Pada Senin, 12 Juni 2017 22:20, "Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> menulis:
Ketakutan yang ada itu justru terjadi karena memang dipelihara dan dengan sengaja TAP MPRS tidak di-cabut2, TAP dipakai utk melegalisasi ketakutan. Seandainya TAP dan hukum2 turunannya dicabut tidak akan ada lagi legalisasi kriminalisasi pemikiran, tidak ada lagi pembenar pelaku2 intoleran yang melakukan sweeping melarang lokakarya pembakaran buku dlsb itu. Tidak ada lagi stigmatisasi komunis ataupun PKI. Tidak ada lagi phobia sehingga tulisan PKI dikaos anak2 juga disweeping sedemikian rupa tanpa tahu singkatan apa. TAP MPRS itu pada dasarnya hanya legalisasi kekerasan nan diskriminatif. Hal yg kurang lebih sama dgn pasal penodaan agama, tidak akan ada kasus penodaan agama yg tidak karuan juntrungannya itu kalau tidak ada pasal penodaan agama. ---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote : Nakut2in?Coba tanya tuh orang2 yang masih tidak bebas lingkungan masih takut tidak hidup diindonesia?Coba tanya mereka2 itu apakah berani teriak2 “hidup PKI”? Ente saja yg ndak ada empati, sok2an petentang petenteng mau begini begitu tetapi ndak ngerti permasalahannya!Ane kan sudah bilang dari dulu orang2 seperti ente inilah yang bisa bikin runyam.Sok demokratis, sok agamais, sok HAM, sok2an saja yg dipamerkan. Koq bisa ya ada orang yg menyarankan TAP MPRS 25/1966 dicabut tanpa melihat konsekwensi yang akan dibawa?! Ane saja yang ngerti banget gimana kerasnya Gus Dur simpati dengan orang2 terhalang pulang karena kasus 1965, tidak mampu berbuat banyak selain hanya bisa minta maaf secara pribadi. Minta maaf secara pribadi saja sudah menimbulkan masalah yg besar, belum lagi memulangkan mereka2 yang terhalang pulang ini. ini baru proses rekonsiliasi saja sudah susahnya setengah mati.Eh hebatnya ente ini minta TAP MPRS itu dicabut?!!!!!! Hehehehehe ane ketawa bukan karena lucu tapi ane tertawa krn ada manusia seperti ente yg ngakunya pro demokrasi, pro HAM, petentang petenteng beragama nasrani mau mencabut TAP MPRS anti komunis?!!!!!! Ini kan persis dengan pendapat ente yg maunya ahok tidak boleh masuk penjara dan ahok tidak boleh diadili! Ahok masuk penjara karena diadili itu salahnya Jokowi. MANA BERANI ENTE BILANG YANG SALAH ISLAM RADIKAL?Hehehe ente sadar ndak? Ente itu mengidap minority syndrome. Berani2nya berkoar2 maki2 orang sendiri, tetapi pengecutnya kelihatan gak berani ngomongin ttg musuhnya!!!! Kenapa? Karena takut!!!! Jelas sekali ente gak ngerti ttg Indonesia. Jelas sekali ente ndak ngerti kekuatan massa rakyat Islam yg turun kejalan dengan demo jilid 1, 411 dna 211 saja sudah harus dipikirin kekuatannya. APALAGI KOMUNISME MAU DIHIDUPKAN?!!!!Ente ini jangan2 intel CIA ya mau Indonesia bubar lalu ente gampang mencaploknya?!!!!Jangan maen2 sama negara ane ya!!!! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Monday, June 12, 2017 2:33 PM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com> Subject: RE: [GELORA45] FW: Saatnya Rehabilitasi Bung Karno! Tulisan ini intinya cuman me-nakut2in, memang dasarnya darimana kalau TAP MPRS dicabut menimbulkan disintegrasi bangsa dan negara? Omongan penuh agitasi. kutipan:Tetapi kalau mau dilihat lebih mendalam lain perkaranya. Soeharto/Orba sudah runtuh pun, kenapa Tap MPRS itu tidak dicabut? Gampang sekali kan kalau mau mencabutnya? Disinilah letak persoalannya bahwa ketakutan akan PKI dan ajaran komunisme itu sudah merasuk dalam rakyat Indonesia. Persoalannya kan jadi jelas sekali bahwa bukan Tap MPRS nya yg menjadi masalah, tetapi masalah ketakutan