayaalaah, belasan bahkan puluhan M bagi EkaTW itu hanya sebungkus rongkok 
saja, tapi kenyataan 10 M sudah membantu memperindah Jakarta tanpa gunakan APBD 
dan anak-anak Jakarta bisa menikmati taman tempat bermain yang nyaman, ...! 
Kenapa sumbangan yang jelas berfaedah bagi rakyat masih juga dihujat??? Biarlah 
mereka “membeli” nama meninggalkan legacy untuk ditaman itu sekalipun, 
boleh-boleh saja didorong lebih lanjut agar mereka ikut SUMBANG membangun 
gedung sekolah, gedung RS, ... membangun jalan, jembatan atau apalah kebutuhan 
pembangunan yang dibutuhkan rakyat banyak dengan mencantumkan nama-nama mereka. 
Bahkan didorong konglomerat-konglomerat itu untuk ikut lebih aktif dalam usaha 
mendorong kemajuan ekonomi nasional. Untuk investasikan modalnya dalam 
usaha-usaha yang dibutuhkan ketika itu untuk mengatasi pengangguran dan ekonomi 
yang dihadapi didaerah tertentu, ... bahkan memberikan rangsang yang cukup 
baik. Apa salahnya? Kenapa buru-buru sudah dicurigai dengan penuh prasangka 
adanya persekongkolan pejabat-pengusaha dibalik sumbangan itu? Tentu kalau 
betul terjadi persekongkolan, harus dengan tegas diblejeti, jangan terus 
dibiarkan sebagaimana yang terjadi persekongkolan pejabat-pengusaha yang 
terjadi sejak masa Soeharto itu dibiarkan lewat begitu saja, ... Begitu saja!

Saya perhatikan begitulah yang dijalankan di Tiongkok terakhir ini, setelah 30 
tahun terakhir ini lebih beratkan pada “memperkenankan sementara orang kaya 
lebih dahulu”, begitu banyak orang tumbuh menjadi KAYA, sekarang giliran 
menitik beratkan pada mendorong mereka, yang sudah tumbuh menjadi 
konglomerat-konglomerat itu untuk menarik gerbong pembangunan ekonomi-nasional 
lebih cepat, khususnya ikut aktif dalam usaha mengentaskan rakyat miskin. 
Dipihak lain pemerintah tentu juga menggencarkan usaha membersihkan 
pejabat-pejabat korup, persekongkolan pejabat-pengusaha yang sangat merugikan 
dan merusak itu, ...! 

Nampaknya memang begitulah proses atau perjuangan yang terjadi untuk mendorong 
kemajuan dan kemakmuran masyarakat, TIDAK mungkin dicapai sekaligus bagus dan 
beres dengan jalan kemulusan yang lancar. Dalam proses kemajuan masyarakat 
pasti ada saja ganjelan-ganjelan yang harus dihadapi, pasti ada saja 
orang-orang yang nyeleweng keluar dari jalur UU/HUKUM yang ditentukan, ada 
pejabat korup, ada pengusaha nakal, ada kehidupan dekadensi moral dalam 
masyarakat, ... disinilah tantangan yang dihadapi Pemerintah yang berkuasa. 
Mampu tidak mengatasinya, untuk membawa masyarakat terus maju lebih baik, lebih 
makmur dan lebih adil lagi dari hari ke hari, dari bulan kebulan, dari tahun 
ketahun, ...! Dan, ... seiring dengan proses kemajuan masyarakat itu, kesadaran 
RAKYAT tentu juga meningkat, dengan KESADARAN rakyat terus makin tinggi, 
berangsur-angsur memperkuat persatuan barisan pekerja, Kesatuan Buruh, kesatuan 
Tani untuk memperjuangkan keadilan yang lebih baik, ... hanya dengan persatuan 
rakyat yang kuat itulah suara rakyat bisa lebih berbobot dan berkekuatan 
didengar, dan tuntutan-tuntutannya bisa dimenangkan!

