Jelas ini pemberitaan yang TIDAK SESUAI dengan kenyataan! Lha, jelas
yang dinyatakan Retno itu hanya mencabut sementara BEBAS VISA bagi warga
Tiongkok, termasuk HK, Macao! Jadi, sejak tgl. 2 Februari itu, mereka
yang hendak masuk Indonesia HARUS lebih dahulu minta visa dengan bukti
keterangan sehat dan dalam 14 hari tidak berada di Wuhan, ...
Bukti masih ada orang Tiongkok yang Indonesia, ... bukankah Zhang XX,
yang dipersoalkan Ajeg itu baru kembali dari Indonesia?
On 25/3/2020 下午10:44, Tatiana Lukman wrote:
Warga China Dilarang ke Indonesia, Bebas Visa Dicabut untuk Sementara
Minggu, 02 Februari 2020
---------
Artikel ini sudah Terbit di AyoBandung.com, dengan Judul Warga China
Dilarang ke Indonesia, Bebas Visa Dicabut untuk Sementara, pada URL
https://www.ayobandung.com/read/2020/02/02/78247/warga-china-dilarang-ke-indonesia-bebas-visa-dicabut-untuk-sementara
Penulis: Suara.com
Editor : Dadi Haryadi
Warga China Dilarang ke Indonesia, Bebas Visa Dicabut untuk Sementara
Minggu, 02 Februari 2020 Ilustrasi kedatangan warga China. (Reuters)
JAKARTA, AYOBANDUNG.COM -- Pemerintah Indonesia melarang seluruh
pendatang asal China daratan untuk memasuki Indonesia. Larangan itu
diberlakukan seiring merebaknya wabah virus Corona yang berasal dari
Kota Wuhan di negeri tirai bambu tersebut. Menteri Luar Negeri RI
Retno Marsudi mengatakan pelarangan itu bersifat sementara. Semua
pendatang yang iba dari mainland China dan sudah berada di sana selama
14 hari untuk sementara tidak diizinkan untuk masuk dan melakukan
transit di Indonesia, ujar Retno usai rapat terbatas dengan Presiden
Joko Widodo di Lanud Halim Perdanakusuma, Minggu (2/2/2020). Selain
memberlakukan larangan masuk, pemerintah Indonesia juga mengehentikan
sementara bebas visa di negara China. AYO BACA : 3 WNI di Wuhan China
Tak Boleh Pulang ke Indonesia Kebijakan pemberian fasilitas bebas visa
kunjungan dan visa on arrival untuk warga negara RRT yang bertempat
tinggal di mainland China untuk sementara dihentikan, ujar Retno.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Menkes Terawan Agus Putranto mengatakan
238 Warga Negara Indonesia (WNI) berhasil dievakuasi dari Wuhan,
China. Menkes menambahkan dirinya akan memeriksa kembali kepastian
jumlah tersebut karena WNI yang semestinya dievakuasi menurut rencana
awal adalah sebanyak 245 orang. Jadi 238 yang datang, menurut data,
kata Menkes melalui pantauan video yang diterima ANTARA di Jakarta,
Minggu. Dari 245 orang tersebut, ia menyebutakan empat orang di
antaranya menyatakan tidak bersedia dievakuasi atas kehendak sendiri.
AYO BACA : Kerusuhan Pecah di Natuna, Tolak Kedatangan WNI Evakuasi
dari Wuhan Empat orang menyatakan untuk tidak mau berangkat karena
lebih nyaman di sana. Meski kita sudah tawarkan semua, tambahnya.
Mereka, kata Menkes telah membuat surat pernyataan yang menyebutkan
alasan mereka tidak bersedia dievakuasi. Kemudian, Menkes juga
mengemukakan selain empat orang itu, tiga orang dari 245 WNI tersebut
tidak berhasil melalui uji pemeriksaan yang dilakukan oleh pemerintah
China. Yang tiga tidak lolos screening, screening yang dilakukan
pemerintah China yang meliputi bertahap, tiga tahap mereka harus
jalani, ujarnya. Pemeriksaan yang dilakukan pemerintah China, lanjut
Terawan memberi sedikit kelegaan bagi pemerintah karena memberi
kepastian bahwa WNI yang berhasil dievakuasi adalah mereka yang dalam
keadaan sehat. Itu membuat kita merasa nyaman bahwa yang berangkat ke
kita ini sudah dipastikan oleh pemerintah China bahwa itu (mereka)
adalah orang-orang yang sehat, katanya. AYO BACA : Risiko di Balik
Evakuasi WNI dari Wuhan
---------
Artikel ini sudah Terbit di AyoBandung.com, dengan Judul Warga China
Dilarang ke Indonesia, Bebas Visa Dicabut untuk Sementara, pada URL
https://www.ayobandung.com/read/2020/02/02/78247/warga-china-dilarang-ke-indonesia-bebas-visa-dicabut-untuk-sementara
Penulis: Suara.com
Editor : Dadi Haryadi
On Wednesday, March 25, 2020, 12:12:16 AM GMT+1, ChanCT
sa...@netvigator.com [GELORA45] <gelora45@yahoogroups.com> wrote:
*TIDAK!, *Indonesia Tidak melarang WNTiongkok masuk Indonesia, ...
