Dear Om Bram & Pak Iqbal Yth

Jujur dari lubuk hati yang paling dalam saya sangat kagum sama sosok fadel, 
apalagi kalo dia sudah berbicara di depan Umum akan banyak orang bak di 
Hipnotis, karena kepiwaiannnya dalam bersilat lidah.

Tapi apakah kefanatikan saya kepada beliau harus membabi buta ? saya kira 
tidak, kita harus bisa memberikan masukan kepada Beliau mengenai Pendapat orang 
banyak agar ke depan pak fadel tidak terjatuh di tengah jalan dan sulit utk 
bangkit lagi, Bukankan dalam Islam di Anjurkan kita utk bisa saling 
mengingatkan ?

Khusus mengenai Gorut tentu saja saya merasa bukan karena Keluarga saya yang di 
tangkap Polisi, Saya pribadi setuju jika Keluarga saya di tangkap polisi 
asalkan terbukti Anarkis, Akan tetapi Protab dari Polisi harus Profesional 
Jangan Menginjak2 Tahanan, Bisa2 melanggar HAM karena Tahanan tdk Selayaknya 
utk di Injak2 seperti Binatang.
Saya tetap Mendukung Polri dalam menangkap Dalang kerusuhan akan tetapi 
bertindak secara profesional. Jangan Memihak, Ciptakan situasi yang kondusif.

Khusus berkaitan dengan Pilkada di Gorut Mungkin berbeda dengan Pilwako 
Makassar baru2 ini yang di menangkan oleh IASmo, Rakyat Makassar sudah pada 
Pintar Prinsip Mereka "Ambil Duit akan tetapi pas Memilih Rahasia Pribadi" Dan 
akhirnya terbukti IASmo tetap di cintai sebgian besar rakyat Makassar. Berbeda 
dengan Gorut "Walaupun Hati Nuraninya ke Pasangan yang sudah di inginkan karena 
telah menerima Duit maka tetap menghargai pemberian duit tersebut dan 
balasannnya memilih yang berduit, prinsipnya Kapan Lagi ada acara bagi2 Duit ? 
hanya sekaranglah waktunya!!"  Membuktikan Sikap Politik Warga Gorut salam 
dalam batas Santun dan mau membalas kebaikan. Prinsipnya "Ada Doi Ada Suara", 
kalo di Makassar Prinsip seperti itu tdk berlaku lagi. 

Yang Menjadi Pertanyaan, berdasarkan Info Rusli Habibie adalah Warga Asli Dari 
Bone Bolango, Koq bisa tdk di terima menjadi BUpati di Bone Bolango dan Harus 
Mencari Lahan ke Gorut ? Makanya sebagian masyarakat Kwandang berkata begini 
"Te Rusli pa depe kampung saja tdk di terima apalagi di Gorut, emang gorut 
tempat pelarian politik ?" kurang lebih bgt suara dari masyarakat kwandang pada 
saat saya berkunjung ke Kwandang sehari sebelum Pemiliha di Gorut.

Walaupun demikian Pada kenyataaannnya di Gorut "KEBENARAN di Kalahkan oleh 
KEMUNGKARAN" semoga Gorut tidak mendapat cobaan Murka dari Allah Swt. 

Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

Wassalam

TP









--- On Mon, 11/3/08, iqbal makmur <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: iqbal makmur <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [GM2020] Re: Wahai Gubernur Gorontalo, Dimana Hati Nurani Anda 
mengenai Gorut ?????
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Monday, November 3, 2008, 10:01 PM










    
            Om Bram.. Te Icky pe curhat dia sharing cuma karna ada depe 
keluarga ditangkap polisi.. hehehe.. begitu mudahnya seorang Icky balipa 
padahal selama ini dia seorang fadelis sejati.. Terbukti dalam politik hanya 
ada kepentingan. .

--- On Mon, 11/3/08, imusafir <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: imusafir <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: [GM2020] Re: Wahai Gubernur Gorontalo, Dimana Hati Nurani Anda 
mengenai Gorut ?????
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Monday, November 3, 2008, 9:18 PM





Pak Icky Yang Terhormat... ..
Saya terkesima membaca surat Anda kepada Pak Fadel,Tokoh Nasional yang
selalu anda Bangga-banggakan sebagai Tokoh Gorontalo dan malah minta di
dukung warga milis untuk menjadi Calon orang nomor dua diIndonesia.

