Koq pemusnahan itu bisa bagian dari perencanaan? Perencanaan siapa?
Ente mau NYINYIR dan bilang pemusnahan itu perencanaannya Jokowi? Ente sudah gila atau sinting? Buwas jelas2 bilang import yg bikin beras dibulog bisa busuk krn tidak bisa disalurkan. Ttp oleh ente, ente fitnah bilang buwas menyalahkan pemerintah Jokowi yg merubah kasih beras menjadi kasih duit kerakyat. Keterlaluan enggak fitnah ini? Pertanyaan ente: “kenapa untuk mengendalikan harga saja pemerintah sampai harus tiba pada acara pemusnahan?” lalu ente jawab sendiri: “jelas karena masalah utama dari pemerintahan ini adalah etosnya”. ini penting sekali utk ditelaah. Ini jelas kesimpulan berdasarkan krn mau NYINYIR. Kalau DOC itu tidak dimusnahkan dan dibagi gratis kepara peternak, ente tahu enggak artinya apa ini bagi harga ayam dipasaran dan bagaimana dampaknya buat peternak yg begitu banyak mayoritas adalah peternak tradisional? NGERTI ENGGAK ente proses bisnisnya ini? Kalau bukan dengan pemusnahan DOC utk mengendalikan harga dipasaran yg akhirnya menolong peternak ayam, bagaimana caranya mengendalikan harga ayam dipasar? AYO JAWAB!!!! Koq bisa2nya ETOS yg dipakai seakan2 pemerintah tidak punya etos dgn memusnahkan DOC itu. Makan itu etos kalo peternak tradisional yg rata2 adalah home industry pada rugi. ENTE INI BACOT NYA SAJA GEDE. TERIAK2 BELA RAKYAT SEDANGKAN PERMASALAHANNYA SAMA SEKALI GAK DIMENGERTI!!!!!! Sana turun kepeternak ayam. Blusuk sana kekampung2. Lihat, tanya apa kemauan dan keingina peternak. Jangan sok2an mau jadi pahlawan yg bisanya hanya mimpi saja!!!! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com> Sent: Sunday, December 15, 2019 7:31 AM To: GELORA45 <gelora45@yahoogroups.com> Subject: Re: [GELORA45] pemerintah musnahkan 28 juta telur ayam Siapa bilang pemusnahan ini bukan bagian dari perencanaan? Pemusnahan kan cuma satu cara dari pengendalian harga yang dilegalkan dalam sistem ekonomi biasa (mekanisme pasar neolib). Pertanyaannya, kenapa untuk mengendalikan harga saja pemerintah sampai harus tiba pada acara pemusnahan? Jawabannya, jelas karena masalah utama dari pemerintahan ini adalah etosnya. Kerja, kerja, kerja. Caranya? "Nggak mau tahu!" Nah, akibatnya banyaklah pegawai pemerintah, bahkan menteri, yang hanya asal kelihatan kerja. Alias, kerja asal-asalan. Meneladani presidennya. Rapopo, yang penting presiden Joko tetep pengin ibukota baru. Caranya? Nggak mau tahu! ---SADAR@... wrote: Menurut saya, masalah utamanya pemerintah, khususnya dept.perunggasan ini tidak menjalankan perencanaan dengan baik yang mengakibatkan telor dan DOC berlebih sebegitu banyaknya! Setelah disini kelebihan, tidak pula mampu berperan memperluas usaha ternak ayam diwilayah lain, juga diwilayah lain yang kurang telor, ... Saya perhatikan di Tiongkok dengan adanya internet masuk sampai di desa-desa, mereka bisa mendapatkan pemasaran hasil produksinya sampai menemukan usaha transport yang bisa mereka kehendaki. Nyaris sudah tidak ada lagi kelebihan produksi yang harus dibuang, dimusnahkan untuk pertahankan harga pasar lagi. On 12/12/2019 下午11:37, nesare wrote: Dari media kedua2nya dimusnahkan baik telor nya maupun doc nya. Saya barusan tanya2 krn sudah lama gak