Mirris memang, sudah menjadi tabiat para pejabat saling melempar tanggung jawab, ketika masyarakat (dibaca : rakyat) mempertanyakan hak hak mereka yang terabaikan, masing masing oknum pejabat saling melempar tanggung jawab,pejabat A di daerahnya menyatakan bahwa ini tanggung jawab pejabat setingkat provinsi,kemudian bahwa ini tanggung jawab dinas terkait dan lain sebagainya. Terus dimana taggung jawabmu wahai para pengambil kebijakan. Terus terang dengan adanya keluahan oleh Sdr. Fanny Salamanya melalui anggota milis GM2020 ini apakah para pejabat juga sudah memberikan hak jawab dengan tuntutan beberapa masyarakat yg terabaikan??? Barangkali juga perlu di ketahui oleh dinas terkait bahwa fasilitas Toilet di bandara Jalalludin Gorontalo, sangat tidak layak untuk ukuran Gorontalo yang sangat di bangga banggakan oleh Gubernurnya. Perlu tindakan yang cepat untuk mengatasinya...... saya rasa fasilitas untuk para pejabat aja yang selalu di perhatikan tetapi fasilitas untuk masyarakat umum selalu terabaikan,,,,,,Kasihan memang nasib rakyat selalu menjadi obyek penderita. Barangkali ini salah satu alasan membuat masyarakat utk malas memilih atau lebih banyak yang menjadi GOLPUT, karena kebanyakan para oknum hanya mementingkan kepentingan kelopmpoknya daripada raktyatnya. Hanya begitu dulu dari kami sebagai masyarakat biasa pengguna failitas umum, Mohon maaf kalau ada kata kata yang kurang berkenan, Selamat Idul fitri 1429 H Minal aidin walfaizin mohon maaf lahir dan bathin.
Wassalam, ramang H demolinggo dari sudut Batudaa yang banyak jalanan rusak,,,,, --- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, debby mano <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > ada satu yang k fany lupa, banyak juga yang kecelakaan (bahkan ada yang meninggal dan menuntut PU) gara2 jalan berlubang. Di depan rumah saya di batudaa hampir setiap hari ada yang celaka waktu bulan April- Mei kemaren, saya sms pak David pertanyakan kenapa jalan2 rusak tdk mendapat perhatian, beliau balasnya justru di koran "bahwa jalan di batudaa itu tanggung jawab provinsi". >  > Saya sms Fadel, dia tanya jalan mana saja yang rusak (????harusnya tanya PU yang sukanya cuma ngurangin jatah proyek jalan itu). saya sebutkan saja JALAN-JALAN MAUT itu. > Untungnya (entah krn sms saya atau bukan), sehari kemudian Gusnar turun pantau jalan rusak di Tamalte dan tempat lain. Sebulan setelah itu, jalan ke Batudaa n Tamalate mulus kembali.Padahal, jalan2 itu sudah bertahun2 ga dapat perhatian ck..ck... > Tapi Faktanya, jalan yang sudah diperbaiki, sekarang ada lagi yang mulai rusak (kalo di kota alasannya karna banjir, bukan kualitas jalan yang buruk). > Upss...apa saja bisa jadi alasan, tapi kenapa kepedulian itu datang setelah banyak korban >  >  > > --- Pada Sab, 27/9/08, fany salamanya <[EMAIL PROTECTED]> menulis: > > Dari: fany salamanya <[EMAIL PROTECTED]> > Topik: [GM2020] Surat untuk Gubernur dan Kapolda Gorontalo (Gorontalo Tidak Aman) > Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com > Tanggal: Sabtu, 27 September, 2008, 3:10 PM > > > > > > > > > Mang Acep, tolong dimuat agar bisa dibaca Kapolda Gorontalo. > Vanny Halalutu, tolong diprint agar dibaca oleh Pak Gub. > > > Surat untuk Gubernur dan Kapolda Gorontalo > Sabtu, 27 ramadhan 1429 H. > Mohon maaf atas kelancangan saya mengirim surat kepada bapak, namun bagi saya, apa yg akan saya sampaikan adalah hal yang sangat penting dan terpenting dari sekadar masalah agropolitan, kemiskinan, pemilu, golkar, dsb. > Hari ini, sekitar pukul 13.00, kepulangan saya dari sholat dhuhur di Masjid Baiturrahmaan Limboto, di sekitar jembatan Hutuo, atau sekitar 300 Meter dari rumah saya, saya menyaksikan tabrakan maut, seorang anak kecil dibawa ke RS Limboto dengan kepala dan wajah bersimbah darah. Mental saya yang kuat menjadi renyah saat menyaksikan darah yg menguncur dengan deras dari kepala sang anak. Badan saya gemetar dan cepat2 pulang ke rumah menunaikan sholat hajat memohon keselamatan bagi anak tersebut. > Kemarin, Jumat 26 ramadhan 1429 H, ketika istri saya pulang dari kantor dan