Naibu zamanana wal aibu fina. wama lizamanina aibun siwana (Imam Syafii).
kira2 depe arti bebas bagini;
Kita sering mencela zaman kita, padahal cela itu ada dalam diri kita. Zaman 
kita memang tidak punya cela, selain cela yang ada dalam diri kita.

Salam. 


--- Pada Sen, 21/7/08, toti lamusu <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
Dari: toti lamusu <[EMAIL PROTECTED]>
Topik: [GM2020] gorontalo kota 'rombeng' dan 'amburadul'
Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 21 Juli, 2008, 1:38 PM










    
            bung sofyan uli mengeluhkan kriminal gorontalo , saya jadi tertarik 
menuliskan apa yang saya saksikan di gorontalo , ini adalah apa yang saya lihat 
sejak walikota pak taki niode di era 70an , disusul walikota bilondatu . saat 
walikota bilondatu , saya sudah ke jakarta dan tidak sampai saat yang 
bersangkutan lengser . kemudian sempat menikmati gorontalo di bawah 'khalifah 
medi botutihe' .

kehancuran gorontalo adalah saat 2 periode terakhir , meskipun sdri. rochalisa 
dama memuji habis-habisan saat sang khalifah berkuasa dalam bukunya yang saya 
sempat baca (lupa judulnya , karena isinya hanya puja dan puji , yang jujur 
berkomentar hanya kang asep sabar dari gorontalo post , maklum kang asep berani 
berkomentar karena kang asep dianggap bukan 100 persen gorontalo .)

kenapa saya mengatakan demikian , tengoklah bahwa 'kota serambi manado' ini 
semrawut ,
 bising dan amburadul nya nggak ampun-ampun .

1) knalpot bising , bersliweran tanpa mengenal waktu dan setiap pemilik motor 
berlomba untuk menggunakan knalpot bising .
2) bentor bising dengan sound system , juga tidak mengenal waktu , bahkan dekat 
rumah dinas gubernur , tapi mungkin gubernur 'budeg' jadi nggak perduli dengan 
bentor bising .
3) pengeras suara dari masjid-masjid , juga nggak kalah dalam berlomba 
menggunakan pengeras suara dari masjid masing-masing , mereka lupa bahwa al 
qur'an  dalam surat al a'raf telah dikatakan jelas-jelas bahwa Allah itu 
tidaklah tuli , tetapi seolah mereka tidak pernah menghayati makna dari al 
a'raf itu sendiri . sekarang gereja disamping rumah di tjempaka juga tidak 
kalah latahnya dengan pengeras suara mereka .

itu tadi dari kebisingan kota . nah kesemrawutan kota , terlihat jelas dan 
transparan dari pkl yang merajai pusat perbelanjaan kota gorontalo . syukur 
sekarang sudah mulai ditertibkan
 dengan dibangunnya 'canopy' di pusat belanja gorontalo . 

di depan mall karsa utama pintu barat , beberapa pengurus masjid menitipkan 
'tromol' mereka dan menjadikan pintu barat tersebut ajang untuk meminta , 
seolah jemaah masjid nya sudah tidak perdulu dengan zakat dan infaq nya . dan 
yang tampak adalah pameran kemiskinan .

kemarin pak yanto bilang bahwa pak wali dan wawali akan ikut pameran kebudayaan 
yang berlangsung di yogyakarta , saya jadi bingung koq kalau walikotanya sudah 
pergi , buat apa lagi wawalinya harus ikutan ke yogya ? dan ini tentunya akan 
diikuti oleh nyonya-nyonyanya 'mongatango bindhe' di yogyakarta , dan uang 
siapa lagi kalau bukan uang rakyat yang digunakan untuk mongatango bindhe ini ? 
terus siapa yang bakal menjaga kandang yang namanya 'gorontalo yang rombeng ini 
'?

dari sampah , hampir setiap sudut kota dari tangga 2000 , lapangan taruna dan  
berbagai wilayah kota , anda selalu akan menemukan 
 botol bekas dari minuman m150 . (minuman ini merupakan campuran/racikan 
favorit warga kota yang menghabiskan malamnya di lapangan taruna atau tangga 
2000 , karena diracik dengan bir hitam dan bir manado plus m150 ini .   

iklan/papan reklame , bill-boards menghiasi seluruh sisi kota dengan leluasa . 
di jalan utama a.yani ada dua papan reklame dari operator telpon seluler dalam 
ukuran raksasa , saya bingung seberapa banyak retribusi pajak yang diterima 
kantor pajak setempat sampai bisa memajang papan reklame sebesar itu . 

saya bingung , petinggi kita selama 2 periode ini apa yang mereka lakukan ? 
harusnya ada 'law enforcement' untuk kenyamanan warga kota . dengan ringkas , 
khalifah botutihe menyampaikan di depan sidang dpr permohonan maaf . tapi tanpa 
malu-malu komisi 2 buah mobil diserahkan oleh ketua dewan kota , bukannya mobil 
tersebut dijual untuk mengecat patung pak nani yang budukan di depan rumah 
dinas gubernur . ataukah
 gubernur juga ikut jadi buta dan nggak sadar kalau ada patung pak nani yang 
merupakan ikon gorontalo di depan rumah dinasnya ?

'anyone care'  ?

tot 
 
         
        
        




      
      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      
___________________________________________________________________________
Dapatkan situs lowongan kerja - Yahoo! Indonesia Search.
http://id.search.yahoo.com/search?p=lowongan+kerja&cs=bz&fr=fp-top

Kirim email ke