bahaya PKI dan komunisme.Bagi yang tidak mengerti hal ini kan selalu mengklaim: takut…takut dan takut untuk mencabut TAP MPRS itu kan?Tetapi efek mencabutnya itu tidak pernah dipertanyakan. Bagaimana kalau TAP MPRS nya sudah dicabut dan menimbulkan disintegrasi bangsa dan negara? ---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote : Chan: kalau saja diusut lebih lanjut, yang SALAH yaa TAP MPRS 25/1966 ituNesare: gampangnya memang begini. Tetapi kalau mau dilihat lebih mendalam lain perkaranya. Soeharto/Orba sudah runtuh pun, kenapa Tap MPRS itu tidak dicabut? Gampang sekali kan kalau mau mencabutnya? Disinilah letak persoalannya bahwa ketakutan akan PKI dan ajaran komunisme itu sudah merasuk dalam rakyat Indonesia. Persoalannya kan jadi jelas sekali bahwa bukan Tap MPRS nya yg menjadi masalah, tetapi masalah ketakutan bahaya PKI dan komunisme.Bagi yang tidak mengerti hal ini kan selalu mengklaim: takut…takut dan takut untuk mencabut TAP MPRS itu kan?Tetapi efek mencabutnya itu tidak pernah dipertanyakan. Bagaimana kalau TAP MPRS nya sudah dicabut dan menimbulkan disintegrasi bangsa dan negara?Presiden yang paling berani berbicara ttg PKI dan komunisme itu adalah Gus Dur. Sampai akhir hidupnya Gus Dur tidak bisa mencabut TAP MPRS itu walaupun berani membubarkan department penerangan dan departemen social. Walaupun teriakan Gus Dur disukai utk membubarkan DPR tetapi dia juga tidak bisa membubarkan DPR. Bandingkan di USA dimana komunisme itu saya pastikan tidak akan bisa hidup lagi. Bagaimana mereka melakukannya? Mereka membiarkan ajaran marxisme leninisme komunisme itu dimana2 dalam pendidikannya. Rakyatnya sudah berdiskusi membicarakan ajaran2 kiri, tengah dan kanan dari bangku sekolah. Komunisme sudah mati di USA tetapi rakyatnya mencari bentuk sosialisme yg lain seperti social democrat ala partai democrat dan juga sudah ada yang lebih kiri ala Bernie sanders. Libertarian juga adalah hasil pemikiran yg relative baru yg jenuh dengan partai republic dan democrat. Ini yang perlu dilakukan oleh rakyat Indonesia. Pelajari ajaran2nya sebelum bilang setuju atau tidak setuju. Tidak ada gunanya TAP MPRS itu dicabut tetapi rakyat Indonesia masih menolak dalam hatinya. Ini parallel dengan masalah diskriminasi terhadap kelompok tionghoa. Coba bandingkan diskriminasi tionghoa di Malaysia dan Indonesia: diskriminasi di Indonesia itu tidak formal. Diskriminasi di Malaysia terang2an/bumiputera. Hasilnya apa? tionghoa Malaysia tahu dimana letaknya diskriminasi itu dan bermain dalam boundary nya. Di Indonesia bentuk diskriminasi nya tidak jelas tetapi prakteknya dimana2. Jadi persoalannya itu bukan TAP MPRS atau ada diskriminasi atau tidak, tetapi bagaimana penerimaan dan penolakan rakyat itu yg lebih penting. Kalau rakyatnya diajak berpikir, mestinya jalan keluar akan lebih terbuka. Mulailah dengan belajar. Mulailah dengan buku. Mulailah dengan diskusi. Kalau kita ikuti dengan adanya milis2 ini dengan tersedianya internet gratis, luar biasa hasilnya. Banyak yang sudah melek melihat perkara pembunuhan massal 1965 itu bukan hanya miliknya Orba saja. Saya tekankan betapa pentingnya media alternative seperti milis2 ini dalam membuka wawasan rakyat Indonesia. