Tapi, bung Nesare, ... saya juga tidak berhasil menangkap kenapa
Kementan yang turun tangan memusnahkan DOC itu? Apa usaha BUMN? Kalau
iya, kenapa jadi peternak ayam yang berteriak??? Bukankah dengan
demikian yg rugi BUMN sendiri dan rakyat bisa dapatkan ayam murah, ...
Kalau betul itu usaha BUMN, jelas terjadi kesalahan perencanaan! Tapi,
kenapa jalan keluarnya harus dimusnahkan! Bukankah usaha peternak ayam
itu bisa diperluas bahkan keluar daerah! Apa sulitnya mengatur DOC
jutaan/perminggu itu dikirim keluar daerah kembangkan usaha ternak ayam,
bahkan kalau tidak keburu juga boleh membagikan DOC itu pada setiap
keluarga tani 2-4 ekor!
Atau mungkin juga karena kita TIDAK jelas dengan pemusnahan disini
sebetulnya apa??? Karena pemberitaan demikian sangat TIDAK JELAS maunya
apa, ... Masih dalam betuk telor atau sudah DOC sesungguhnya saja tidak
ada yang bisa pastikan ???
Salam,
ChanCT
On 11/12/2019 上午12:27, 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] wrote:
Heheheh bung ini rajin2nya cari tahu kebenaran nya.
Saya saja gak pusing mau telor keq yg dimusnahkan ataupun DOC spt
artikel yg bung bawa ini.
DOC = livebird. DOC lebih lajim istilah yg dipakai. Saya pas pernah
kerja dibidang ini dulunya, jadi sedikit2 tahu.
DOC itu anak ayam yg akan diternak, ini ayam potong. Anak ayam ini
biasanya umurnya 10 hari, paling tua 14 hari. Ini ayam ras alias ayam
negeri, bukan ayam kampung. Kalau ayam petelur istilahnya bukan DOC
melainkan pullet.
Jadi kalau DOC yg dihancurkan itu yg NYINYIR gobloknya minta ampun krn
DOC itu gak bertelor hehehehehe
Nesare
*From:* GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com>
*Sent:* Monday, December 9, 2019 8:10 PM
*To:* GELORA45@yahoogroups.com; Jonathan Goeij
<jonathango...@yahoo.com>; ajegil...@yahoo.com; Tatiana Lukman
<jetaimemuc...@yahoo.com>
*Subject:* Re: [GELORA45] pemerintah musnahkan 28 juta telur ayam
Saya tidak berhasil menangkap pengertian memusnahkan jutaan TELOR yang
dimaksud sesungguhnya, ... *Peternak ayam mengeluh lantaran pasokan
bibit ayam hidup (/livebird/) berlebih dan menyebabkan harganya
anjlok. Untuk itu, para petani yang tergabung dalam Paguyuban Peternak
Rakyat Nasional (PPRN) meminta Kementerian Pertanian (Kementan)
mengeluarkan kebijakan pemusnahan 10 juta bibit ayam atau /day old
chick/ (DOC) per minggu.* Dari pemberitaan dibawah, nampaknya yg
hendak dimusnahkan adalah telor bibit, agar harga ayam tidak anjlok!
Tapi, tidak dijelaskan dikemanakan telor yg jutaan itu? Dugaan saya,
hanya tidak ditetaskan jadi anak ayam lagi, tapi dijual kepasar untuk
dimakan saja, ...???
Tapi, ... apapun yang aterjadi, sudah seharusnya pemerintah bisa ikut
campur mengawasi dan menangani peredaran produksi didaerah yg memang
tidak mungkin seimbang sepanjang tahun, disini bisa berlebih sehingga
harga anjlok bahkan terancam busuk, disana bisa saja justru
kekurangan. Pemerintah hendaknya bisa membantu produksi disini yang
berlebih ditranfer ke daerah yang kekurangan dan perlukan, bukan dan
TIDAK dimusnahkan untuk pertahankan harga pasar!
Harga Ayam Anjlok, Kementan Musnahkan 7 Juta Bibit Bulan Depan
Vadhia Lidyana - detikFinance
Share 0
<https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4800801/harga-ayam-anjlok-kementan-musnahkan-7-juta-bibit-bulan-depan>Tweet 0
<https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4800801/harga-ayam-anjlok-kementan-musnahkan-7-juta-bibit-bulan-depan>Share 0
<https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4800801/harga-ayam-anjlok-kementan-musnahkan-7-juta-bibit-bulan-depan>20
komentar
<https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4800801/harga-ayam-anjlok-kementan-musnahkan-7-juta-bibit-bulan-depan#komentar>
Ilustrasi/Foto: Ari SaputraIlustrasi/Foto: Ari Saputra
*Jakarta* - *Peternak ayam mengeluh lantaran pasokan bibit ayam hidup
(/livebird/) berlebih dan menyebabkan harganya anjlok. Untuk itu, para
petani yang tergabung dalam Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN)
meminta Kementerian Pertanian (Kementan) mengeluarkan kebijakan
pemusnahan 10 juta bibit ayam atau /day old chick/ (DOC) per minggu.*
Menjawab keluhan petani tersebut, Direktur Perbibitan dan Produksi
Ternak Kementan, Sugiono menyebutkan bahwa pihaknya akan mengeluarkan
kebijakan untuk mengurangi DOC final stock (FS) dengan pemusnahan atau
/cutting/ telur tertunas (HE) sebanyak 7 juta butir mulai 1 Desember 2019.
