Ngajar private aja...nggak ada aturan yg mengikat :)

Sent from my BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Iqbal <kaizen...@yahoo.com>
Date: Wed, 21 Apr 2010 00:59:56 
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com<gorontalomaju2020@yahoogroups.com>
Subject: Re: [GM2020] Syarat menjadi dosen

Saya malah melihat banyak lulusan SMA yang jauh lebih pintar dari lulusan S1, 
bagaimana kalau mereka ini dijadikan dosen? Hehehe...

Iqbal

Sent from my iPhone

On Apr 21, 2010, at 4:29 PM, Putra Gorontalo <gorontalo.pu...@yahoo.com> wrote:

Berikut adalah suara yg saya sampaikan keparlemen mengenai perekrutan dosen, 
semoga kita semua sependapat dan sehati.



"Tolong perjuangkan agar Dikti ataupun diknas merevisi sistem perekrutan utk 
dosen perguruan tinggi negeri yang mensyaratkan seorang yang menjadi dosen 
harus orang yang telah menempuh pendidikan pascasarjana yang berijazah S2. 
Negara kita khususnya daerah Gorontalo memiliki banyak putra daerah yang cerdas 
dan memiliki prestasi akademik yang sangat baik ketika kuliah S1 bahkan bisa 
lulus dengan nilai Summa Cum Laude dan Cum Laude diuniversitas-universitas 
negeri ternama dan terbesar di Indonesia.

Diantara mereka banyak yg ingin menjadi dosen.  Akan tetapi karena syarat 
menjadi dosen harus seorang master maka keinginan mereka terhambat karena 
aturan ini.

Sedangkan utk sekolah S2 lagi biayanya sangat mahal dan tidak mungkin dijangkau 
oleh mereka sebab mereka berasal dari keluarga miskin yg berotak encer.  
Akibatnya daerah Gorontalo kehilangan kesempatan yg baik utk mengambil bibit2 
dosen yg berkualitas unggul. Zaman dulu aturan ini tdk ada sehingga memberikan 
kesempatan bagi semua lapisan masyarakat baik kaya maupun miskin utk menjadi 
dosen.  Jika aturan ini terus dipertahankan maka suatu waktu nanti Indonesia 
khususnya Gorontalo akan kehilangan generasi2 dosen yang berkualitas unggul 
sehingga bangsa ini akan semakin rusak.  Kualitas pendidikan tinggi bukan 
ditentukan oleh perekrutan dosen yg harus S2 tetapi ditentukan oleh kualitas 
otak dari manusia yang menjadi dosen.  Jika pemerintah ingin meningkatkan 
kualitas dosen maka pemerintah bisa menempuh dengan cara meningkatkan 
pendidikan para dosen bukan dengan membatasi kesempatan bagi orang2 yg berotak 
encer untuk menjadi dosen.  Orang-orang yang berotak
 encer adalah aset yg sangat vital bagi negara utk meningkatkan kualitas 
pendidikan tinggi, jangan pernah membatasi mereka dengan syarat2 yg tdk bisa 
mereka jangkau secara ekonomi.  Tapi bantulah mengembangkan mereka agar menjadi 
lebih baik dan lebih baik lagi sehingga bangsa ini menjadi cerdas seperti 
mereka".   



Salam

PG






      

Reply via email to