ikutin lagi dunia perunggasan ini. Pemusnahan final stock ini sudah lumrah berjalan utk menetralisir/menjaga harga ungags dan telor dipasar. Kejadian yg ditulis diartikel ini kan hanya ayam potong saja. Sebetulnya ayam petelor juga sdh sering dimusnahkan sejak dulu. Kalau saya baru beropini: ini adalah masalah perunggasan Indonesia. Pemerintah minim pengetahuannya mengelola dunia perunggasan ini shg swasta baik perusahaan maupun rakyat tradisional/peternak ya bekerja secara tradisional. Sudah sejak dulu kala bisnis perunggasan ini tidak enak. Banyak perusahaan gede2 yg punya pabrik feed mill/makanan ternak gulung tikar. Begitu juga perusahaan2 ini yg mencoba ekspansi ke commercial farming/peternak juga ttp dalam skala yg besar. Perusahaan2 ini juga banyak mati drpd hidupnya. Belakangan ini perusahaan2 gede spt charoen pokphan, jepfa comfeed, dll sudah menerapkan system plasma. Mereka2 ini kerjasama dgn rakyat berternak ayam. Pakai kontrak spt bagi hasil begitu. Perusahaan gede kasih makanan ternak, bibit dll, lalu kalau sdh panen bagi hasil. Bagi hasilnya tergantung kontrak perusahaan masing2. Jadi perunggasan di Indonesia itu sudah menjadi sangat fragmented. Semua orang bisa mengerjakannya. Yg diperlukan hanyalah tanah, tenaga dan modal sedikit. Pemusnahan telor dan doc diartikel ini efektif, terbukti saham2 perusahaan perunggasan langsung naik. Yg dimusnahkan oleh pemerintah itu tentunya adalah milik pemerintah dalam Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian <https://today.line..me/id/pc/article/Stabilkan+pasokan+ayam+pemerintah+akan+musnahkan+28+juta+telur+tertunas+di+Desember-egn6vB> https://today.line.me/id/pc/article/Stabilkan+pasokan+ayam+pemerintah+akan+musnahkan+28+juta+telur+tertunas+di+Desember-egn6vB <http://bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/> http://bibit.ditjenpkh.pertanian..go.id/ kalau tidak dimusnahkan misalnya dikasih kerakyat, ya jelas akan menghancurkan harga dipasar. Kenapa? Karena pasokan/supply ayam akan bertambah shg harga akan lebih anjlog lagi. jadi ini keputusan bisnis. Yg menjadi curiosity adalah kenapa pemerintah memusnahkan telor dan doc ini krn pemerintah adalah instansi naungan rakyat dimana rakyat bisa mendapatkan gratis ayam2 itu. Ini jalan pikiran orang awam. Tetapi jalan pikiran bisnis lain. Kalau telor dan doc itu tidak dimusnahkan, harga ayam akan jatuh shg perusahaan dan ujung2nya rakyat/peternak akan mati. Yg mana yg mau didahulukan. Ini keputusan. Kalau perusahaan yg memusnahkan kan gak gaduh krn kerugian pemusnahan itu ditanggung perusahaan. Yg bikin gaduh krn pemerintah yg memusnahkan. Tetapi efeknya jelas kalau tidak dimusnahkan harga ayam akan jatuh parah dan pasti peternak merugi. Peternak ini mayoritas adalah peternak kecil di Indonesia.. Peternak yg gede itu namanya commercial farming dimiliki perusahaan2 gede termasuk japfa comfeed, charoen pokpham yg gak akan mati krn pemusnahan telor dan doc ini, tetapi plasma2nya yg mayoritas peternak rakyat kecil akan habis. Silahkan dicermati. Tetapi bagi yg gak ngerti apalagi yg suka NYINYIR langsung aja ngomong: pemerintah goblok, pemerintah apaan telor dan ayam dimusnahkan, koq gak dikasih kerakyat, apalagi rakyatnya