Salam-sejahtera,

ChanCT

From: jonathangoeij@... [GELORA45]

Sent: Sunday, February 26, 2017 2:58 AM

To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> 

Subject: Re: [GELORA45] Megawati Hadiri Peresmian RPTRA Kalijodo

Saya rasa ini kok seperti quadruple wins situation, menurut bloomberg kekayaan 
Eka Tjipta Widjaja dan keluarga sekitar USD$7 billion jadi lebih kaya dari 
Donald Trump, dgn kekayaan sebesar itu mengeluarkan Rp 10 milyar atau $750 ribu 
khan cuman kayak keluarga menengah beli sebungkus rokok, dgn sumbangan Taman 
Kalijodo itu mendapat kesan yg baik dan terkesan sangat dermawan; bagi sang 
gubernur akan meninggalkan legacy yg baik sekali menyediakan taman yg 
sedemikian indahnya tanpa dana APBD; bagi masyarakat akan mendapat tempat 
rekreasi yg sedemikian meriah dan gratis di kota yang serba mahal; bagi Jakarta 
mempunyai tempat yg bisa dibanggakan tidak lagi kalah dgn Surabaya dgn Taman 
Bungkul-nya. 

---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <SADAR@... 
<mailto:SADAR@...> > wrote :

Jalan pikiran saya sederhana saja dalam menghadapi konglomerat, taipan siapapun 
dia, yang baik diterima dengan tangan terbuka, dilawan saja yang jelek, yang 
jahat dan apalagi yang kejam, ... tuntutlah pada pemerintah untuk menindak 
tegas dan menjatuhi sanksi HUKUM yang berlaku! Jadi, TERIMALAH sumbangan/derma 
yang dikucurkan berapapun besaran yang bisa diberikan mereka, tentu TANPA 
SYARAT! Dan saya yakin ada konglomerat/taipan yang berjiwa sosial, bersedia 
mengembalikan keuntungan besar yang didapat untuk membantu rakyat miskin 
disekitarnya, ... 

Kalau saja terjadi persekongkolan antara pejabat dan penguasa, “SUMBANGAN” 
sosial yang diberikan itu ternyata merupakan “SUAP” untuk mendapatkan proyek 
usaha yang lebih gede, ... bongkar saja! Yaa, jangan dibiarkan terjadi yang 
MERUGIKAN RAKYAT banyak itu, ajukan pada KPK untuk ditindak hukum 
sebaik-baiknya, ...! Sebaliknya, pelanggaran-pelanggaran ketentuan HUKUM dalam 
menjalankan usaha yang mereka lakukan belejetilah habis-habisan, TUNTUT 
Pemerintah bertindak TEGAS tegakkan HUKUM sebaik-baiknya, .. 

Tentu termasuk penggunaan buruh-asing liar! Hanya saja berita konom-konon 
menggunakan BURUH-ASING hanya untuk aduk semen juga gunakan buruh-asing, 
sungguh tidak masuk akal! Kecuali buruh asing itu dari negara lebih miskin dari 
Indonesia, ... dimana tenaga buruh kasar lebih murah dari buruh lokal! Kalaupun 
terjadi, jangan hanya tangkap dan deportasi buruh-asingnya saja, kenapa tidak 
diganjar denda yg sangat besar pada pengusaha nya yang berani gunakan 
buruh/pekerja gelap? 

Lalu, kalau saja benar, Sinarmas Grup itu merupakan peminjam terbesar 
“pinjaman” dari RRT, ... dimana salahnya? Karena pinjaman itu dari RRT? Sedang 
kalau dari AS dan Jepang tidak jadi soal, ...? Kalau saja masalah perkebunan 
kelapa sawit terlalu besar/luas, yaa desak saja Pemerintah untuk mkemberikan 
batasan IJIN maksimum berapa luas perkebunan sawit, kelebihannya jangan 
diperpanjang kontrak penggunaan lahan. Kalau mereka ambil jalan pintas dengan 
membakar ladang sawit untuk tanam yang baru, tangkap saja pengusahanya! Kan 
sudah ada ketentuan pengusaha perkebunan berkewajiban menjaga jangan sampai 
terjadi kebakaran, apalagi dengan sengaja membakar!

Salam,

ChanCT

From: ajeg ajegilelu@... [GELORA45]

Sent: Saturday, February 25, 2017 6:15 PM

To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> 

Subject: Re: [GELORA45] Megawati Hadiri Peresmian RPTRA Kalijodo

  

Eka Tjipta Widjaja, pemilik Sinarmas Grup itu, dikenal sebagai pelopor 

kuli impor saat membangun pabrik kertas Indah Kiat di Tangerang dan 

proyek lain di Purwakarta. Konon, sampai tukang aduk semen pun harus 

didatangkan dari luarnegeri Dia juga dikenal sebagai salahsatu pengemplang

pajak yang disimpan di Singapura dll - entah berapa jumlah yang sudah 

dia repatriasi melalui pengampunan pajak yang hampir habis masa berlakunya.

