Yang mengada-ada itu kan Sri Mulyani. Selagi masyarakat protes soal kenaikan 
iuran BPJS yang tidak adil, ngapain dia tiba-tiba ribut "kehilangan" dana desa 
sekian milyar? Padahal, ternyata, dana tsb. belum disalurkan ke "desa siluman". 
Masih tersimpan di kas kabupaten. Tidak hilang. 
Jadi, kenapa Sri Mulyani tidak mempedulikan suara Rakyat soal iuran BPJS yang 
dia naikkan 100%, dan malah mengada-adakan persoalan fiktif tentang "hilangnya" 
dana desa? (yang ternyata tidak hilang). 
Kenapa menkeu langsung koar-koar di publik dan tidak bicarakan saja di internal 
kabinet dengan mendagri dan mendes? 
Ya salah sendiri, sekarang Rakyat punya bukti bahwa basis data pemerintah 
memang cacat. 

--- SADAR@... wrote:

       
 

Bung ini mengada-ada saja, ....! Sri Mulyani tentu boleh saja mengajukan 
masalah yang ditemukan "Desa Siluman" sehubungan dengan dana desa yang dia 
kucurkan! Dimana salahnya??? Harus diamkan saja karena jumlahnya hanya 
milyaran???
 
Lalu, kenapa pula Sri Mulyani yang harus menuntut TPS-TPS siluman yang rugikan 
25T??? Bukankah kubu 02 sudah ajukan tuduhan "KECURANGAN2" yg terjadi di 
pilpres-2019 baru lalu, dan TIDAK SATUPUN tuduhan kecurangan yg bisa diterima 
masuk MA! Entah termasuk Rp.25T ini atau tidak? Lalu, kalau di MA sudah 
ditolak, apa menurut bung HANYA Sri Mulyani bisa buktikan kecurangan yang 
terjadi dan belaga pilon??? Kenapapula bung sendiri yang TAHU jelas kecurangan2 
terjadi TIDAK TAMPIL buktikan kecurangan yg terjadi, biar Jokowi berhasil di 
GAGALKAN jadi Presiden RI, ... sekarang dibelakang jadi ngeyel terus??? Coba 
bung jelaskan atau jernihkan pemikiran bung itu!
 
 

 
 On 11/9/2019 11:37 AM, ajeg wrote:
  
    
Nah, coba jelaskan kenapa pemerintah / Sri Mulyani begitu heboh dengan 
persoalan fiktif ini (desa "fiktif" yang ternyata dana desanya masih tersimpan 
di kas desa), tetapi berlagak pilon dari kasus-kasus TPS dan pemilih siluman 
saat pilpres. 
 
  Kalau pun dana desa itu ditilep, berapa banyak kerugian Sri Mulyani? 
Bandingkan dengan pemilu Rp 25 Triliun yang terbuang sia-sia karena akhirn ya 
Jokowi minta "damai", rekonsiliasi dengan si Prabowo.   
  Coba jelaskan, untuk apa kehebohan fiktif ini yang justru berbalik mengungkap 
cacatnya basis data pemerintah.  
   --- SADAR@... wrote:
Hahahaa, ... ini mah cetusan sakit-HATI dari  KEKALAHAN jogo di pilpres yl, 
saja, ...! Masih belum legowo terima kekalahan  yang terjadi??? Bukankah dengan 
patpat gulipatnya jenderal Prabowo  sejak kampanye, setelah pilpres sampai ikut 
 gabung pemerintah Jokowi, ... ada yang menyatakan akhirnya Prabowo  juga yang 
menang! Yang dipilih 01 yang menang 02, ...! Kok bung masih  juga menggerutu 
dan nyinyir segala kebijakan pemerintah Jokowi sekarang,  dimana jenderal 
Prabowo ikut tergabung dan  terlibat??? Kemana konsep  brilian Prabowo???
Apa dan dimana yang bung hendak salahkan  sesungguhnya? 
Saya sependapat dengan kritik  kebijakan kenaikan iuran BPJS yang  diajukan RR, 
hendaknya dicarikan solusi jalan keluar yg lebih baik dan  tidak memberatkan 
rakyat banyak!  Bahkan gunakan iuran BPJS  dikaitkan denganpemasukan/pendapatan 
setiap warga, jangan gunakan sama-rata berlakukan utk semua warga  yg jelas 
kemampuannya  berbeda-beda! Yang miskin tidak mampu  boleh digratiskan 
sepenuhnya  dengan ditanggung pemerintah, yang mampu disuruh bayar sesuai  
kemampuannya!
Desa siluman juga begitu, jangan biarkan  penilapan dana DESA yg digunakan  
memberdayakan petani dan  memakmurkan desa umumnya, ...! Harus diusut dan  
ditindak siluman-siluman itu, ... tentu jangan pula melepaskan  siluman gede! 
Perbaiki pendataan,  catatan sipil pemerintah itu!
On 11/8/2019 7:56 PM, ajeg wrote:
Ada apa pemerintah begitu heboh seol ah kasus  "desa siluman" adalah masalah 
utama di Indonesia saat ini?  Memangnya berapa kerugian Sri Mulyani  dari kasus 
ini? 5 miliar? 10 miliar? Lalu, berapa kerugian  RS-RS akibat utang pemerintah 
/ BPJS? Berapa pula uang Rakyat yang dipakai Sri untuk menambah  tunjangan 
direksi BPJS?
Waktu Rakyat mempertanyakan banyaknya TPS dan  pemilih siluman toh pemerintahan 
Sri Mulyani belagak pilon.  Dan Rp 25 Triliun pun jadi sia-sia dengan  
terjadinya kecurangan pilpres sehingga terpaksa berujung  rekonsiliasi, 
"damai". 
Gamblang sudah. Bukan cuma basis data pemilih  saja yang cacat, ulah Sri 
Mulyani ini justru mengungkap basis data pedesaan milik pemerintah juga cacat,  
seperti judul berita ini. 
--- ilmesengero@... wrote:
Apa definisi DESA? Harus berapa  jumlah penduduknya?

