Mang Acep, tolong dimuat agar bisa dibaca Kapolda Gorontalo.
Vanny Halalutu, tolong diprint agar dibaca oleh Pak Gub.

Surat untuk Gubernur dan Kapolda
Gorontalo
Sabtu, 27 ramadhan 1429 H.
Mohon maaf atas kelancangan saya
mengirim surat kepada bapak, namun bagi saya, apa yg akan saya
sampaikan adalah hal yang sangat penting dan terpenting dari sekadar
masalah agropolitan, kemiskinan, pemilu, golkar, dsb.
Hari ini, sekitar pukul 13.00,
kepulangan saya dari sholat dhuhur di Masjid Baiturrahmaan Limboto,
di sekitar jembatan Hutuo, atau sekitar 300 Meter dari rumah saya,
saya menyaksikan tabrakan maut, seorang anak kecil dibawa ke RS
Limboto dengan kepala dan wajah bersimbah darah. Mental saya yang
kuat menjadi renyah saat menyaksikan darah yg menguncur dengan deras
dari kepala sang anak. Badan saya gemetar dan cepat2 pulang ke rumah
menunaikan sholat hajat memohon keselamatan bagi anak tersebut.
Kemarin, Jumat 26 ramadhan 1429 H,
ketika istri saya pulang dari kantor dan melewati jalan di sekitar
SMP Telaga Biru di Pentadio sempat menyaksikan tabrakan maut, 2
korban meninggal dunia ditempat kejadian.
Minggu lalu, saya membaca di koran 2
korban tewas ditempat ketika terjadi tabrakan maut antara Polisi
Brimob dan TNI.
Masih terngiang ditelinga 4 bulan lalu,
2 orang polisi mabuk tewas ditempat kejadian saat melaju dengan
kecepatan tinggi dari arah jembatan Polres Limboto.
5 bulan lalu, saya menyaksikan darah
bersimbah di perempatan jalan SMEA limboto, saya tidak tahu apakah
korban tewas atau tidak.
Semua kejadian ini terjadi di Jalan
Protokol, jalan yang sering Bapak Gubernur lalui beserta
iring-iringan patroli pengawal yang melaju dan melambung dengan
kecepatan yang sangat tinggi.
6 bulan lalu, saya mendengar kecelakan
maut di Huntu, Tapa, 1 orang polisi dan 1 karyawan koperasi yang
tewas ditempat kejadian.
Hampir setiap minggu kita mendengar
kecelakan dan tabrakan maut yang menelan korban. Untuk tidak
bermaksud RIYA, jujur saya katakan bahwa intensitas berdoa selama
bulan ramadhan ini untuk keselamatan diperjalanan untuk saya,
keluarga saya, sahabat saya dan semua orang, lebih banyak saya
mohonkan pada ALLAH daripada berdoa keselamatan dari api neraka.
Kenapa demikian, karena saya pernah trauma dengan kematian sepupu
saya (hidup bersamanya sejak kecil), yang meninggal karena ditabrak
oleh anak SMA yang melaju dengan kecepatan tinggi.

Gorontalo bagai daerah yg tidak aman
dan tidak nyaman bagi saya dan semua orang. Apa gunanya
kesejahteraan, kemajuan, kalau kita tidak aman dan tidak nyaman
diperjalanan, padahal setiap hari kita beraktifitas butuh
transportasi. 
Saya pernah studi di Perancis dan
selama di sana tidak pernah menyaksikan kecelakaan di jalan. Semua
pejalan kaki aman dan nyaman, semua sopir kenderaan roda 2 dan 4
selalu mendahulukan para pejalan kaki dan tidak satupun pihak yang
saling mendahului atau melambung, disetiap perempatan tersedia zebra
cross yang lebar. Teman saya orang Indonesia yang tinggal di
Perancis, hampir 2 tahun belajar membawa mobil baru bisa mendapatkan
SIM. Saya tidak perlu mengutarakan semua, karena Bapak Gubernur dan
Kapolda lebih tahu kondisi di luar negeri daripada saya.

Untuk Gubernur Gorontalo :
1. Bapak Gubernur, hampir semua orang
tahu bapak sering tinggal di Jakarta daripada di Gorontalo, apakah
bapak tahu dan benar2 merasakan apa yang dirasakan oleh keluarga
korban kecelakaan?
2. Zebra Cross yang tersedia dari Rudis
bapak melewati jalan Protokol sampai ke Bandara Jalaludin tidak lebih
dari 10 (sepuluh), padahal sekitar lebih dari 50 atau 60 pertigaan
dan perempatan jalan yg dilewati. Zebra Cross yg tersedia pun bagi
saya tidak layak karena terlampau sempit dan cat-nya pun tidak jelas.
Lampu merah juga terbatas, diperempatan jalan Pantungo (perbatasan
Telaga dan Telaga Biru) belum tersedia lampu merah, padahal
perempatan jalan tersebut rawan kecelakaan.
3. Apa upaya bapak setelah puluhan
bahkan ratusan kecelakan maut terjadi selama bapak memimpin Provinsi
Gorontalo? Saya berharap bahwa atribut lalu lintas dibenahi sekarang
juga, jangan nanti menunggu daerah kita maju seperti Eropa.

Untuk Kapolda Gorontalo :
1. Mengapa beberapa tahun terakhir ini
yang sering mengalami kecelakaan dan tabrakan maut adalah para oknum
polisi yang masih muda dan dalam kondisi mabuk? Apakah tidak ada
upaya pencegahan dan hikmah dari beberapa kejadian sebelumnya? Polisi
adalah aparat penegak hukum dan panutan masyarakat, sementara mabuk
adalah pekerjaan syaithon.
2. Mengapa begitu mudahnya pihak
kepolisian memberikan SIM roda 2 dan 4 tanpa benar-benar selektif
seperti di negara2 maju?

Dari rakyat biasa yang pernah disambar
oleh iring-iringan mobil patroli pengawal gubernur.
Fany Hamzah Salamanya di sudut Hutuo,
Limboto.


      
___________________________________________________________________________
Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga.
http://id.toolbar.yahoo.com/

Kirim email ke