Ha ha ha, bikin banyak jual beli gelar, jasa bikin skripsi atawa disertasi, atau sekedar copy & paste. Ataupun travel ke tanah suci jual tanah semata wayang buat bayar ongkos.Bisnis marak, sesuai visi dan misi bapak presiden. ---In GELORA45@yahoogroups.com, <ilmesengero@...> wrote :
Di Polandia, guru sekolah menegah dipanggil "profesor" oleh murid. Kalau di Italia disebut oleh murid "doctore". Di Swedia, tidak ada panggilan profesor oleh mahasiswa dan kata seperti dalam bahasa Jerman "Sie" dan dalam Belanda "U", tidak dipakai dalam sehari - hari mau pun di universitas di Swedia. Jadi seperti dalam bahasa Inggris "you" atau nama muka saja, Jan, Emma, Olof, terkecuali dalam tulisan karya ilmu pengetahuan kadang kala ditaruh gelar akademinya atau visit card. NKRI yang dikuasai oleh kaum neo-Mojopahit, memang harus pasang gelar karena warisan feodal diteruskan sekalipun dibilang negera demokrasi. Makin banyak gelar makin hebat. Kalau tidak punya dibeli atau pakai gelar turis agama.