masih miskin seperti Indonesia. Hehehehe ini omongan tukang NYINYIR. Nesare From: ChanCT Tapi, bung Nesare, ... saya juga tidak berhasil menangkap kenapa Kementan yang turun tangan memusnahkan DOC itu? Apa usaha BUMN? Kalau iya, kenapa jadi peternak ayam yang berteriak??? Bukankah dengan demikian yg rugi BUMN sendiri dan rakyat bisa dapatkan ayam murah, ... Kalau betul itu usaha BUMN, jelas terjadi kesalahan perencanaan! Tapi, kenapa jalan keluarnya harus dimusnahkan! Bukankah usaha peternak ayam itu bisa diperluas bahkan keluar daerah! Apa sulitnya mengatur DOC jutaan/perminggu itu dikirim keluar daerah kembangkan usaha ternak ayam, bahkan kalau tidak keburu juga boleh membagikan DOC itu pada setiap keluarga tani 2-4 ekor! Atau mungkin juga karena kita TIDAK jelas dengan pemusnahan disini sebetulnya apa??? Karena pemberitaan demikian sangat TIDAK JELAS maunya apa, ... Masih dalam betuk telor atau sudah DOC sesungguhnya saja tidak ada yang bisa pastikan ??? Salam, ChanCT On 11/12/2019 上午12:27, nesare wrote: Heheheh bung ini rajin2nya cari tahu kebenaran nya. Saya saja gak pusing mau telor keq yg dimusnahkan ataupun DOC spt artikel yg bung bawa ini. DOC = livebird. DOC lebih lajim istilah yg dipakai. Saya pas pernah kerja dibidang ini dulunya, jadi sedikit2 tahu. DOC itu anak ayam yg akan diternak, ini ayam potong. Anak ayam ini biasanya umurnya 10 hari, paling tua 14 hari. Ini ayam ras alias ayam negeri, bukan ayam kampung. Kalau ayam petelur istilahnya bukan DOC melainkan pullet. Jadi kalau DOC yg dihancurkan itu yg NYINYIR gobloknya minta ampun krn DOC itu gak bertelor hehehehehe Nesare From: ChanCT Saya tidak berhasil menangkap pengertian memusnahkan jutaan TELOR yang dimaksud sesungguhnya, ... Peternak ayam mengeluh lantaran pasokan bibit ayam hidup (livebird) berlebih dan menyebabkan harganya anjlok. Untuk itu, para petani yang tergabung dalam Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) meminta Kementerian Pertanian (Kementan) mengeluarkan kebijakan pemusnahan 10 juta bibit ayam atau day old chick (DOC) per minggu. Dari pemberitaan dibawah, nampaknya yg hendak dimusnahkan adalah telor bibit, agar harga ayam tidak anjlok! Tapi, tidak dijelaskan dikemanakan telor yg jutaan itu? Dugaan saya, hanya tidak ditetaskan jadi anak ayam lagi, tapi dijual kepasar untuk dimakan saja, ...??? Tapi, ... apapun yang aterjadi, sudah seharusnya pemerintah bisa ikut campur mengawasi dan menangani peredaran produksi didaerah yg memang tidak mungkin seimbang sepanjang tahun, disini bisa berlebih sehingga harga anjlok bahkan terancam busuk, disana bisa saja justru kekurangan. Pemerintah hendaknya bisa membantu produksi disini yang berlebih ditranfer ke daerah yang kekurangan dan perlukan, bukan dan TIDAK dimusnahkan untuk pertahankan harga pasar! Harga Ayam Anjlok, Kementan Musnahkan 7 Juta Bibit Bulan Depan Vadhia Lidyana - detikFinance <https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2019/09/05/0f990b9a-6b45-418d-8082-0cff6e30b088_169.jpeg?w=700&q=80> Ilustrasi/Foto: Ari Saputra Jakarta - Peternak ayam mengeluh lantaran pasokan bibit ayam hidup (livebird) berlebih dan menyebabkan harganya anjlok. Untuk itu, para petani yang tergabung