melewati jalan di sekitar SMP Telaga Biru di Pentadio sempat menyaksikan tabrakan maut, 2 korban meninggal dunia ditempat kejadian. > Minggu lalu, saya membaca di koran 2 korban tewas ditempat ketika terjadi tabrakan maut antara Polisi Brimob dan TNI. > Masih terngiang ditelinga 4 bulan lalu, 2 orang polisi mabuk tewas ditempat kejadian saat melaju dengan kecepatan tinggi dari arah jembatan Polres Limboto. > 5 bulan lalu, saya menyaksikan darah bersimbah di perempatan jalan SMEA limboto, saya tidak tahu apakah korban tewas atau tidak. > Semua kejadian ini terjadi di Jalan Protokol, jalan yang sering Bapak Gubernur lalui beserta iring-iringan patroli pengawal yang melaju dan melambung dengan kecepatan yang sangat tinggi. > 6 bulan lalu, saya mendengar kecelakan maut di Huntu, Tapa, 1 orang polisi dan 1 karyawan koperasi yang tewas ditempat kejadian. > Hampir setiap minggu kita mendengar kecelakan dan tabrakan maut yang menelan korban. Untuk tidak bermaksud RIYA, jujur saya katakan bahwa intensitas berdoa selama bulan ramadhan ini untuk keselamatan diperjalanan untuk saya, keluarga saya, sahabat saya dan semua orang, lebih banyak saya mohonkan pada ALLAH daripada berdoa keselamatan dari api neraka. Kenapa demikian, karena saya pernah trauma dengan kematian sepupu saya (hidup bersamanya sejak kecil), yang meninggal karena ditabrak oleh anak SMA yang melaju dengan kecepatan tinggi. > > > Gorontalo bagai daerah yg tidak aman dan tidak nyaman bagi saya dan semua orang. Apa gunanya kesejahteraan, kemajuan, kalau kita tidak aman dan tidak nyaman diperjalanan, padahal setiap hari kita beraktifitas butuh transportasi. > Saya pernah studi di Perancis dan selama di sana tidak pernah menyaksikan kecelakaan di jalan. Semua pejalan kaki aman dan nyaman, semua sopir kenderaan roda 2 dan 4 selalu mendahulukan para pejalan kaki dan tidak satupun pihak yang saling mendahului atau melambung, disetiap perempatan tersedia zebra cross yang lebar. Teman saya orang Indonesia yang tinggal di Perancis, hampir 2 tahun belajar membawa mobil baru bisa mendapatkan SIM. Saya tidak perlu mengutarakan semua, karena Bapak Gubernur dan Kapolda lebih tahu kondisi di luar negeri daripada saya. > > > Untuk Gubernur Gorontalo : > 1. Bapak Gubernur, hampir semua orang tahu bapak sering tinggal di Jakarta daripada di Gorontalo, apakah bapak tahu dan benar2 merasakan apa yang dirasakan oleh keluarga korban kecelakaan? > 2. Zebra Cross yang tersedia dari Rudis bapak melewati jalan Protokol sampai ke Bandara Jalaludin tidak lebih dari 10 (sepuluh), padahal sekitar lebih dari 50 atau 60 pertigaan dan perempatan jalan yg dilewati. Zebra Cross yg tersedia pun bagi saya tidak layak karena terlampau sempit dan cat-nya pun tidak jelas. Lampu merah juga terbatas, diperempatan jalan Pantungo (perbatasan Telaga dan Telaga Biru) belum tersedia lampu merah, padahal perempatan jalan tersebut rawan kecelakaan. > 3. Apa upaya bapak setelah puluhan bahkan ratusan kecelakan maut terjadi selama bapak memimpin Provinsi Gorontalo? Saya berharap bahwa atribut lalu lintas dibenahi sekarang juga, jangan nanti menunggu daerah kita maju seperti Eropa. > > > Untuk Kapolda Gorontalo : > 1. Mengapa beberapa tahun terakhir ini yang sering mengalami kecelakaan dan tabrakan maut adalah para oknum polisi yang masih muda dan dalam kondisi mabuk? Apakah tidak ada upaya pencegahan dan hikmah dari beberapa kejadian sebelumnya? Polisi adalah aparat penegak hukum dan panutan masyarakat, sementara mabuk adalah pekerjaan syaithon. > 2. Mengapa begitu mudahnya pihak kepolisian memberikan SIM roda 2 dan 4 tanpa benar-benar selektif seperti di negara2 maju? > > > Dari rakyat biasa yang pernah disambar oleh iring-iringan mobil patroli pengawal gubernur. > Fany Hamzah Salamanya di sudut Hutuo, Limboto. > > > Dapatkan nama yang Anda sukai! > Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com. > > > > > > > > > > > > > > > ___________________________________________________________________________ > Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga. > http://id.toolbar.yahoo.com/ >