Betul! Memang Vatican juga mempraktekkan kapitalisme dengan banknya. Itu dia 
warisi dari seluruh struktur Vatikan, bukan? bisakah dia seorang diri 
menghancurkan seluruh struktur jahat itu? Tidak bisa! Dia juga dikelilingi oleh 
uskup-uskup yang kanan dan reaksioner!! Apa yang dikerjakan sekarang adalah 
pekerjaan propaganda untuk menyadarkan umat dan publik pada umumnya... Itu 
sudah sangat jauh lebih baik dan bertentangan dengan apa yang dilakukan 
Paus-Paus  yang sebelumnya yang justru menentang gerakan rakyat dan membela 
statusquo dan sistem kapitalis dengan penghisapannya!!! Paus Fransiskus 
memberikan senjata moral kepada umatnya yang jujur dan mendorong mereka supaya 
mau ikut dalam gerakan rakyat....Sikap dan sepak terjang yang diambil Paus 
Fransiskus ini bukannya tidak mengandung resiko. Dapat dipastikan banyak 
uskup-uskup yang menyesal memilih Fransiskus sebagai Paus. Banyak yang tidak 
mengira Fransiskus melakukan koreksi kepada sikapnya dulu yang berkolaborasi 
dengan rejim fasis Videla dan akhirnya mengambil sikap politik yang jauh lebih 
revolusioner dari pada sementara orang yang menyandang nama "komunis". Saya 
tidak akan heran atau terkejut kalau suatu hari akan terjadi pembunuhan 
terhadap dirinya!!! Uskup Romero membayar komitmennya kepada perjuangan rakyat 
jelata di San salvador dengan jiwanya!! 

    On Sunday, February 26, 2017 10:05 AM, "nesa...@yahoo.com [GELORA45]" 
<GELORA45@yahoogroups.com> wrote:
 

     Tatiana: Tapi tak pernah dia komentar soal kapitalisme biadap yang semakin 
sering dibelejeti Paus.Nesare: betul paus sangat kritis terhadap kapitalisme. 
Tapi dia tidak bisa begitu saja secara sembrono marah2, caci maki, tutup2, 
hantam kromo atau menghancurkan kapitalisme dengan begitu saja. buktinya paus 
yang adalah pemimpin suatu negara masih punya Bank Vatican yang “unik” itu? 
Bank Vatican itu symbol kapitalisme loh.  Nesare    From: 
GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2017 12:56 AM
To: GELORA45@yahoogroups.com; jonathango...@yahoo.com
Cc: Lusi.D <lus...@rantar.de>
Subject: Re: [GELORA45] Megawati Hadiri Peresmian RPTRA Kalijodo    Pokoknya 
kalau orang sudah kultus pada kapitalisme dan penghisapan manusia atas manusia 
lainnya dan oleh karena itu menganggap itulah satu-satunya jalan bagi umat 
manusia , sesuai dengan sikon dan realitas sekarang (itulah juga alasan yang 
dipakai mereka yang meremehkan dan mencemooh berbagai gerakan rakyat), tidak 
ada argumentasi yang mempan dan bisa menjangkau kesadaran dan logika 
orang-orang seperti Chan. Dia sih tidak perduli cara konglomerat mendapatkan 
kekayaannya, mau bakar hutan kek, mau merampas tanah kaum tani kek, mau 
membunuh tani yang mempertahankan tanahnya kek, yang penting kemudian 
"menyumbang"!!!! Itulah tanda konglomerat yang "baik budi" dan "murah hati"  
dan sebagainya..Dan si Chan maunya kita mendukung konglomerat yang baik hati 
itu, jangan seperti nenek dement yang selalu ganyang semuanya  (kalau ada 
konglomerat yang mendapatkan kekayaannya tanpa penghisapan, mau saya mendukung 
konglomerat yang begitu!). Yang dikomentari dari pernyataan Paus hanya yang 
bersangkutan dengan atheis,  dia merasa senang, karena dia atheis, Tapi tak 
pernah dia komentar soal kapitalisme biadap yang semakin sering dibelejeti 
Paus. Dan tak juga kedengaran komentarnya tentang dorongan Paus supaya orang 
terjun dalam gerakan rakyat...Paus percaya pada gerakan rakyat...Paus tidak 
minta orang supaya menggantungkan harapannya kepada kaum penguasa, mengemis 
sedekah kepada para konglomerat atau para pemilik transnasional yang menguasai 
ekonomi dunia .... Perubahan tergantung pada keterlibatan dan partisipasi massa 
rakyat sendiri!!!  On Saturday, February 25, 2017 7:58 PM, 
"jonathango...@yahoo.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> wrote:      
Saya rasa ini kok seperti quadruple wins situation, menurut bloomberg kekayaan 
Eka Tjipta Widjaja dan keluarga sekitar USD$7 billion jadi lebih kaya dari 
Donald Trump, dgn kekayaan sebesar itu mengeluarkan Rp 10 milyar atau $750 ribu 
khan cuman kayak keluarga menengah beli sebungkus rokok, dgn sumbangan Taman 
Kalijodo itu mendapat kesan yg baik dan terkesan sangat dermawan; bagi sang 
gubernur akan meninggalkan legacy yg baik sekali menyediakan taman yg 
sedemikian indahnya tanpa dana APBD; bagi masyarakat akan mendapat tempat 
rekreasi yg sedemikian meriah dan gratis di kota yang serba mahal; bagi Jakarta 
mempunyai tempat yg bisa dibanggakan tidak lagi kalah dgn Surabaya dgn Taman 
Bungkul-nya. 