dalam Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) meminta Kementerian Pertanian (Kementan) mengeluarkan kebijakan pemusnahan 10 juta bibit ayam atau day old chick (DOC) per minggu. Menjawab keluhan petani tersebut, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementan, Sugiono menyebutkan bahwa pihaknya akan mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi DOC final stock (FS) dengan pemusnahan atau cutting telur tertunas (HE) sebanyak 7 juta butir mulai 1 Desember 2019. "Berdasarkan rapat koordinasi perunggasan tanggal 19 November 2019, diputuskan untuk melakukan pengurangan HE umur 19 hari sebanyak 7 juta per minggu berlaku mulai 1 Desember 2019," kata Sugiono dalam keterangannya kepada detikcom, Rabu (27/11/2019). Baca juga: <https://finance.detik.com/read/2019/11/27/154301/4800485/4/kemendag-klaim-harga-ayam-di-peternak-sudah-naik-rp-2000> Kemendag Klaim Harga Ayam di Peternak Sudah Naik Rp 2.000 Dengan kebijakan tersebut, maka di bulan Desember 2019, total cutting HE dilakukan terhadap 28 juta butir. Pemusnahan tersebut akan mengurangi stok DOC FS sebanyak 26,6 juta ekor di bulan Desember. "Sehingga target total pengurangan HE pada Desember 2019 sebanyak 28 juta butir. Dampak dari cutting HE pada Desember 2019 dimaksud secara nasional akan mengurangi produksi DOC FS dari pembibit sebanyak 26.600.000 ekor," papar dia. Ia mengungkapkan, kebijakan pemusnahan 7 juta HE per minggu ini akan berlaku sampai dengan bulan Maret 2020. Baca juga: <https://finance.detik.com/read/2019/11/27/143437/4800360/4/harga-ayam-anjlok-wamendag-sebut-terkait-aturan-sebelumnya> Harga Ayam Anjlok, Wamendag Sebut Terkait Aturan Sebelumnya Dengan langkah tersebut, Sugiono berharap harga livebird di tingkat peternak bisa mengalami kenaikan dan berada pada level yang stabil. "Harga livebird ditentukan oleh mekanisme pasar, dengan adanya cutting HE diharapkan dapat berpengaruh pada peningkatan harga livebird," pungkasnya. Sebagai informasi, peternak rakyat mengaku rugi hingga Rp 2 triliun karena harga livebird anjlok dan berada level Rp 16.000-17.000 per kilogram (kg). Padahal, harga acuan livebird yang diatur dalam Permendag nomor 96 tahun 2018, batas bawahnya sebesar Rp 18.000/kg. "Hari ini kalau di Jabar mungkin lebih murah lagi karena masuk dari Jateng ke sini, itu kira-kira Rp 16.000-17.000/kg. HPP kita Rp 18.000," jelas perwakilan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Jateng, Parjuni ketika berunjuk rasa di depan kantor Kemendag, Jakarta Pusat. Simak Video "Unik! Mie Ayam Disajikan dalam Kelapa Muda Segar" (ara/ara) On 10/12/2019 上午12:27, Jonathan Goeij wrote: Pemerintah gendeng2an, mestinya beli telur ayam itu untuk dibagikan kemereka yang kurang gizi. Berapa juta anak yang stunting kurang gizi? On Sunday, December 8, 2019, 07:15:49 AM PST, Tatiana Lukman wrote: Pemerintah sdh begitu sinting, kok masih ada saja yang keranjingan mendukung!!!??? On Sunday, December 8, 2019, 05:24:21 AM GMT+1, ajeg wrote: Rapopo peternak rugi, ekonomi hancur, pasar lesu, negara loyo, yang penting tetap bernafsu bikin ibukota baru. --- ilmesengero@... wrote: Kebijakan ekonomi ditentukan oleh mekanisme pasar. Pasar lesu negara lemah syahwat.