Jilbab Diganti Dengan CD

Ngomong-ngomong cerita menarik....waktu gempa kebetulan aku sama Dewi Biahimo 
lagi nginap di Hotel Paradise no.104 lantai 1 karena jadi peserta di acara 
Japesda. Aku sebelumnya cepat bobo karena kecapekan dan langsung tidur 
berpakaian lengkap tapi tanpa jilbab.
Saat guncangan itu mulai terasa, aku membangunkan Dewi yang lagi ngorok, 
hidungnya tersumbat karena Flu. Kami panik sekali waktu goyangannya tambah 
kuat, apalagi listrik langsung padam.
Ingin segera berlari keluar, tapi masih nyari-nyari jilbab. Dari hasil 
meraba-raba, akhirnya aku menemukan selembar kain dan ternyata itu CD. Kontan 
CD itu langsung saya pakai menutup kepala karena jilbab gak ketemu.
Jadilah saya lari ketakutan dengan menggunakan "jilbab" model baru hahahahah
Beruntung waktu lari keluar dari kamar, saya juga sempat menyambar celana 
pendek untuk menutupi CD di kepala saya.....malalie karaja juwwww 

--- Pada Sel, 18/11/08, Tuturuga <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
Dari: Tuturuga <[EMAIL PROTECTED]>
Topik: [GM2020] Cerita Menarik Saat Gempa
Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 18 November, 2008, 11:20 AM










    
            Istri Anakku Terkunci Dalam Rumah



Ini kebiasaan yang selama ini aku lakukan : berangkat ke kantor jam 22.00 Wita, 
karena 

tidak enak sama istri mengetuk pintu setiap kali pulang di atas  pukul 1 dini 
hari, maka 

aku selalu membawa kunci sendiri dan mengunci anak istri di dalam rumah.

Saat asyik mendownload foto2 dari JPPHOTO, tiba-tiba gempa menggoyang kantor, 

pertama agak asyik goyangannya dan aku merasa ini hal biasa terjadi di 
Gorontalo. Namun 

karena makin lama-makin terasa, maka aku langsung loncat keluar sambil 
mengingatkan 

teman lainnya.

Saat di luar gempa makin menghebat, terasa mual dan pening, bunyi kayu 
berderit, kabel 

listrik berayun, dan orang-orang mulai panik, aku teringat anak istri yang 
terkunci di 

rumah. Aku merasa betapa bodohnya aku membiarkan anak istri terkunci pada 
saat-saat 

berbahaya seperti ini.

Aku tahu, istriku selalu menyimpan kunci serep rumah dalam tas kerjanya. TApi 
aku bisa 

membayangkan betapa bingungnya istriku mencari-cari kunci rumah dalam gelapnya 

malam (karena PLN memadamkan listrik), sementara ia juga harus menyelamatkan 

anakku.

Aku langsung telepon dia, apa dia jawab? segala kekesalan disemburkan di malam 
gempa 

tersebut. (tuturuga)



Keluar Rumah Masih Pake Baju Sexy

 

Usai gempa pertama aku langsung pulang untuk melihat anak istriku di rumah. 
Syukurlah 

selamat, mereka masih di halaman bersama para tetangga.

Ada pemandangan lucu yang aku lihat, beberapa ibu-ibu (entah sadar atau tidak) 
masih 

mengenakan baju tidurnya yang sexy.

Aku sempat mau motret untuk mendokumentasikan kepanikan warga saat gempa, namun 

merasa gak enak melihat pemandangan yang di luar kebiasaan ini. Ada seorang ibu 
yang 

setiap harinya kalo ngantor pakai jilbab anggun, malam ini aku lihat dia pakai 
celana super 

mini, kaki jenjangnya terlihat memancarkan keindahan ciptaan Tuhan. Ia juga 
masih 

mengenakan baju tidur yang minim.

Pemandangan yang langka. (tuturuga)



Gempa Susulan, Cuma Pakai CD



Yang ini pengalamanku yang sangat konyol! Setelah merasa aman, kami semua 
memasuki 

rumah. Udara dingin yang basah di luar mempercepat kami mengunci pintu rumah 
meski 

hati kami masih merasa was-was dengan gempa susulan.

Kini aku merasa aman, seperti biasanya, usai dari kantor aku menukar celana 
jeans yang 

selalu aku pakai dengan baju tidur yang ringan.

Aku melepas jeans tebal dan menggantungkan di belakang pintu kamar. Namun 
tiba-tiba 

gempa kembali menggoyang, aku panik dan trauma, segera aku buka kamar dan 
keluar. 

Di luar, istriku sudah menggendong si kecil.

Saat di dekat pintu keluar, Tiba-tiba aku sadar aku hanya mengenakan celana 
dalam! 

Makanya terasa dingin, batinku dalam hati.

Segera saja aku balik kanan dan menyambar selembar kain untuk menutupi tubuh 
bagian 

bawah.

Aku tidak tahu, apa para tetangga melihatku hanya mengenakan celana dalam saja. 

(tuturuga)



Patah Kaki, Gak Bisa Lari



Yang ini kejadian di kantor. Ada teman yang baru saja sembuh setelah sekian 
lama dirawat 

di rumah sakit akibat kecelakaan. Kedua kakinya patah, bahkan kalo gak salah 
patahnya 

ada 3 atau 4.

Sudah sekitar 2 pekan ini ia masuk kantor, namun harus mengenakan 2 tongkat 

penyangga tubuhnya.

Nah pas kejadian gempa kemarin itu, semua orang yang lagi stress dikejar 
deadline kabur 

keluar setelah merasakan gempa yang hebat. Segera setelah gempa lampu listrik 
menyala, 

kami di halaman kantor terhuyung-huyung digoyang gempa, kepala terasa pusing 
dan 

perasaan mual.

Kami yang di luar mencoba mencari posisi yang aman agar tidak tertimpa bangunan 
atau 

pohon, apalagi di depan kantor ada tiang listrik bertegangan tinggi, maklum di 
dekat 

kantor terdapat PLTD.

Kami semua sudah berada di posisi yang tidak berbahaya, tiba-tiba mataku 
menatap 

temanku baru keluar ruang kerja dengan susah payah tertatih-tatih mengenakan 
tongkat 

penyanggah tubuhnya. Aku merasa iba dan menyesal tidak membantu dia keluar.

Aku membayangkan dia mau keluar pasti mencari tongkatnya yang diletakkan 
beberapa 

meter dari meja kerjanya, ini agak susah karena kondisi ruang yang gelap total, 
setelah itu 

ia harus melewati beberapa meja yang layoutnya berliku-liku.

Sungguh, perjuangan yang luar biasa.... (tuturuga)



Punya pengalaman pribadi yang menarik? Ayo lanjutkan cerita ini...




      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      
___________________________________________________________________________
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Reply via email to