*TIDAK!, *Indonesia Tidak melarang WNTiongkok masuk Indonesia, ... tapi mencabut *sementara* ketentuan *BEBAS VISA* bagi WN Tiongkok masuk Indonesia, semula sampai 29 Feb. lalu diperpanjang sebulan lagi, ...! Jadi, WNTiongkok harus lebih dahulu minta VISA! Ini karena si nenek dalam tempurung dengar beritanya sambil merem-merem melek masih dalam mimpi, ...! Hehehee, ...

Mengenai 49 WNTiongkok yang dipermasalahnya, biarlah HUKUM di Indonesia menentukan apa dan dimana kesalahannya, dan menjatuhkan sanksi sesuai pelanggaran yang dilakukan mereka! Tak perlu terkecoh oleh pendapat Luhut maupun Menteri Tenaga Kerja yang berbeda itu. Lalu, ... nenek dalam tempurung yang satu ini begitu bernafsu buru-buru menentukan itu jadi ANTEK siapa???

Jelas terjeblos menjadi ANTEK Imperialisme AS hanya karena begitu benci dan dendamnya pada RRTiongkok, ...!!! Hahahaaa, ....


On 25/3/2020 上午3:21, Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] wrote:
Tidak tahu bahwa Indonesia sudah melarang masuknya warga tiongkok sejak 5 Februari 2020???? Tidak pernah lihat sang menlu berpidato dalam hubungannya dengan travel ban itu??? Aneh ya, kok malah si nenek yang katanya dalam tempurung ini , tahu betul bahwa ada keputusan pemerintah itu. Saya tidak bicara soal larangan orang Indonesia masuk ke Tiongkok!!! Tkk tidak berkepentingan melarang orang Indonesia masuk Tkk karena virus corona tidak datang dari Indonesia!!! Ada atau tidaknya larangan Tiongkok kepada masuknya WNI sama sekali tidak saya persoalkan!! Masa bodo amat!! begitulah kasarnya. Lagi pula, sebelum adanya soal virus corona, yang banyak disoroti adalah fakta datangnya ribuan tenaga kerja tiongkok ke Indonesia!!!

Jangan terus ketularan virus remo pro Tkk kapitalis-imperialis!!! Kok menuduh orang salah kaprah!! Saya membelejeti fakta masuknya 49 buruh tiongkok ke Indonesia, yang sebetulnya ILEGAL, KARENA masih terus berlaku larangan terhadap warga Tiongkok!! Saya ikut menuntut 49 orang itu dikembalikan ke Tiongkok!! Siapa yang "membandingkan", siapa yang "mengkontraskan".... Rupanya anda semakin mendekati sifat-sifat antek remo itu,  tidak mampu membaca dengan baik!!!



On Tuesday, March 24, 2020, 11:57:15 AM GMT+1, 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] <gelora45@yahoogroups.com> wrote:


Tatiana: Kalau memang betul Zhang itu kena virusnya di Indonesia, lantas kenapa harus dihebohkan dan dipersoalkan???

Nesare: benar kenapa harus dipersoalkan wong hanya 1 kasus? Itulah makanya saya tulis sebelum2nya bahwa itu hanya data. Yg mempermasalahkan itu adalah AJEG. Dia dgn rasisnya memfitnah dgn bilang RRT menuding Indonesia sebagai asal-muasal penyakitnya. Gak ada baik dari artikel yg dia bawa ke thread ini maupun dimanapun diseluruh dunia yg bilang RRT menuding Indonesia sbg asal muasal coronavirus. GAK ADA! Persis dng komentar bung, koq hanya 1 data Zhang ini kenapa dihebohkan?

Ini tulisan awal AJEG yg saya komentari:

Ada banyak tempat yang dikunjungi anak ini setelah dia terbang dari Indonesia. Lantas kenapa RRC menuding Indonesia sebagai asal-muasal penyakitnya?

Hehe, sedikit demi sedikit digeser, lama-lama akan tertulis sejarah: "Wuhan adalah kota paling sehat sealam-semesta, dan wabah Corona bermula dari Indonesia!"

