ketika stq berlangsung di limboto (sekitar 2 tahun lalu) , saya sempat 
tersentak pada saat mendengarkan bunyi-bunyian/alat musik 'bomboliyonu' yang 
dibawakan menjadi salah satu acara dalam stq tersebut .

ini menambah alat musik yang umum dikenal seperti rebana , polopalo . ternyata 
banyak hal yang belum kita kenal dalam keseharian kita .

dari perjalanan saya membawa misi kesenian atau anak-anak smu yang manggung 
dalam berbagai festival yang berlangsung di eropah , memang angklung dan 
gamelan selesai digunakan dalam pementasan , diserahkan kepada pembeli atau 
peminat di eropah , karena organizer biasanya juga sudah mengkontak/memiliki 
pembeli sebelum berangkat .dengan demikian tidak menjadi beban 'over weight' 
kalau pulang ke indonesia .

saya masih bermimpi untuk membawa misi kesenian gorontalo yang entah kapan bisa 
melanglang eropah seperti yang sudah dilakukan dengan beberapa smu di jakarta 
.dan juga membuat 'festival of life/tutumulo' menjadi sebuah kenyataan .

kita juga harus memberi penghargaan kepada bung tuturuga dan kang asep sabar 
yang sangat rajin mengangkat isu kesenian dan kebudayaan gorontalo , sementara 
yang mengaku gorontalo hanya hanyut entah dimana , bolo ma'apu juw !

salam ,

tot
salam , 
--- On Sun, 6/14/09, Tuturuga <belimbingbo...@yahoo.com> wrote:

From: Tuturuga <belimbingbo...@yahoo.com>
Subject: [GM2020] Bagaimana Nasib Alat Musik Gorontalo????
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Sunday, June 14, 2009, 5:53 AM











    
            
            


      
      Minggu, 14 Juni 2009 | 11:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan sekolah dasar di Singapura dan Malaysia memiliki 
dan mempelajari alat musik tradisional asal Indonesia, yakni angklung dan 
gamelan.

Awas, Siswa Sekolah di Singapura Pun Diharuskan Belajar Angklung!



Menurut Yose Rizal Manua, dosen Institut Kesenian Jakarta, banyak sekolah di 
luar negeri kini memiliki alat musik tradisional asal Indonesia.



"Selain unik, alat musik tersebut memiliki makna yang kuat dan dapat dipelajari 
oleh mereka, sehingga sekolah di negara itu mengharuskan siswa-siswinya 
mempelajari lebih dalam tentang kesenian asal Indonesia," kata Yose, di 
Jakarta, Sabtu (13/6).



Yose menuturkan, saat berkunjung ke Singapura dan Malaysia, dia mengetahui 
sekitar 172 sekolah dasar di negara tersebut menyimpan alat musik angklung.



"Dan yang lebih unik lagi, sekitar 150 sekolah di negara itu juga memiliki alat 
musik tradisional asal Pulau Jawa yaitu gamelan lengkap," ujar Yose.



Bahkan, tambah Yose, sekolah-sekolah itu bukan hanya menyimpan alat musiknya. 
Mereka pun ternyata juga ingin belajar kesenian dari beberapa daerah di 
Indonesia.



"Karena kesenian dan alat seni asal Indonesia memiliki arti yang sangat dalam 
seperti halnya gong yang tidak akan dipukul atau dibunyikan sebelum waktunya," 
katanya. "Artinya, tidak berbicara seenaknya sendiri," ujarnya.



http://edukasi. kompas.com/ read/xml/ 2009/06/14/ 11545199/ awas.siswa. 
sekolah.di. singapura. pun.diharuskan. belajar.angklung .




 

      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

Kirim email ke