#yiv6222591650 -- #yiv6222591650ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv6222591650 
#yiv6222591650ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv6222591650 
#yiv6222591650ygrp-mkp #yiv6222591650hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv6222591650 #yiv6222591650ygrp-mkp #yiv6222591650ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv6222591650 #yiv6222591650ygrp-mkp .yiv6222591650ad 
{padding:0 0;}#yiv6222591650 #yiv6222591650ygrp-mkp .yiv6222591650ad p 
{margin:0;}#yiv6222591650 #yiv6222591650ygrp-mkp .yiv6222591650ad a 
{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv6222591650 #yiv6222591650ygrp-sponsor 
#yiv6222591650ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv6222591650 
#yiv6222591650ygrp-sponsor #yiv6222591650ygrp-lc #yiv6222591650hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv6222591650 
#yiv6222591650ygrp-sponsor #yiv6222591650ygrp-lc .yiv6222591650ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv6222591650 #yiv6222591650actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv6222591650 
#yiv6222591650activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv6222591650
 #yiv6222591650activity span {font-weight:700;}#yiv6222591650 
#yiv6222591650activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv6222591650 #yiv6222591650activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv6222591650 #yiv6222591650activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv6222591650 #yiv6222591650activity span 
.yiv6222591650underline {text-decoration:underline;}#yiv6222591650 
.yiv6222591650attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv6222591650 .yiv6222591650attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv6222591650 .yiv6222591650attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv6222591650 .yiv6222591650attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv6222591650 .yiv6222591650attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv6222591650 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv6222591650 .yiv6222591650bold 
{font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv6222591650 
.yiv6222591650bold a {text-decoration:none;}#yiv6222591650 dd.yiv6222591650last 
p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv6222591650 dd.yiv6222591650last p 
span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv6222591650 
dd.yiv6222591650last p span.yiv6222591650yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv6222591650 div.yiv6222591650attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv6222591650 div.yiv6222591650attach-table 
{width:400px;}#yiv6222591650 div.yiv6222591650file-title a, #yiv6222591650 
div.yiv6222591650file-title a:active, #yiv6222591650 
div.yiv6222591650file-title a:hover, #yiv6222591650 div.yiv6222591650file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv6222591650 div.yiv6222591650photo-title a, 
#yiv6222591650 div.yiv6222591650photo-title a:active, #yiv6222591650 
div.yiv6222591650photo-title a:hover, #yiv6222591650 
div.yiv6222591650photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv6222591650 
div#yiv6222591650ygrp-mlmsg #yiv6222591650ygrp-msg p a 
span.yiv6222591650yshortcuts 
{font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv6222591650 
.yiv6222591650green {color:#628c2a;}#yiv6222591650 .yiv6222591650MsoNormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv6222591650 o {font-size:0;}#yiv6222591650 
#yiv6222591650photos div {float:left;width:72px;}#yiv6222591650 
#yiv6222591650photos div div {border:1px solid 
#666666;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv6222591650 
#yiv6222591650photos div label 
{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv6222591650
 #yiv6222591650reco-category {font-size:77%;}#yiv6222591650 
#yiv6222591650reco-desc {font-size:77%;}#yiv6222591650 .yiv6222591650replbq 
{margin:4px;}#yiv6222591650 #yiv6222591650ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv6222591650 #yiv6222591650ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv6222591650 
#yiv6222591650ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv6222591650 
#yiv6222591650ygrp-mlmsg select, #yiv6222591650 input, #yiv6222591650 textarea 
{font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv6222591650 
#yiv6222591650ygrp-mlmsg pre, #yiv6222591650 code {font:115% 
monospace;}#yiv6222591650 #yiv6222591650ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv6222591650 #yiv6222591650ygrp-mlmsg #yiv6222591650logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv6222591650 #yiv6222591650ygrp-msg p a 
{font-family:Verdana;}#yiv6222591650 #yiv6222591650ygrp-msg 
p#yiv6222591650attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv6222591650 
#yiv6222591650ygrp-reco #yiv6222591650reco-head 
{color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv6222591650 #yiv6222591650ygrp-reco 
{margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv6222591650 #yiv6222591650ygrp-sponsor 
#yiv6222591650ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv6222591650 
#yiv6222591650ygrp-sponsor #yiv6222591650ov li 
{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv6222591650 
#yiv6222591650ygrp-sponsor #yiv6222591650ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
8px;}#yiv6222591650 #yiv6222591650ygrp-text 
{font-family:Georgia;}#yiv6222591650 #yiv6222591650ygrp-text p {margin:0 0 1em 
0;}#yiv6222591650 #yiv6222591650ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv6222591650 
#yiv6222591650ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none 
!important;}#yiv6222591650   

Kirim email ke