Pantaslah orang Itali marah. Hanya karena pasien Corona yang meninggal di Itali lebih banyak dari Cina tiba-tiba berembus istilah "Flu Itali" ...

Tatiana: Pernah saya baca pemerintah secara resmi melarang orang Tiongkok masuk Indonesia, lantas bagaimana dengan kedatangan 49 buruh tiongkok baru-baru ini?? Kenapa larangan itu tidak berlaku pada mereka??? Para pemodal asing/investor sudah lama mendatangkan banyak penyakit kepada penduduk Indonesia melalui perkebunan dan pertambangannya yang tidak menghiraukan soal lingkungan. Virus Covid-19 mendatangkan kematian.

Nesare: dari mana bung bacanya? Gak ada itu. Masih banyak penerbangan dari Indonesia ke RRT sekarang ini? Mau beli tiketnya, bisa dicari sekarang juga pakai on line.

Jadi selanjutnya bung sudah salah kaprah membandingkan 49 buruh RRT ke Indonesia itu yg mengkontraskan orang Indonesia dilarang RRT utk masuk ke negaranya!

Nesare

*From:* GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com>
*Sent:* Sunday, March 22, 2020 5:48 AM
*To:* GELORA45@yahoogroups.com; Sunny ambon <ilmeseng...@gmail.com>
*Subject:* Re: [GELORA45] Chinareports imported COVID-19 case from Indonesia

Kalau memang betul Zhang itu kena virusnya di Indonesia, lantas kenapa harus dihebohkan dan dipersoalkan??? Pernah saya baca pemerintah secara resmi melarang orang Tiongkok masuk Indonesia, lantas bagaimana dengan kedatangan 49 buruh tiongkok baru-baru ini?? Kenapa larangan itu tidak berlaku pada mereka??? Para pemodal asing/investor sudah lama mendatangkan banyak penyakit kepada penduduk Indonesia melalui perkebunan dan pertambangannya yang tidak menghiraukan soal lingkungan. Virus Covid-19 mendatangkan kematian. Begitu juga kemiskinan dan kemelaratan yang diderita rakyat Indonesia yang disebabkan oleh politik rezim Jokowi yang menjual kekayaan sumber daya alam... dan itu mendatangkan kematian!!! Jangan lupa itu!!

On Sunday, March 22, 2020, 06:12:50 AM GMT+1, Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com <mailto:ilmeseng...@gmail.com>[GELORA45] <gelora45@yahoogroups.com <mailto:gelora45@yahoogroups.com>> wrote:

https://www.thejakartapost.com/news/2020/03/19/china-reports-imported-covid-19-case-from-indonesia.html


  China reports imported COVID-19 case from Indonesia


  China reports imported COVID-19 case from Indonesia

  * Budi Sutrisno

The Jakarta Post

Jakarta   /   Thu, March 19, 2020   /   11:41 am

China has announced an imported COVID-19 case from Indonesia, a 35-year-old Chinese national identified as Zhang, who had developed symptoms in the archipelago last week before being diagnosed upon his return to Shaanxi province.

The Shaanxi Health Commission announced on its website <http://sxwjw.shaanxi.gov.cn/art/2020/3/17/art_9_68997.html> on Tuesday that Zhang was the province’s first imported case. He reportedly developed a cough and fever on March 10 during his stay in Indonesia.

However, which city in Indonesia he visited and how he became infected remain unclear.

The report said Zhang took Dragon Air flight KA896 from Indonesia to Shanghai via Hong Kong on March 13 and stayed at the Vienna International Hotel in Shanghai that night.

The next day, Zhang traveled by car to Shanghai Pudong International Airport at 2 p.m. local time, departed on China Eastern flight MU2162 at around 5 p.m. and arrived at the Xi’an Xianyang International Airport in Shaanxi at 7:45 p.m..

