Masalah papua sudah dari sejak dulu ada. Papua ditinggalkan. Begitu juga 
bagian2 indonesia lainnya ditinggalkan krn kebijaksanaan jawa sentris nya Orba.

 

Pernahkah kita bertanya kenapa masalah papua ini terjadi separah ini sampai 
makan korban jiwa SEKARANG?

Kenapa demo dan chaos sekarang ini begitu terorganisir?

Kenapa Jokowi yg sudah begitu habis2an membela papua didemo sekarang ini? 
Kenapa dulunya jaman presiden2 sebelumnya tidak ada demo yg berarti? Kebetulah 
saja hrs terjadi sekarang atau ada apa?

 

Jangan2 ini bukan masalah dalam negeri Indonesia saja?

Koq yang jadi sasaran adalah militer dan polisi Indonesia yg dipanah?

Koq ABRI dan polisi tidak berani menembak orang papua (tembakan ada ttp tidak 
berkesan membunuh dan pada awalnya) yg demo itu dan kesannya sangat hati2 
menyikapi demo ini?

Kenapa wiranto bilang sudah tahu provokatornya tetapi tidak berani 
mengungkapkan siapa orangnya?

 

Yang sibuk diluaran dan termasuk dimilis ini adalah kelompok yg buta hati plus 
tukang nyinyir Jokowi yg meminta pertanggungjawaban Jokowi serta menggoblok2an 
Jokowi.

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com> 
Sent: Sunday, September 1, 2019 4:10 AM
To: temu_eropa <temu_er...@yahoogroups.com>
Cc: GELORA45 <GELORA45@yahoogroups.com>; JKI 
<jaringan-kerja-indone...@googlegroups.com>
Subject: [GELORA45] Papua dan Kesenjangan Dialogis

 

  



Papua dan Kesenjangan Dialogis 
oleh: Yorrys Raweyai *) 

" ... UU Otonomi Khusus telah mengamanatkan peran institusional yang bertindak 
sebagai perwakilan suara rakyat. Dewan Perwakilan Rakyat Papua adalah lembaga 
legislatif yang berperan menjembatani dialog. Sementara Majelis Rakyat Papua 
sebagai lembaga representasi kultural produk Otonomi Khusus memberi input 
pertimbangan isi dialog yang hendak disepakati. Maksimalisasi peran kedua 
lembaga tersebut akan menghasilkan kebijakan yang bersumber dari kepentingan 
rakyat (bottom-up), bukan tafsiran sepihak. 

Dalam suasana dialogis, semua pihak berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah. 
Tidak ada pihak yang lebih dominan atas yang lainnya, sebab suasana dialog 
mengandaikan kesetaraan dan kesamaan kesempatan untuk mengemukakan pendapat. 
Hasil dari serangkaian dialog tersebut adalah hasil kesepakatan bersama. 
Sehingga simpang-siur opini tentang kondisi objektif Papua tidak dimanfaatkan 
pihak-pihak tertentu untuk semakin memperkeruh suasana. 

Sudah saatnya juga segala persoalan dan riak-riak parsial terkait dengan isu 
Papua dikanalisasi secara institusional yang merepresentasikan kepentingan 
Papua di satu sisi dan pemerintah di sisi lain. Pemerintah perlu melembagakan 
suara-suara dan opini liar tentang Papua dan mendudukkannya secara 
proporsional. 

Baik masyarakat Papua maupun pemerintah tentu tidak ingin isu-isu laten dan 
kejadian yang berulang tidak terselesaikan dengan baik. Karena itu, 
institusi-institusi perwakilan sudah seharusnya memiliki porsi yang besar untuk 
didengar, bukan sekedar dijadikan bahan pertimbangan untuk kemudian pemerintah 
melakukan tindakan sepihak. 

Berharap pada bangunan dialogis, berarti memberi secercah sinar terang bagi 
kehidupan rakyat Papua. Stigma separatisme akan terkikis saat dialog menjadi 
metode penyelesaian persoalan. Pada akhirnya, tidak ada persoalan yang tak bisa 
diurai dan diselesaikan dengan baik, selama niat dan kehendak tulus masih 
bersarang dalam logika akal sehat. 

Dua dasawarsa operasi kebijakan Otonomi Khusus tidaklah sebanding dengan 
puluhan tahun masa kelam penderitaan rakyat Papua. Sementara itu, 25 tahun masa 
pemberlakuan Otonom Khusus seharusnya memantik tidur lelap panjang kita untuk 
terbangun dan menyadari betapa rentang batas masa itu semakin dekat. Karena 
itu, tanpa suasana kultural-dialogis, pendekatan komprehensif, maka retorika 
tidak cukup mampu mengurai substansial persoalan hingga terselesaikan dengan 
baik. .... " 

*) Yorrys Raweyai anggota DPD Terpilih 2019-2024 Dapil Papua 

Selengkapnya: 
https://news.detik.com/kolom/d-4688060/papua-dan-kesenjangan-dialogis 

A.H 



  _____  

Gesendet mit der Telekom Mail App 
<https://kommunikationsdienste.t-online.de/redirects/email_app_android_sendmail_footer>
  



  • [GELORA45] ... 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]
    • [GELOR... 'arif.hars...@t-online.de' arif.hars...@t-online.de [GELORA45]
      • RE... 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
      • [G... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]
        • ... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]

Kirim email ke