tapi mencabut *sementara* ketentuan *BEBAS VISA* bagi WN Tiongkok
masuk Indonesia, semula sampai 29 Feb. lalu diperpanjang sebulan lagi,
...! Jadi, WNTiongkok harus lebih dahulu minta VISA! Ini karena si
nenek dalam tempurung dengar beritanya sambil merem-merem melek masih
dalam mimpi, ...! Hehehee, ...
Mengenai 49 WNTiongkok yang dipermasalahnya, biarlah HUKUM di
Indonesia menentukan apa dan dimana kesalahannya, dan menjatuhkan
sanksi sesuai pelanggaran yang dilakukan mereka! Tak perlu terkecoh
oleh pendapat Luhut maupun Menteri Tenaga Kerja yang berbeda itu.
Lalu, ... nenek dalam tempurung yang satu ini begitu bernafsu
buru-buru menentukan itu jadi ANTEK siapa???
Jelas terjeblos menjadi ANTEK Imperialisme AS hanya karena begitu
benci dan dendamnya pada RRTiongkok, ...!!! Hahahaaa, ....
On 25/3/2020 上午3:21, Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com
<mailto:jetaimemuc...@yahoo.com> [GELORA45] wrote:
Tidak tahu bahwa Indonesia sudah melarang masuknya warga tiongkok
sejak 5 Februari 2020???? Tidak pernah lihat sang menlu berpidato
dalam hubungannya dengan travel ban itu??? Aneh ya, kok malah si
nenek yang katanya dalam tempurung ini , tahu betul bahwa ada
keputusan pemerintah itu.
Saya tidak bicara soal larangan orang Indonesia masuk ke Tiongkok!!!
Tkk tidak berkepentingan melarang orang Indonesia masuk Tkk karena
virus corona tidak datang dari Indonesia!!! Ada atau tidaknya
larangan Tiongkok kepada masuknya WNI sama sekali tidak saya
persoalkan!! Masa bodo amat!! begitulah kasarnya. Lagi pula, sebelum
adanya soal virus corona, yang banyak disoroti adalah fakta datangnya
ribuan tenaga kerja tiongkok ke Indonesia!!!
Jangan terus ketularan virus remo pro Tkk kapitalis-imperialis!!! Kok
menuduh orang salah kaprah!! Saya membelejeti fakta masuknya 49 buruh
tiongkok ke Indonesia, yang sebetulnya ILEGAL, KARENA masih terus
berlaku larangan terhadap warga Tiongkok!! Saya ikut menuntut 49
orang itu dikembalikan ke Tiongkok!! Siapa yang "membandingkan",
siapa yang "mengkontraskan".... Rupanya anda semakin mendekati
sifat-sifat antek remo itu, tidak mampu membaca dengan baik!!!
On Tuesday, March 24, 2020, 11:57:15 AM GMT+1, 'nesare'
nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com> [GELORA45]
<gelora45@yahoogroups.com> <mailto:gelora45@yahoogroups.com> wrote:
Tatiana: Kalau memang betul Zhang itu kena virusnya di Indonesia,
lantas kenapa harus dihebohkan dan dipersoalkan???
Nesare: benar kenapa harus dipersoalkan wong hanya 1 kasus? Itulah
makanya saya tulis sebelum2nya bahwa itu hanya data. Yg
mempermasalahkan itu adalah AJEG. Dia dgn rasisnya memfitnah dgn
bilang RRT menuding Indonesia sebagai asal-muasal penyakitnya. Gak
ada baik dari artikel yg dia bawa ke thread ini maupun dimanapun
diseluruh dunia yg bilang RRT menuding Indonesia sbg asal muasal
coronavirus. GAK ADA! Persis dng komentar bung, koq hanya 1 data
Zhang ini kenapa dihebohkan?