---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@..> wrote :Jalan pikiran saya sederhana 
saja dalam menghadapi konglomerat, taipan siapapun dia, yang baik diterima 
dengan tangan terbuka, dilawan saja yang jelek, yang jahat dan apalagi yang 
kejam, ... tuntutlah pada pemerintah untuk menindak tegas dan menjatuhi sanksi 
HUKUM yang berlaku! Jadi, TERIMALAH sumbangan/derma yang dikucurkan berapapun 
besaran yang bisa diberikan mereka, tentu TANPA SYARAT! Dan saya yakin ada 
konglomerat/taipan yang berjiwa sosial, bersedia mengembalikan keuntungan besar 
yang didapat untuk membantu rakyat miskin disekitarnya, ...  Kalau saja terjadi 
persekongkolan antara pejabat dan penguasa, “SUMBANGAN” sosial yang diberikan 
itu ternyata merupakan “SUAP” untuk mendapatkan proyek usaha yang lebih gede, 
... bongkar saja! Yaa, jangan dibiarkan terjadi yang MERUGIKAN RAKYAT banyak 
itu, ajukan pada KPK untuk ditindak hukum sebaik-baiknya, ...! Sebaliknya, 
pelanggaran-pelanggaran ketentuan HUKUM dalam menjalankan usaha yang mereka 
lakukan belejetilah habis-habisan, TUNTUT Pemerintah bertindak TEGAS tegakkan 
HUKUM sebaik-baiknya, ..  Tentu termasuk penggunaan buruh-asing liar! Hanya 
saja berita konom-konon menggunakan BURUH-ASING hanya untuk aduk semen juga 
gunakan buruh-asing, sungguh tidak masuk akal! Kecuali buruh asing itu dari 
negara lebih miskin dari Indonesia, ... dimana tenaga buruh kasar lebih murah 
dari buruh lokal! Kalaupun terjadi, jangan hanya tangkap dan deportasi 
buruh-asingnya saja, kenapa tidak diganjar denda yg sangat besar pada pengusaha 
nya yang berani gunakan buruh/pekerja gelap?  Lalu, kalau saja benar, Sinarmas 
Grup itu merupakan peminjam terbesar “pinjaman” dari RRT, ... dimana salahnya? 
Karena pinjaman itu dari RRT? Sedang kalau dari AS dan Jepang tidak jadi soal, 
...? Kalau saja masalah perkebunan kelapa sawit terlalu besar/luas, yaa desak 
saja Pemerintah untuk mkemberikan batasan IJIN maksimum berapa luas perkebunan 
sawit, kelebihannya jangan diperpanjang kontrak penggunaan lahan. Kalau mereka 
ambil jalan pintas dengan membakar ladang sawit untuk tanam yang baru, tangkap 
saja pengusahanya! Kan sudah ada ketentuan pengusaha perkebunan berkewajiban 
menjaga jangan sampai terjadi kebakaran, apalagi dengan sengaja membakar! 
Salam,ChanCT  From: ajeg ajegilelu@.. [GELORA45]Sent: Saturday, February 25, 
2017 6:15 PMTo: GELORA45@yahoogroups.comSubject: Re: [GELORA45] Megawati Hadiri 
Peresmian RPTRA Kalijodo  Eka Tjipta Widjaja, pemilik Sinarmas Grup itu, 
dikenal sebagai pelopor 