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Saturday, June 10, 2017 10:14 PM To: GELORA45@yahoogroups.com; nesare1@... Subject: Re: [GELORA45] FW: Saatnya Rehabilitasi Bung Karno! Makanya, kalau saja diusut lebih lanjut, yang SALAH yaa TAP MPRS 25/1966 itu! Bukan saja melarang PKI tanpa dasar, tapi juga melarang ajaran Marxisme-Leninisme, dan, ... sampai sekarang, setelah era reformasi-demokrasi berlangsung hampir 20 tahun, masih tetap saja diberlakukan! Padahal jelas TAP MPRS 25/1966 itu dikeluarkan oleh Sidang MPRS yang terlebih dahulu direkayasa jenderal Suharto, dengan menangkapi seluruh anggota DPR/MPRS yang dituduh PKI dan Soekarnois dan digantikan dengan pendukung2 Suharto! Jadi jelas, MPRS yang cacad HUKUM, dan dengan sendirinya TAP MPRS yang dikeluarkan juga cacad hukum! TIDAK SAH, ...! Tapi, saya SETUJUUU dengan pemikiran, satu pandangan ideologi, khususnya Marxisme-Leninisme yang jelas merupakan teori mewujudkan KEADILAN SOSIAL bagi SELURUH RAKYAT (Sila ke-5 Pancasila) itu menjadi KENYATAAN, mengapa dan bagaimana bisa dilarang? Apalagi menghadapi kenyataan bukan saja kesenjangan sosial dalam masyarakat yang makin tajam tapi juga makin buaanyak jumlah rakyat miskin, warga yang terhimpit dalam kehidupan miskin. Dan kemiskinan itu pasti akan dengan mudah menerima pandangan-pandangan Sosialisme, Komunisme itu, .. Dari sudut pandang lain, kalau diperhatikan setiap pandangan ideologi itu, termasuk pandangan KOMUNIS dalam kenyataan terus berubah dan berkembang sesuai perkembangan jaman. Dan, ... yang PASTI setiap orang boleh-boleh saja mempunyai pandangan ideologi/politik tertentu, baik Pancasila, liberalisme, kapitalisme, sosialisme, komunisme maupun Islam, Kristen, Budha, Hindu Konghucu, ... menjadi komunis, sosialis, liberalis, atau kapitalis bukanlah kejahatan. Sama seperti menjadi Islam atau Kristen bukan kejahatan sekalipun tergolong radikalis. Pikiran seseorang tak bisa dipidanakan. Tindakan pemaksaan dengan kekerasanlah, terjadi pelanggaran UU/HUKUM yang dilakukan oleh siapa pun, baik komunis atau Islam, yang bisa dipidanakan. Salam,ChanCT From: nesare1@... [GELORA45]Sent: Saturday, June 10, 2017 8:29 PMTo: GELORA45@yahoogroups.comSubject: [GELORA45] FW: Saatnya Rehabilitasi Bung Karno! Chan: Lho, ... bukankah istilah atau sebutan KOMUNIS itu yang diajukan bung Karno di tahun 1959, dengan seruan persatuan NASAKOM!Nesare: betul NASAKOM itu ide pikiran bung Karno. Kom nya ada karena waktu itu ada PKI sebagai partai politik yang sah Sekarang sudah tidak ada PKI itu – dalam arti partai politik. Ajarannya yang bisa ada karena tidak melembaga dan bisa diajarkan dan diteruskan oleh siapa saja. jadi memang betul Jokowi bilang “gebuk PKI” kalau memang PKI nya (dalam bentuk lembaga) ada. Kenapa harus digebuk? Karena komunisme itu tidak sah di Indonesia. Sepanjang Tap MPRS 25/1966 yang ditertawakan oleh bung Karno. Bung Karno mentertawakan larangan komunisme itu karena dia berpendapat bahwa larangan itu tidak mungkin dapat meredam ajaran2 sosialisme itu karena ajaran2 sosialisme itu ada karena adanya keadilan social yang jelek. Bung Karno bilang kalau mau melarang marxisme, komunisme, islamisasi dll itu adalah yang merugikan rakyat dan negara. Makanya bung Karno pun mati2an melawan Darul Islam karena DI adalah kegiatan islamisme yang ngladrah. (“Bukan islamisme sejati, yang suci, yang baik, tapi yang ngladrah.")Belum lagi Tap MPRS 25/1966 itu terus didukung dengan peraturan, UU, KUHP dll yang melarang ajaran marxisme, leninisme dll.Chan: sampaik-sampai Presiden Jokowi pun ikut-ikutan hendak gebuk PKI yang dibilang muncul kembali itu. Padahal Islam radikalisme yang sudah bergerak nyata dengan teror dimana-mana dan makin agresif itulah yang merupakan bahaya nyata perpecahan NKRI!Nesare: semoga sudah jelas dengan penjelasan diatas bahwa bagi bung Karno islamisasi seperti DI yang ngladrah atau komunisme yang misalnya kalau menang mau