Ini tulisan awal AJEG yg saya komentari:
Ada banyak tempat yang dikunjungi anak ini setelah dia terbang dari
Indonesia. Lantas kenapa RRC menuding Indonesia sebagai asal-muasal
penyakitnya?
Hehe, sedikit demi sedikit digeser, lama-lama akan tertulis sejarah:
"Wuhan adalah kota paling sehat sealam-semesta, dan wabah Corona
bermula dari Indonesia!"
Pantaslah orang Itali marah. Hanya karena pasien Corona yang
meninggal di Itali lebih banyak dari Cina tiba-tiba berembus istilah
"Flu Itali" ...
Tatiana: Pernah saya baca pemerintah secara resmi melarang orang
Tiongkok masuk Indonesia, lantas bagaimana dengan kedatangan 49 buruh
tiongkok baru-baru ini?? Kenapa larangan itu tidak berlaku pada
mereka??? Para pemodal asing/investor sudah lama mendatangkan banyak
penyakit kepada penduduk Indonesia melalui perkebunan dan
pertambangannya yang tidak menghiraukan soal lingkungan. Virus
Covid-19 mendatangkan kematian.
Nesare: dari mana bung bacanya? Gak ada itu. Masih banyak penerbangan
dari Indonesia ke RRT sekarang ini? Mau beli tiketnya, bisa dicari
sekarang juga pakai on line.
Jadi selanjutnya bung sudah salah kaprah membandingkan 49 buruh RRT
ke Indonesia itu yg mengkontraskan orang Indonesia dilarang RRT utk
masuk ke negaranya!
Nesare
*From:* GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
<GELORA45@yahoogroups.com> <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
*Sent:* Sunday, March 22, 2020 5:48 AM
*To:* GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>;
Sunny ambon <ilmeseng...@gmail.com> <mailto:ilmeseng...@gmail.com>
*Subject:* Re: [GELORA45] Chinareports imported COVID-19 case from
Indonesia
Kalau memang betul Zhang itu kena virusnya di Indonesia, lantas
kenapa harus dihebohkan dan dipersoalkan??? Pernah saya baca
pemerintah secara resmi melarang orang Tiongkok masuk Indonesia,
lantas bagaimana dengan kedatangan 49 buruh tiongkok baru-baru ini??
Kenapa larangan itu tidak berlaku pada mereka??? Para pemodal
asing/investor sudah lama mendatangkan banyak penyakit kepada
penduduk Indonesia melalui perkebunan dan pertambangannya yang tidak
menghiraukan soal lingkungan. Virus Covid-19 mendatangkan kematian.
Begitu juga kemiskinan dan kemelaratan yang diderita rakyat Indonesia
yang disebabkan oleh politik rezim Jokowi yang menjual kekayaan
sumber daya alam... dan itu mendatangkan kematian!!! Jangan lupa itu!!
On Sunday, March 22, 2020, 06:12:50 AM GMT+1, Sunny ambon
ilmeseng...@gmail.com <mailto:ilmeseng...@gmail.com>[GELORA45]
<gelora45@yahoogroups.com <mailto:gelora45@yahoogroups.com>> wrote:
https://www.thejakartapost.com/news/2020/03/19/china-reports-imported-covid-19-case-from-indonesia.html
China reports imported COVID-19 case from Indonesia
China reports imported COVID-19 case from Indonesia
* Budi Sutrisno
The Jakarta Post
Jakarta / Thu, March 19, 2020 / 11:41 am
China has announced an imported COVID-19 case from Indonesia, a
35-year-old Chinese national identified as Zhang, who had developed
symptoms in the archipelago last week before being diagnosed upon his
return to Shaanxi province.
The Shaanxi Health Commission announced on its website
<http://sxwjw.shaanxi.gov.cn/art/2020/3/17/art_9_68997.html> on
Tuesday that Zhang was the province’s first imported case. He
reportedly developed a cough and fever on March 10 during his stay in
Indonesia.
However, which city in Indonesia he visited and how he became
infected remain unclear.
The report said Zhang took Dragon Air flight KA896 from Indonesia to
Shanghai via Hong Kong on March 13 and stayed at the Vienna
International Hotel in Shanghai that night.