Upon arriving in Xi'an, Zhang informed airport staff of his physical discomfort. As he showed a high temperature, he was sent to the Xi'an Central Hospital at midnight.

Read also: COVID-19: Indonesia records highest death toll in Southeast Asia at 19 <https://www.thejakartapost.com/news/2020/03/18/covid-19-indonesia-records-highest-death-toll-in-southeast-asia-at-19.html>

Early Sunday morning, the Xi’an Center for Disease Control (CDC) conducted a nucleic acid and serological tests on him. The nucleic acid test was inconclusive, while the serological test came out negative.

A second nucleic acid test done the next day came out positive. Zhang also went through an examination of clinical symptoms, blood tests, imaging tests and expert consultation before being diagnosed as a confirmed case.

He was immediately transferred to the Xi'an Eighth Hospital for isolation and treatment.

Authorities have isolated Zhang’s close contacts in China for medical observation. The Shaanxi Health Department said there were 80 new close contacts in the province, of which 79 were linked to Zhang.

A patient (L) infected by the COVID-19 coronavirus receives acupuncture treatment at Red Cross Hospital in Wuhan in China's central Hubei province on March 11, 2020.A patient (L) infected by the COVID-19 coronavirus receives acupuncture treatment at Red Cross Hospital in Wuhan in China's central Hubei province on March 11, 2020. (AFP/STR )

The Health Ministry’s disease control and prevention director general, Achmad Yurianto, said he had not received any information on the matter but would trace Zhang’s close contacts in Indonesia.

“Tracing is a certain thing, but it will be difficult. Where do we want to start if we don’t know which city he went to?"  Yurianto told /The Jakarta Post/ on Wednesday, adding that the Indonesian Embassy in China would take the initial steps.

Indonesian Ambassador to China Djauhari Oratmangun said he would contact the Chinese government and ask details on Zhang before passing them to Jakarta for further investigation.

“Indeed, the number of cases from internal transmissions in China has now declined. They are mostly flown in from outside [of China]. Out of 13 confirmed cases [on Wednesday], 12 were imported,” he told the /Post./

Read also: COVID-19: Indonesia suspends visa-free policy, expands ban for people from worst-hit countries <https://www.thejakartapost.com/news/2020/03/17/covid-19-indonesia-suspends-visa-free-policy-expands-ban-for-people-from-worst-hit-countries.html?src=mostviewed&pg=news/2020/03/18/covid-19-indonesia-records-highest-death-toll-in-southeast-asia-at-19.html>

As of Tuesday, China has reported 80,894 COVID-19 cases, of which 69,614 have recovered and 3,237 died. At least 155 imported cases were recorded in China, Djauhari said.

Meanwhile, Shaanxi has reported a total of 246 confirmed cases, with 233 discharged cases and three deaths.

After the first imported case with Zhang, the Shaanxi administration followed the strict measures applied by most regions in China by ordering a 14-day quarantine for people entering the province starting Tuesday to strengthen its prevention and control measures.

Under the order, Chinese or foreign nationals entering Shaanxi directly or transferred from other cities in the country must immediately report their basic information and health status to quarantine personnel and community workers.

“[They must] actively cooperate with relevant units to carry out prevention and control measures, such as nucleic acid testing and centralized isolation for 14 days. Related costs would be borne by each individual,” the administration said as reported by//People’s Daily Xi’an <http://sn.people.com.cn/n2/2020/0317/c226647-33880782.html>/./

A medical staff member gestures inside an isolation ward at Red Cross Hospital in Wuhan in China's central Hubei province on March 10, 2020.A medical staff member gestures inside an isolation ward at Red Cross Hospital in Wuhan in China's central Hubei province on March 10, 2020. (AFP/STR)

It also required officials in government agencies and institutions at all levels in the province to make a report as soon as they learn that relatives and friends are about to return to Shaanxi from abroad.

“Those who conceal contact or residence history, misrepresented their illness or refused to implement prevention and control measures that can spread or cause the risk of spreading the new coronavirus will be investigated for [negligence],” it added.

 *


Kirim email ke