Belakangan, Sinarmas Grup disebut-sebut sebagai peminjam terbesar dari 

"pinjaman" RRC ke 3 bank BUMN (BNI, Mandiri, BRI).

--- lusi_d@... wrote:

Saya kira itu yang dikategorikan taipan raksasa. Derma itu bagi
golongan semacam itu seperti umpan pancing. Dilepas untuk
mendapatkan yang lebih gedé. Ilmu gaibnya mulus sekali. Melancarkan
sistim penghisapan malah dipuji-puji setinggi langit.

Am Thu, 23 Feb 2017 20:09:29
+0000 (UTC) schrieb Tatiana Lukman :

> Apa"Sinar Mas Land" itu  termasuk anak-anak konglomerat terbesar
> "SinarMas Group"???? Reza, seorang jurnalis, menggunakan buku
> "IndonesiakuTergadai" oleh Taliwang, M. Hatta, dkk sebagai salah satu
> bahan referensi.Dari situ ia menulis:" Secara faktual, 191 juta
> hektar luas daratan Indonesia, 175 jutahektar di antaranya dikuasai
> modal besar dan sebagian besar adalah modal asing. Sisa 35,1 juta
> hektarnya (yakni berupa kawasan hutan) dikuasai olehberbagai
> perusahaan,terutama perusahaan borjuasi komprador Sinar Mas group
> pemegang HakPenguasaan Hutan, 15 juta hektar melalui Hak Guna Usaha
> (HGU), dan 8,8 jutahektar melalui Hak Pengelolaan Hutan Tanaman
> Industri (HPHTI).
> 
> 
> Ingat kebakaran hutan akhir tahun 2015? Dalam tulisan :” Pemerintah
> Umumkan 23 Perusahaan yang Terlibat PembakaranHutan”, saya temukan
> ini:
> 
> 
> Kepolisian tangani 301 kasushukum
> 
> Perusahaan yang melakukan pembakaran untuk pembukaan lahantersebut
> ada yang merupakan perusahaan Indonesia namun ada juga yang
> sahamnyadimiliki oleh Malaysia, Australia dan China, demikian
> dikatakan seorang pejabatyang tidak mau disebutkan namanya.
> 
> Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) WillemRampangilei
> membenarkan salah satu perusahaan yang dibekukan izinnya, PT BMH
> adalah anak perusahaanSinarmas yang beroperasi di Sumatera Selatan.
> Sinar Mas adalah salah satukonglomerat terbesar di Indonesia…..
> 
> Apa arti 10 M bagi anak-anakkonglomerat terbesar di Indonesia????
> Oooo namanya jadi begitu harum!!!! Danorang merasa sudah patut kalau
> kita “kowtow” kepada  mereka yang sudah begitu bermurah
> hatimenyumbang demi kepentingan umum!!!!!!Berkurangkah kekayaan
> mereka dengan “mencipratkan”10 M itu???  
> 
> Bagus kan kerja sama antara pejabat dengan konglomerat???? Sebuah
> bahan pendiidikan guna meningkatkan kesadaran rakyat.
> 
> 
> On Thursday, February 23, 2017 7:34 PM, 
> lusi_d@... wrote: 


> 
>   Bahwa seseorang menjadi dermawan itu baik sekali, tapi itu ada
> syaratnya. Apa syaratnya itu? Yaitu punya sesuatu properti yang akan
> didermakan. 
> Nah masalahnya sekarang yalah bagaimana menciptakan sistim dalam suatu
> masyarakat yang mampu melahirkan seseorang menjadi para dermawan pada
> umumnya.
> 
> Am Thu, 23 Feb 2017
> 21:27:59 +0800 schrieb Chan CT :
> 
> > Tambahan informasi, ternyata RPTRA Kalijodo ini merupakan SUMBANGAN
> > dari “Sinar Mas Land” dengan menghabiskan lebih 10M, dan nama “Sinar
> > Mas Land” terpajang ditaman itu sebagai penyumbang. Begitu
> > penjelasan Ahok diupacara peresmian RPTRA Kalijodo yang saya baca
> > di Harian Hua Yin, bhs Tionghoa. Entah mengapa di harian bhs.
> > Indonesia tidak dinyatakan?
> >



Kirim email ke