"Berdasarkan rapat koordinasi perunggasan tanggal 19 November 2019,
diputuskan untuk melakukan pengurangan HE umur 19 hari sebanyak 7 juta
per minggu berlaku mulai 1 Desember 2019," kata Sugiono dalam
keterangannya kepada *detikcom*, Rabu (27/11/2019).
*Baca juga: **Kemendag Klaim Harga Ayam di Peternak Sudah Naik Rp
2.000
<https://finance.detik.com/read/2019/11/27/154301/4800485/4/kemendag-klaim-harga-ayam-di-peternak-sudah-naik-rp-2000>*
Dengan kebijakan tersebut, maka di bulan Desember 2019, total cutting
HE dilakukan terhadap 28 juta butir. Pemusnahan tersebut akan
mengurangi stok DOC FS sebanyak 26,6 juta ekor di bulan Desember.
"Sehingga target total pengurangan HE pada Desember 2019 sebanyak 28
juta butir. Dampak dari cutting HE pada Desember 2019 dimaksud secara
nasional akan mengurangi produksi DOC FS dari pembibit sebanyak
26.600.000 ekor," papar dia.
Ia mengungkapkan, kebijakan pemusnahan 7 juta HE per minggu ini akan
berlaku sampai dengan bulan Maret 2020.
*Baca juga: **Harga Ayam Anjlok, Wamendag Sebut Terkait Aturan
Sebelumnya
<https://finance.detik.com/read/2019/11/27/143437/4800360/4/harga-ayam-anjlok-wamendag-sebut-terkait-aturan-sebelumnya>*
Dengan langkah tersebut, Sugiono berharap harga /livebird/ di tingkat
peternak bisa mengalami kenaikan dan berada pada level yang stabil.
"Harga /livebird/ ditentukan oleh mekanisme pasar, dengan adanya
cutting HE diharapkan dapat berpengaruh pada peningkatan harga
/livebird/," pungkasnya.
Sebagai informasi, peternak rakyat mengaku rugi hingga Rp 2 triliun
karena harga /livebird/ anjlok dan berada level Rp 16.000-17.000 per
kilogram (kg). Padahal, harga acuan /livebird/ yang diatur dalam
Permendag nomor 96 tahun 2018, batas bawahnya sebesar Rp 18.000/kg.
"Hari ini kalau di Jabar mungkin lebih murah lagi karena masuk dari
Jateng ke sini, itu kira-kira Rp 16.000-17.000/kg. HPP kita Rp
18.000," jelas perwakilan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat
(Pinsar) Jateng, Parjuni ketika berunjuk rasa di depan kantor
Kemendag, Jakarta Pusat.
*Simak Video "Unik! Mie Ayam Disajikan dalam Kelapa Muda Segar"*
*(ara/ara)*
On 10/12/2019 上午12:27, Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com
<mailto:jonathango...@yahoo.com> [GELORA45] wrote:
Pemerintah gendeng2an, mestinya beli telur ayam itu untuk
dibagikan kemereka yang kurang gizi.
Berapa juta anak yang stunting kurang gizi?
On Sunday, December 8, 2019, 07:15:49 AM PST, Tatiana Lukman
jetaimemuc...@yahoo.com <mailto:jetaimemuc...@yahoo..com>
[GELORA45] <gelora45@yahoogroups.com>
<mailto:gelora45@yahoogroups.com> wrote:
Pemerintah sdh begitu sinting, kok masih ada saja yang keranjingan
mendukung!!!???
On Sunday, December 8, 2019, 05:24:21 AM GMT+1, ajeg
ajegil...@yahoo.com <mailto:ajegil...@yahoo.com> [GELORA45]
<gelora45@yahoogroups.com> <mailto:gelora45@yahoogroups.com> wrote:
Rapopo peternak rugi, ekonomi hancur, pasar lesu, negara loyo,
yang penting tetap bernafsu bikin ibukota baru.
--- ilmesengero@... wrote:
Kebijakan ekonomi ditentukan oleh mekanisme pasar. Pasar lesu
negara lemah syahwat.