Yorris Raweyai, anggota DPD Papua Barat dari partai Golkat, adalah orang Perancis (Peranakan Cina Serui), keturunan dari kluarga Thung. Kalau dia pro NKRI. https://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoa_Papua
Pada tanggal Sen, 2 Sep 2019 pukul 06.21 Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com> menulis: > > > > > ----- Pesan yang Diteruskan ----- > *Dari:* arif.hars...@t-online.de <arif.hars...@t-online.de> > *Kepada:* temu_eropa <temu_er...@yahoogroups.com> > *Cc:* GELORA45 <GELORA45@yahoogroups.com>; JKI < > jaringan-kerja-indone...@googlegroups.com> > *Terkirim:* Minggu, 1 September 2019 10.11.18 GMT+2 > *Judul:* [jaringan-kerja-indonesia] Papua dan Kesenjangan Dialogis > > > > Papua dan Kesenjangan Dialogis > oleh: Yorrys Raweyai *) > > " ... UU Otonomi Khusus telah mengamanatkan peran institusional yang > bertindak sebagai perwakilan suara rakyat. Dewan Perwakilan Rakyat Papua > adalah lembaga legislatif yang berperan menjembatani dialog. Sementara > Majelis Rakyat Papua sebagai lembaga representasi kultural produk Otonomi > Khusus memberi input pertimbangan isi dialog yang hendak disepakati. > Maksimalisasi peran kedua lembaga tersebut akan menghasilkan kebijakan yang > bersumber dari kepentingan rakyat (bottom-up), bukan tafsiran sepihak. > > Dalam suasana dialogis, semua pihak berdiri sama tinggi dan duduk sama > rendah. Tidak ada pihak yang lebih dominan atas yang lainnya, sebab suasana > dialog mengandaikan kesetaraan dan kesamaan kesempatan untuk mengemukakan > pendapat. Hasil dari serangkaian dialog tersebut adalah hasil kesepakatan > bersama. Sehingga simpang-siur opini tentang kondisi objektif Papua tidak > dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk semakin memperkeruh suasana. > > Sudah saatnya juga segala persoalan dan riak-riak parsial terkait dengan > isu Papua dikanalisasi secara institusional yang merepresentasikan > kepentingan Papua di satu sisi dan pemerintah di sisi lain. Pemerintah > perlu melembagakan suara-suara dan opini liar tentang Papua dan > mendudukkannya secara proporsional. > > Baik masyarakat Papua maupun pemerintah tentu tidak ingin isu-isu laten > dan kejadian yang berulang tidak terselesaikan dengan baik. Karena itu, > institusi-institusi perwakilan sudah seharusnya memiliki porsi yang besar > untuk didengar, bukan sekedar dijadikan bahan pertimbangan untuk kemudian > pemerintah melakukan tindakan sepihak. > > Berharap pada bangunan dialogis, berarti memberi secercah sinar terang > bagi kehidupan rakyat Papua. Stigma separatisme akan terkikis saat dialog > menjadi metode penyelesaian persoalan. Pada akhirnya, tidak ada persoalan > yang tak bisa diurai dan diselesaikan dengan baik, selama niat dan kehendak > tulus masih bersarang dalam logika akal sehat. > > Dua dasawarsa operasi kebijakan Otonomi Khusus tidaklah sebanding dengan > puluhan tahun masa kelam penderitaan rakyat Papua. Sementara itu, 25 tahun > masa pemberlakuan Otonom Khusus seharusnya memantik tidur lelap panjang > kita untuk terbangun dan menyadari betapa rentang batas masa itu semakin > dekat. Karena itu, tanpa suasana kultural-dialogis, pendekatan > komprehensif, maka retorika tidak cukup mampu mengurai substansial > persoalan hingga terselesaikan dengan baik. .... " > > *) Yorrys Raweyai anggota DPD Terpilih 2019-2024 Dapil Papua > > Selengkapnya: > https://news.detik.com/kolom/d-4688060/papua-dan-kesenjangan-dialogis > > A.H > > > ------------------------------ > Gesendet mit der Telekom Mail App > <https://kommunikationsdienste.t-online.de/redirects/email_app_android_sendmail_footer> > > -- > > --- > Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "Jaringan Kerja > Indonesia" di Google Grup. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke jaringan-kerja-indonesia+unsubscr...@googlegroups.com. > Untuk melihat diskusi ini di web, kunjungi > https://groups.google.com/d/msgid/jaringan-kerja-indonesia/1567325382295.440513.46724fbc61e6edb539559becf4004c0680563c94%40spica.telekom.de > <https://groups.google.com/d/msgid/jaringan-kerja-indonesia/1567325382295..440513.46724fbc61e6edb539559becf4004c0680563c94%40spica.telekom.de?utm_medium=email&utm_source=footer> > . > > >