kuli impor saat membangun pabrik kertas Indah Kiat di Tangerang dan 

proyek lain di Purwakarta. Konon, sampai tukang aduk semen pun harus 

didatangkan dari luarnegeri. Dia juga dikenal sebagai salahsatu 
pengemplangpajak yang disimpan di Singapura dll - entah berapa jumlah yang 
sudah 

dia repatriasi melalui pengampunan pajak yang hampir habis masa berlakunya.



Belakangan, Sinarmas Grup disebut-sebut sebagai peminjam terbesar dari 

"pinjaman" RRC ke 3 bank BUMN (BNI, Mandiri, BRI).

--- lusi_d@... wrote:  Saya kira itu yang dikategorikan taipan raksasa. Derma 
itu bagi
golongan semacam itu seperti umpan pancing. Dilepas untuk
mendapatkan yang lebih gedé. Ilmu gaibnya mulus sekali. Melancarkan
sistim penghisapan malah dipuji-puji setinggi langit.

Am Thu, 23 Feb 2017 20:09:29
+0000 (UTC) schrieb Tatiana Lukman :

> Apa"Sinar Mas Land" itu  termasuk anak-anak konglomerat terbesar
> "SinarMas Group"???? Reza, seorang jurnalis, menggunakan buku
> "IndonesiakuTergadai" oleh Taliwang, M. Hatta, dkk sebagai salah satu
> bahan referensi.Dari situ ia menulis:" Secara faktual, 191 juta
> hektar luas daratan Indonesia, 175 jutahektar di antaranya dikuasai
> modal besar dan sebagian besar adalah modal asing. Sisa 35,1 juta
> hektarnya (yakni berupa kawasan hutan) dikuasai olehberbagai
> perusahaan,terutama perusahaan borjuasi komprador Sinar Mas group
> pemegang HakPenguasaan Hutan, 15 juta hektar melalui Hak Guna Usaha
> (HGU), dan 8,8 jutahektar melalui Hak Pengelolaan Hutan Tanaman
> Industri (HPHTI).
> 
> 
> Ingat kebakaran hutan akhir tahun 2015? Dalam tulisan :” Pemerintah
> Umumkan 23 Perusahaan yang Terlibat PembakaranHutan”, saya temukan
> ini:
> 
> 
> Kepolisian tangani 301 kasushukum
> 
> Perusahaan yang melakukan pembakaran untuk pembukaan lahantersebut
> ada yang merupakan perusahaan Indonesia namun ada juga yang
> sahamnyadimiliki oleh Malaysia, Australia dan China, demikian
> dikatakan seorang pejabatyang tidak mau disebutkan namanya.
> 
> Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) WillemRampangilei
> membenarkan salah satu perusahaan yang dibekukan izinnya, PT BMH
> adalah anak perusahaanSinarmas yang beroperasi di Sumatera Selatan.
> Sinar Mas adalah salah satukonglomerat terbesar di Indonesia…..
> 
> Apa arti 10 M bagi anak-anakkonglomerat terbesar di Indonesia????
> Oooo namanya jadi begitu harum!!!! Danorang merasa sudah patut kalau
> kita “kowtow” kepada  mereka yang sudah begitu bermurah
> hatimenyumbang demi kepentingan umum!!!!!!Berkurangkah kekayaan
> mereka dengan “mencipratkan”10 M itu???  
> 
> Bagus kan kerja sama antara pejabat dengan konglomerat???? Sebuah
> bahan pendiidikan guna meningkatkan kesadaran rakyat.
> 
> 
> On Thursday, February 23, 2017 7:34 PM, 
> lusi_d@... wrote:  
> 
>   Bahwa seseorang menjadi dermawan itu baik sekali, tapi itu ada
> syaratnya. Apa syaratnya itu? Yaitu punya sesuatu properti yang akan
> didermakan. 
> Nah masalahnya sekarang yalah bagaimana menciptakan sistim dalam suatu
> masyarakat yang mampu melahirkan seseorang menjadi para dermawan pada
> umumnya.
> 
> Am Thu, 23 Feb 2017
> 21:27:59 +0800 schrieb Chan CT :