melarang/represif rakyat Indonesia untuk beragama dan beribadah. Yang dilihat bung Karno itu adalah “ngladrah”nya bukan ajarannya. Bung Karno menekankan dalam pentingnya NAS A KOM itu harus bersatu. Gak berdiri sendiri2. Itulah wajah bangsa Indonesia. Ini yang saya percaya sampai sekarang masih relevan dalam bangsa Indonesia.Ketakutan/keprihatinan bung atas islamisasi itu wajar2 saja. tetapi itu bukan kekhawatiran/keprihatinan non muslim saja. Said Aqil sudah bilang NU dan Muhammadiyah itu adalah ulama (plural) dan tidak perlu dibela. Dia mau bilang orang2 yang teriak2 bela ulama itu “ngladrah” dan akan dilawan. Jadi Islamnya tidak perlu ditakuti tetapi orang2 yang “ngladrah” menggunakan Islam yg perlu dilawan.Salam,NesareFrom: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Friday, June 9, 2017 7:36 PM To: GELORA45@yahoogroups.com; nesare1@... Subject: Re: [GELORA45] FW: Saatnya Rehabilitasi Bung Karno! Lho, ... bukankah istilah atau sebutan KOMUNIS itu yang diajukan bung Karno di tahun 1959, dengan seruan persatuan NASAKOM! Bahwa yang memperjuangkan ideologi Keadilan sosial itu bukan hanya komunis, tentu juga BETUUUL! Bisa Marhaenisme, Soekarnoisme, Sun Yat Sen, ataupun Sosialisme, ..Dan juga tidak dapat disangkal semua pandangan ideologi itu ada kelebihan dan kekurangan, ada kebenaran sekaligus ada kesalahannya juga. TIDAK PERLU saling gempur apalagi saling bunuh membunuh, ... Semua boleh-boleh saja memperjuangkan dan berusaha mewujudkan menjadi kenyataan dimana mereka berada, dijalankan saja kompetisi secara damai pandangan mana yang akan berhasil lebih baik, lebih cepat dan lebih ADIL bagi rakyat banyak!Kalau memang semua pandangan itu mengatas namakan RAKYAT, kenapa pula harus saling hujat menghujat, saling gontok-gontokan bahkan saling bunuh? Belum apa-apa sudah harus mengorbankan sekelompok RAKYAT yang dituduh komunis itu?! Dan semua dijalankan TANPA proses pengadilan yang sah dan adil untuk membuktikan TUDUHAN “PKI dalang G30S”, dan, ... kalau saja Suharto menganggap PKI ketika itu telah melakukan kekejaman kemanusiaan dengan membunuh 7 jenderal tanpa proses hukum, sebagaimana didengungkan diangsa-raya Nusantara ini, kenapa pula mereka sendiri membalas juga dengan kekejaman kemanusiaan yang bahkan lebih dahsyat lagi!!! Tanpa segan-segan membantai, memenjarakan, mengasingkan jutaan RAKYAT nya sendiri hanya karena dituduh PKI, simpatisan dan pendukung Soekarno, padahal jelas PKI ketika itu adalah PARTAI yang sah dan legal bahkan dipertahankan matimatian oleh Presiden Soekarno!Dan yang lebih aneh lagi, PKI yang sudah masuk kubur lebih 1/2 abad masih saja dijadikan momok bahaya laten, begitu ditakuti nya setiap gerak bahkan hanya logo Palu-Arit dan baju anak-anak berhuruf PKI saja bisa dianggap momok PKI yang sedang gentayangan! PKI sudah bangkit kembali, ... sampaik-sampai Presiden Jokowi pun ikut-ikutan hendak gebuk PKI yang dibilang muncul kembali itu. Padahal Islam radikalisme yang sudah bergerak nyata dengan teror dimana-mana dan makin agresif itulah yang merupakan bahaya nyata perpecahan NKRI!Salam,ChanCTFrom: nesare1@... [GELORA45]Sent: Friday, June 9, 2017 10:26 PMTo: GELORA45@yahoogroups.comSubject: RE: [GELORA45] FW: Saatnya Rehabilitasi Bung Karno! Kenapa harus komunismenya yang ditonjolkan?Sedangkan komunisme itu sudah almarhum.Kenapa tidak dipikirkan alternative lain. Ideologi sosialisme itu bukan hanya komunisme saja.Ideologi NKRI itu adalah: Pancasila.Sila keempat/kerakyatan itu adalah demokrasi.Demokrasi Indonesia itu adalah demokrasi Pancasila.Bentuk sosialisme yang pernah