The next day, Zhang traveled by car to Shanghai Pudong International
Airport at 2 p.m. local time, departed on China Eastern flight MU2162
at around 5 p.m. and arrived at the Xi’an Xianyang International
Airport in Shaanxi at 7:45 p.m..
Upon arriving in Xi'an, Zhang informed airport staff of his physical
discomfort. As he showed a high temperature, he was sent to the Xi'an
Central Hospital at midnight.
Read also: COVID-19: Indonesia records highest death toll in
Southeast Asia at 19
<https://www.thejakartapost.com/news/2020/03/18/covid-19-indonesia-records-highest-death-toll-in-southeast-asia-at-19.html>
Early Sunday morning, the Xi’an Center for Disease Control (CDC)
conducted a nucleic acid and serological tests on him. The nucleic
acid test was inconclusive, while the serological test came out negative.
A second nucleic acid test done the next day came out positive. Zhang
also went through an examination of clinical symptoms, blood tests,
imaging tests and expert consultation before being diagnosed as a
confirmed case.
He was immediately transferred to the Xi'an Eighth Hospital for
isolation and treatment.
Authorities have isolated Zhang’s close contacts in China for medical
observation. The Shaanxi Health Department said there were 80 new
close contacts in the province, of which 79 were linked to Zhang.
A patient (L) infected by the COVID-19 coronavirus receives
acupuncture treatment at Red Cross Hospital in Wuhan in China's
central Hubei province on March 11, 2020.A patient (L) infected by
the COVID-19 coronavirus receives acupuncture treatment at Red Cross
Hospital in Wuhan in China's central Hubei province on March 11,
2020. (AFP/STR )
The Health Ministry’s disease control and prevention director
general, Achmad Yurianto, said he had not received any information on
the matter but would trace Zhang’s close contacts in Indonesia.
“Tracing is a certain thing, but it will be difficult. Where do we
want to start if we don’t know which city he went to?" Yurianto told
/The Jakarta Post/ on Wednesday, adding that the Indonesian Embassy
in China would take the initial steps.
Indonesian Ambassador to China Djauhari Oratmangun said he would
contact the Chinese government and ask details on Zhang before
passing them to Jakarta for further investigation.
“Indeed, the number of cases from internal transmissions in China has
now declined. They are mostly flown in from outside [of China]. Out
of 13 confirmed cases [on Wednesday], 12 were imported,” he told the
/Post./
Read also: COVID-19: Indonesia suspends visa-free policy, expands ban
for people from worst-hit countries
<https://www.thejakartapost.com/news/2020/03/17/covid-19-indonesia-suspends-visa-free-policy-expands-ban-for-people-from-worst-hit-countries.html?src=mostviewed&pg=news/2020/03/18/covid-19-indonesia-records-highest-death-toll-in-southeast-asia-at-19.html>
As of Tuesday, China has reported 80,894 COVID-19 cases, of which
69,614 have recovered and 3,237 died. At least 155 imported cases
were recorded in China, Djauhari said.
Meanwhile, Shaanxi has reported a total of 246 confirmed cases, with
233 discharged cases and three deaths.
After the first imported case with Zhang, the
Shaanxi administration followed the strict measures applied by most
regions in China by ordering a 14-day quarantine for people entering
the province starting Tuesday to strengthen its prevention and
control measures.
Under the order, Chinese or foreign nationals entering Shaanxi
directly or transferred from other cities in the country must
immediately report their basic information and health status to
quarantine personnel and community workers.
“[They must] actively cooperate with relevant units to carry out
prevention and control measures, such as nucleic acid testing and
centralized isolation for 14 days. Related costs would be borne by
each individual,” the administration said as reported by//People’s
Daily Xi’an
<http://sn.people.com.cn/n2/2020/0317/c226647-33880782.html>/./
A medical staff member gestures inside an isolation ward at Red Cross
Hospital in Wuhan in China's central Hubei province on March 10,
2020.A medical staff member gestures inside an isolation ward at Red
Cross Hospital in Wuhan in China's central Hubei province on March
10, 2020. (AFP/STR)
It also required officials in government agencies and institutions at
all levels in the province to make a report as soon as they learn
that relatives and friends are about to return to Shaanxi from abroad.
“Those who conceal contact or residence history, misrepresented their
illness or refused to implement prevention and control measures that
can spread or cause the risk of spreading the new coronavirus will be
investigated for [negligence],” it added.
*