> 
> > Tambahan informasi, ternyata RPTRA Kalijodo ini merupakan SUMBANGAN
> > dari “Sinar Mas Land” dengan menghabiskan lebih 10M, dan nama “Sinar
> > Mas Land” terpajang ditaman itu sebagai penyumbang. Begitu
> > penjelasan Ahok diupacara peresmian RPTRA Kalijodo yang saya baca
> > di Harian Hua Yin, bhs Tionghoa. Entah mengapa di harian bhs.
> > Indonesia tidak dinyatakan?
> >     #yiv1935549766 #yiv1935549766 -- #yiv1935549766ygrp-mkp {border:1px 
> >solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv1935549766 
> >#yiv1935549766ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv1935549766 
> >#yiv1935549766ygrp-mkp #yiv1935549766hd 
> >{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
> >0;}#yiv1935549766 #yiv1935549766ygrp-mkp #yiv1935549766ads 
> >{margin-bottom:10px;}#yiv1935549766 #yiv1935549766ygrp-mkp .yiv1935549766ad 
> >{padding:0 0;}#yiv1935549766 #yiv1935549766ygrp-mkp .yiv1935549766ad p 
> >{margin:0;}#yiv1935549766 #yiv1935549766ygrp-mkp .yiv1935549766ad a 
> >{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv1935549766 
> >#yiv1935549766ygrp-sponsor #yiv1935549766ygrp-lc 
> >{font-family:Arial;}#yiv1935549766 #yiv1935549766ygrp-sponsor 
> >#yiv1935549766ygrp-lc #yiv1935549766hd {margin:10px 
> >0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv1935549766 
> >#yiv1935549766ygrp-sponsor #yiv1935549766ygrp-lc .yiv1935549766ad 
> >{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv1935549766 #yiv1935549766actions 
> >{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv1935549766 
> >#yiv1935549766activity 
> >{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv1935549766
> > #yiv1935549766activity span {font-weight:700;}#yiv1935549766 
> >#yiv1935549766activity span:first-child 
> >{text-transform:uppercase;}#yiv1935549766 #yiv1935549766activity span a 
> >{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv1935549766 #yiv1935549766activity 
> >span span {color:#ff7900;}#yiv1935549766 #yiv1935549766activity span 
> >.yiv1935549766underline {text-decoration:underline;}#yiv1935549766 
> >.yiv1935549766attach 
> >{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
> >0;width:400px;}#yiv1935549766 .yiv1935549766attach div a 
> >{text-decoration:none;}#yiv1935549766 .yiv1935549766attach img 
> >{border:none;padding-right:5px;}#yiv1935549766 .yiv1935549766attach label 
> >{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv1935549766 .yiv1935549766attach label 
> >a {text-decoration:none;}#yiv1935549766 blockquote {margin:0 0 0 
> >4px;}#yiv1935549766 .yiv1935549766bold 
> >{font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv1935549766 
> >.yiv1935549766bold a {text-decoration:none;}#yiv1935549766 
> >dd.yiv1935549766last p a 
> >{font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv1935549766 dd.yiv1935549766last p 
> >span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv1935549766 
> >dd.yiv1935549766last p span.yiv1935549766yshortcuts 
> >{margin-right:0;}#yiv1935549766 div.yiv1935549766attach-table div div a 
> >{text-decoration:none;}#yiv1935549766 div.yiv1935549766attach-table 