didengungkan oleh Bung Karno adalah: Marhaenisme dalam prakteknya, dan ekonomi yang dijalankan disebut ekonomi kerakyatan. Kenapa bukan marhaenismenya bung Karno yang ditonjolkan? Atau bentuk2 sosialisme lainnya yang dapat menjadi alternative?Walaupun bung Karno tidak anti PKI tetapi bung Karno bukan komunis.Begitu juga Pram yang dekat dengan PKI tetapi selalu bilang dimana2 dia bukan komunis.Jadi sekali lagi ideologi NKRI itu Pancasila bukan komunisme. Jadi gak usah digede2in.Begitu juga di USA dan negara2 lainnya, ideologinya macem2: liberalisme, sosialisme, libertalisme, conservatisme dll. Komunisme itu hanya ada di beberapa negara saja: RRT, Kuba, Korea utara yang juga sedang degradasi.Yang saya tangkap dari “gebuk PKI”nya Jokowi itu adalah dia prihatin dengan keadaan bangsa dan negaranya.Seperti bung Karno dan pak Pram, Jokowi bukan komunis dan juga bukan anti komunis.“Gebuk PKI”nya itu adalah strategi utk meredam sikon Indonesia sekarang ini dimana disintegrasi sedang semarak.Coba bayangkan apa yang akan terjadi kalau Jokowi bilang: “hidup PKI”?Walaupun Jokowi bukan komunis dan tidak anti PKI, apakah dia tidak akan diganyang oleh kelompok Islam dan militer?Jadi jangan terpaku sama “gebuk PKI” nya yang hanyalah slogan saja.Slogan ini ‘kan mirip dengan “go to hell with your aid” nya bung Karno kan?Tapi kan bukan berarti bung Karno anti investasi asing. Makna retorika itu adalah: “kami bisa mengatur ekonomi kami sendiri. kalau kami perlu hutang, kami bisa cari sendiri. Tetapi kami tidak mau dicekoki/dikasih hutang yang tidak kami perlukan”.Maknanya “gebuk PKI”nya Jokowi ya kira2: wong PKI sudah gak ada, apanya yang mau digebuk?!NesareFrom: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Friday, June 9, 2017 8:35 AM To: GELORA45@yahoogroups.com; arif.harsana@... Subject: Re: [GELORA45] FW: Saatnya Rehabilitasi Bung Karno! Bagaimana bisa dikatakan “Saatnya Rehabilitasi Bung Karno”??? Kalau pemerintah yang berkuasa, khususnya Presiden Jokowi masih saja begitu anti-KOMUNIS, sampai-sampai berulangkali dengan tegas dan keras hendak “GEBUK” PKI begitu muncul kembali?!Bukankah bung Karno digulingkan Suharto karena ketegasan dan kekerasan bung Karno tidak hendak bubarkan PKI! Karena bung Karno TIDAK bisa menerima tuduhan G30S didalangi PKI! Dan Bung Karno dalam kondisi terjepitpun tetap menunjukkan ketegasan dan konsekwen pertahankan ajaran yang dicetuskan sejak tahun 26, Persatuan NASAKOM! Kenyataan adanya 3 kekuatan NAS-A-KOM dalam masyarakat Indonesia ini yang harus dipersatukan dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan nasional Indonesia, .. peran PKI dalam gerakan KEMERDEKAAN RI, jasa pejuang-pejuang komunis dalam perjuangan kemerdekaan TIDAK BISA dihilangkan dihapus begitu saja oleh Suharto!Jutaan rakyat tidak berdosa yang dibantai, dipenjarakan, dibuang kepulau Buru, ... telah menjadi korban kekejamanan jenderal Suharto naik kesinggasana kekuasaan RI-1!Salam,ChanCTFrom: 'arif.harsana@...' arif.harsana@... [GELORA45]Sent: Friday, June 9, 2017 12:55 PM http://www.bergelora.com/opini-wawancara/artikel/2069-saatnya-rehabilitasi-bung-karno.html Saatnya Rehabilitasi Bung Karno! Oleh : Nursjahbani Katjasungkana, SH *)Ditengah Penjajahan Kolonialisme Belanda pada 6 Juni 1900, seorang perempuan, Ida Ayu Nyoman Rai, yang sehari-hari dipanggil Nyoman, melahirkan seorang putra bernama Soekarno. Pada 1 Juni 1945, dihadapan Badan Penyelidik Usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Soekarno, pertama kali berpidato tentang Pancasila yang selanjutnya menjadi dasar Ideologi Negara Republik