Saya sepertinya kaget dari mimpi uti. !!! ahh uti so kiapa poli ini ???

Tapi saya salut juga buat Pak taufik.( Kinapa Baru sekarang uti ???)
Sudah semestinya Para warga gorontalo mengikuti jejak Pak Taufik dan 
Bisa lebih bersikap kritis dalam membangun persoalan-persoalan yang ada
di tanah leluhur tercinta itu. dan ketika kita melihat ada ketidakadilan
"unjustise" di depan mata , sudah semestinya kita bersuara dan bertindak
for the sake of justice. Jangan hanya ketika ketidakadilan itu menimpa
kita atau keluarga kita, baru kita ribut kiri kanan, tapi manakala itu
menimpa orang lain kita hanya diam.
Karena sikap diam pada saat melihat ketidakadilan adalah silent
 devil
(setan yang bisu)
paling tidak dalam hati kita tidak membenarkan ketidakadilan itu.

Pak Taufik yang terhormat
Sejak saya bergabung di milis ini,postingan- postingan saya selalu saya
tujukan pada persoalan gorontalo, dari soal banjir (ahh banjir
lagi-banjir lagi) kesempatan pendidikan bagi yang muda, Pejabat yang
doyan Mondalengo sampai urusan gelar adat adat yang di jual secara
politik.
Tentu saja konsekwensinya ada yang bilang saya rada vocal bahkandi tuduh
terlalu liberal. Bahkan ada yang bilang saya sentimen sama Pak fadel
(ahh utii...)

Secara pribadi saya tidak mengenal Pak Fadel dan Pak Fadel juga tidak
mengenal saya (dan kalau bisa hal ini bisa berlangsung seterusnya)
saya juga tidak pernah mendapat sms selamat ulang tahun dari om Fadel
apalagi kiriman dollar untuk mendukung pak fadel (hehehe ini bo
bakusedu olo)
Jadi secara history saya dan pak fadel tidak punya kepentingan
 apa-apa.

Kalau kemudian saya selalu mengkritik pak fadel, yach karena itu sudah
resiko Publik Figur dan Seorang Gubernur. Segala sepak terjang dan
manajeman kepemimpinannya akan selalu menjadi sorotan karena menyangkut
urusan hidup orang banyak. Dan ini akan juga di alami para gubernur
yang lain.

Fadel Adalah Gubernur Gorontalo Pertama.Semestinnya "cannot be worse"
karena kita tidak punya pembanding. Sebagai pendobrak Fadel terlihat
seperti seorang hero. Ini bagaikan Roosevelt waktu terpilih menjadi
Presiden ketika amerika dilanda krisis ekonomi yang
berkepanjangan. Roosevelt dianggap pahlawan sepanjang masa.sehingga
apapun yang dilakukannya tetap saja dianggap baik.

Berbeda dengan Roosevelt (tentu saja beda skaliiii.... )
Sepak terjang fadel di Gorontalo hanyalah sebagai batu loncatan untuk
kembali ke jakarta (karena waktu itu tidak ada posisi di sana ).Bahkan
terlihat fadel lebih banyak
 menghabiskan waktu di jakarta ketimbang
mengunjingi tukang bentor di bongomeme atau korban banjir di ipilo.
Apalagi ditanya soal Pemilahan di Gorut. wahh orang betawi bilang "Au
Ahh Gelap....!!"

Marilah kita mengambil ini sebagaio pelajaran dalam pemilihan Gubernur
Yang akan datang.
jangan sampai kasus "Nou Gorontalo " (yang nota bene orang jakarta
kemudian di kirim ke gorontalo untuk dimenangkan sebagai kontingen
gorontalo di pentas nasional ) akan menjadi pola-pola dalam pemilihan
gubernur dan wakil-wakil rakyat gorontalo di jakarta.
Jangan mau lagi kita di pencundangi !!

Bolo Maapu
Imusafir




      
      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

Reply via email to