> >{width:400px;}#yiv1935549766 div.yiv1935549766file-title a, #yiv1935549766 
> >div.yiv1935549766file-title a:active, #yiv1935549766 
> >div.yiv1935549766file-title a:hover, #yiv1935549766 
> >div.yiv1935549766file-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv1935549766 
> >div.yiv1935549766photo-title a, #yiv1935549766 div.yiv1935549766photo-title 
> >a:active, #yiv1935549766 div.yiv1935549766photo-title a:hover, 
> >#yiv1935549766 div.yiv1935549766photo-title a:visited 
> >{text-decoration:none;}#yiv1935549766 div#yiv1935549766ygrp-mlmsg 
> >#yiv1935549766ygrp-msg p a span.yiv1935549766yshortcuts 
> >{font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv1935549766 
> >.yiv1935549766green {color:#628c2a;}#yiv1935549766 .yiv1935549766MsoNormal 
> >{margin:0 0 0 0;}#yiv1935549766 o {font-size:0;}#yiv1935549766 
> >#yiv1935549766photos div {float:left;width:72px;}#yiv1935549766 
> >#yiv1935549766photos div div {border:1px solid 
> >#666666;height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv1935549766 
> >#yiv1935549766photos div label 
> >{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv1935549766
> > #yiv1935549766reco-category {font-size:77%;}#yiv1935549766 
> >#yiv1935549766reco-desc {font-size:77%;}#yiv1935549766 .yiv1935549766replbq 
> >{margin:4px;}#yiv1935549766 #yiv1935549766ygrp-actbar div a:first-child 
> >{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv1935549766 #yiv1935549766ygrp-mlmsg 
> >{font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, 
> >sans-serif;}#yiv1935549766 #yiv1935549766ygrp-mlmsg table 
> >{font-size:inherit;font:100%;}#yiv1935549766 #yiv1935549766ygrp-mlmsg 
> >select, #yiv1935549766 input, #yiv1935549766 textarea {font:99% Arial, 
> >Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv1935549766 #yiv1935549766ygrp-mlmsg pre, 
> >#yiv1935549766 code {font:115% monospace;}#yiv1935549766 
> >#yiv1935549766ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;}#yiv1935549766 
> >#yiv1935549766ygrp-mlmsg #yiv1935549766logo 
> >{padding-bottom:10px;}#yiv1935549766 #yiv1935549766ygrp-msg p a 
> >{font-family:Verdana;}#yiv1935549766 #yiv1935549766ygrp-msg 
> >p#yiv1935549766attach-count span 
> >{color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv1935549766 #yiv1935549766ygrp-reco 
> >#yiv1935549766reco-head {color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv1935549766 
> >#yiv1935549766ygrp-reco {margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv1935549766 
> >#yiv1935549766ygrp-sponsor #yiv1935549766ov li a 
> >{font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv1935549766 
> >#yiv1935549766ygrp-sponsor #yiv1935549766ov li 
> >{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv1935549766 
> >#yiv1935549766ygrp-sponsor #yiv1935549766ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
> >8px;}#yiv1935549766 #yiv1935549766ygrp-text 
> >{font-family:Georgia;}#yiv1935549766 #yiv1935549766ygrp-text p {margin:0 0 
> >1em 0;}#yiv1935549766 #yiv1935549766ygrp-text tt 
> >{font-size:120%;}#yiv1935549766 #yiv1935549766ygrp-vital ul li:last-child 
> >{border-right:none !important;}#yiv1935549766 

   

Kirim email ke