Indonesia Sehingga Setiap 1 Juni dikenal sebagai Hari Kelahiran Pancasila. Ia menjadi menjadi Proklamator dan Presiden Pertama Republik Indonesia yang berdiri pada 17 Agustus 1945. Pada 22 Juni 1966 Soekarno dipaksa meletakkan jabatan lewat penolakan oleh MPRS atas Pidato Pertanggung Jawaban Presiden Soekarno,--setelah sebuah kudeta militer yang didukung Amerika Serikat pada 30 September 1965. Presiden Soekarno meninggal dunia di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta pada 21 Juni 1970. Sebagai penghormatan terhadap Bulan Bung Karno, selama sebulan Bergelora.com akan menurunkan berbagai tulisan tentang Bung Karno.Oleh : Nursjahbani Katjasungkana, SHTanggal 6 Juni tahun ini, kita merayakan kelahiran Bung Karno yang ke 114 dan 21 Juni nanti tepat 46 tahun wafatnya. Bung Karno adalah salah satu pendiri Republik Indonesia, penggagas dasar negara Pancasila dan pernah dijuluki sebagai Pemimpin Besar Revolusi serta salah satu penggagas Konperensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955, sebuah konfrensi yang diselenggarakan untuk melawan kekuatan baru kapitalisme global yang dikuasai blok Barat.Setelah absen selama 32 tahun dibawah pemerintahan Jendral Soeharto, sejak reformasi, kelahiran Pancasila kembali dirayakan secara resmi dalam upacara kenegaraan. Pada peringatan lahirnya Pancasila 1 Juni yang lalu, puja-puji kepada sang Penggagas dikemukan pula oleh Presiden Jokowi yang mengakui bahwa Bung Karno merupakan inspiratornya yang utama.Pada tingkat dunia, namanya sangat harum baik karena pidato-pidatonya yang membangkitkan semangat perjuangan melawan kolonialisme dan kapitalisme mapun sebagai salah satu penggagas gerakan non-blok. Negerinya yang ketika itu baru berumur 10 tahun berhasil menggerakkan negara-negara Asia Afrika dan menegaskan posisi politiknya ditengah Perang Dingin yang sedang berlangsung antara blok Barat dibawah Amerika Serikat dengan sekutunya dan blok Timur dibawah Rusia dan kawan-kawannya. Kedua blok itu saling berebut pengaruh dan di beberapa negara menimbulkan perang. S (Message over 64 KB, truncated) #yiv0738530581 #yiv0738530581 -- #yiv0738530581ygrp-mkp {border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-mkp #yiv0738530581hd {color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 0;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-mkp #yiv0738530581ads {margin-bottom:10px;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-mkp .yiv0738530581ad {padding:0 0;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-mkp .yiv0738530581ad p {margin:0;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-mkp .yiv0738530581ad a {color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-sponsor #yiv0738530581ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-sponsor #yiv0738530581ygrp-lc #yiv0738530581hd {margin:10px 0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-sponsor #yiv0738530581ygrp-lc .yiv0738530581ad {margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv0738530581 #yiv0738530581actions {font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv0738530581 #yiv0738530581activity {background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv0738530581 #yiv0738530581activity span {font-weight:700;}#yiv0738530581 #yiv0738530581activity span:first-child {text-transform:uppercase;}#yiv0738530581 #yiv0738530581activity span a {color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv0738530581 #yiv0738530581activity span span {color:#ff7900;}#yiv0738530581 #yiv0738530581activity span .yiv0738530581underline {text-decoration:underline;}#yiv0738530581 .yiv0738530581attach {clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 0;width:400px;}#yiv0738530581 .yiv0738530581attach div a {text-decoration:none;}#yiv0738530581 .yiv0738530581attach img {border:none;padding-right:5px;}#yiv0738530581 .yiv0738530581attach label {display:block;margin-bottom:5px;}#yiv0738530581 .yiv0738530581attach label a {text-decoration:none;}#yiv0738530581 blockquote {margin:0 0 0 4px;}#yiv0738530581 .yiv0738530581bold {font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv0738530581 .yiv0738530581bold a {text-decoration:none;}#yiv0738530581 dd.yiv0738530581last p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv0738530581 dd.yiv0738530581last p span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv0738530581 dd.yiv0738530581last p span.yiv0738530581yshortcuts {margin-right:0;}#yiv0738530581 div.yiv0738530581attach-table div div a {text-decoration:none;}#yiv0738530581 div.yiv0738530581attach-table {width:400px;}#yiv0738530581 div.yiv0738530581file-title a, #yiv0738530581 div.yiv0738530581file-title a:active, #yiv0738530581 div.yiv0738530581file-title a:hover, #yiv0738530581 div.yiv0738530581file-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv0738530581 div.yiv0738530581photo-title a, #yiv0738530581 div.yiv0738530581photo-title a:active, #yiv0738530581 div.yiv0738530581photo-title a:hover, #yiv0738530581 div.yiv0738530581photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv0738530581 div#yiv0738530581ygrp-mlmsg #yiv0738530581ygrp-msg p a span.yiv0738530581yshortcuts {font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv0738530581 .yiv0738530581green {color:#628c2a;}#yiv0738530581 .yiv0738530581MsoNormal {margin:0 0 0 0;}#yiv0738530581 o {font-size:0;}#yiv0738530581 #yiv0738530581photos div {float:left;width:72px;}#yiv0738530581 #yiv0738530581photos div div {border:1px solid #666666;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv0738530581 #yiv0738530581photos div label {color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv0738530581 #yiv0738530581reco-category {font-size:77%;}#yiv0738530581 #yiv0738530581reco-desc {font-size:77%;}#yiv0738530581 .yiv0738530581replbq {margin:4px;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-actbar div a:first-child {margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-mlmsg select, #yiv0738530581 input, #yiv0738530581 textarea {font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-mlmsg pre, #yiv0738530581 code {font:115% monospace;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-mlmsg #yiv0738530581logo {padding-bottom:10px;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-msg p a {font-family:Verdana;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-msg p#yiv0738530581attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-reco #yiv0738530581reco-head {color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-reco {margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-sponsor #yiv0738530581ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-sponsor #yiv0738530581ov li {font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-sponsor #yiv0738530581ov ul {margin:0;padding:0 0 0 8px;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-text {font-family:Georgia;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-text p {margin:0 0 1em 0;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv0738530581 #yiv0738530581ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none !important;}#yiv0738530581 | | Virusvrij. www.avg.com |