Kawali, tadinya ente bilang tidak ada dokter2 spesialis di aloei saboe, skarang 
poli so bicara tentang dokter asli gtlo dan luar.. Maheheliliya poli delo te PG 
deng te Batara.. Hehehe..

Iqbal

Sent from my iPhone

On Jun 3, 2010, at 9:31 PM, Kawali Kisi <kawali.k...@gmail.com> wrote:

Terima kasih atas respon dan info yang diberikan oleh Pak Zamroni dan Delyuzar 
Ilahude.  Saya sangat berharap dan sangat bangga jika tenaga-tenaga ahli 
khususnya para dokter spesialis tersebut adalah putra putri asli Gorontalo 
bukan putra putri daerah lain yang diimport masuk ke Gorontalo.  Dan saya lebih 
bangga lagi jika mereka adalah dokter2 profesional yg memberikan pelayanan 
terbaik dan tulus kepada masyarakat tanpa memandang status dan kedudukan sosial 
dari warga masyarakat.  Demikian pula halnya dengan tenaga-tenaga ahli lain di 
Gorontalo, sangat bangga jika mereka adalah putra putri asli Gorontalo. 
Mengenai dokter spesialis di Gorontalo, saya kurang mengerti kenapa org2 Gtl yg 
berduit yg menderita penyakit dalam misalnya jantung lebih sering berobat ke 
Manado, Makassar dan Jakarta.  Saya baru2 ini pernah bertanya ketetangga saya 
yg sudah lama menderita & berobat penyakit jantung mengenai pengobatannya 
kenapa harus ke Manado dan ke Jakarta dan menurut beliau di Gorontalo belum ada 
spesialis penyakit jantung.  Demikian pula halnya beberapa hari yg lalu saya 
membaca berita di Gorontalo Post yg memberitakan bahwa disejumlah puskesmas 
kekurangan tenaga dokter.  Itu baru dokter saja, masih banyak berita lain di 
Koran Gtl yg harus kita jadikan bahan renungan dan untuk mengintropeksi diri 
dan tindakan kita semua demi untuk kemajuan Gorontalo dan kesejahteraan 
masyarakatnya.
Juga banyak tulisan2 dari teman2 di http://gorontalomaju.com. yang harus kita 
renungi karena cukup memprihatinkan, juga dari blog2 teman2 kita seperti 
blognya saudara elnino.
Demikian dari saya.

Wassalam
Kawali Kisi



Pada 3 Juni 2010 11:15, delyuzar ilahude <ilahude_...@yahoo.com> menulis:

 
munkin kawali ini pernah dapat info dari pasien rumah sakit umum gorontalo dulu 
sebelum berubah nama RS. Alui Sabu, tapi pasiennya itu 40 tahun yang 
lalu......kalao ada buntutnya 40 tahun yg lalu wajar2 saja.....tapi skarang sdh 
ada spesialisasi yg disebutkan itu bahkan dokter ahli syaraf di beberapa 
kabupaten sdh ada........ahli jantungnya di Alui Sabu antara lain yg saya tau 
dr. Fikri...dokter ini dikenal oleh dokter2 ahli jantung di 
bandung.....hebaatkan....jadi kalo ada org grtlo berobat jantung kebandung 
sopasti akan dirujuk kesalah satu dokter, antara lain dokter yg saya sebutkan 
tadi.....hanya saja kalo saya amati di rumah sakit AS, faktor non teknis perlu 
ditinkatkan ....antara lain faktor keamanan, kedisipilinan dan 
kebersihan.......masa masuk rumah sakit harus nutup hidung terus.....

salam
DI
 


From:  zamronie  <zamroni...@yahoo.co.id>
To: GM2020 <gorontalomaju2020@yahoogroups.com>
Sent: Thu, June 3, 2010 9:08:19 AM
Subject: Re: [GM2020] Generasi Pemimpi membangun Negeri Impian

 

-----
Mencari dokter-dokter ahli seperti ahli ortopedi, jantung, bedah umum, bedah 
syaraf, penyakit dalam cukup sulit bahkan tidak akan ditemukan di Gorontalo.
-----

Semua yang kawali sebutkan itu sudah ada di RS. Aloei Saboe.

☺ ☺ ☺ ☺ ☺


From: Kawali Kisi <kawali.kisi@ gmail.com>
Sender: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Thu, 3 Jun 2010 08:58:34 +0700
To: <gorontalomaju2020@ yahoogroups. com>
ReplyTo: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Subject: [GM2020] Generasi Pemimpi membangun Negeri Impian

 


Dari http://gorontalomaj u.com.

Tulisan ini sangat baik untuk kita jadikan bahan renungan dan untuk 
mengintropeksi diri dan tindakan kita semua demi untuk kemajuan Gorontalo dan 
kesejahteraan masyarakatnya.  Saat ini di Gorontalo cukup sulit menemukan 
tenaga-tenaga ahli yang kompetent dan profesional dibidangnya.  Mencari 
dokter-dokter ahli seperti ahli ortopedi, jantung, bedah umum, bedah syaraf, 
penyakit dalam cukup sulit bahkan tidak akan ditemukan di Gorontalo.  Demikian 
pula halnya menemukan tenaga-tenaga Engineer ahli yang kompetent dibidang 
Civil, Mechanical Electrical, Piping and Instrument tidak akan ditemukan.  
Guru-guru yang profesional sangat sedikit jumlahnya. Akhirnya masyarakat yg 
membutuhkan skill-skil mereka harus pergi keluar daerah atau mendatangkan 
tenaga-tenaga ahli dari luar daerah.
Saat ini yang mudah kita temukan di Gorontalo adalah dokter-dokter, 
engineer-engineer, sarjana-sarjana yang beralih profesi menjadi politisi, 
aktifis-aktifis LSM-LSM yang bergentayangan dimana-mana yg "bertopeng 
memberdayakan masyarakat" kemudian "menjual" kesulitan hidup yang terjadi 
dimasyarakat. 

Wassalam

Kawali Kisi





Generasi Pemimpi membangun Negeri Impian

Gorontalo. Daerah dengan sejuta potensi. Daerah dengan keanekaragaman hayati 
dan sejuta keunikan individu. Gorontalo, daerah kecil yang memiliki banyak 
pemuda-pemudi yang bermimpi ingin maju kedepan seperti daerah lain. Akan tetapi 
mimpi hanyalah bunga tidur yang ketika bangun tidak merubah dan membawa keadaan 
seperti yang dimimpikan. Gorontalo tetaplah Gorontalo yang memiliki para 
pemuda-pemudi yang suka bermimpi indah disiang bolong. Biasanya mimpi terjadi 
dimalam hari tapi kalo pemuda-pemudi Gorontalo mimpi indah malah terjadi 
disiang bolong disaat pemuda-pemudi didaerah lain sibuk belajar dengan tekun & 
bekerja keras untuk membangun daerahnya.

Gorontalo, daerah yang memiliki banyak pemuda-pemudi yang ditugaskan dan 
dipercaya oleh orang tua mereka untuk belajar diluar daerah yang lebih maju 
dari Gorontalo. Dengan harapan, kelak nanti anaknya menjadi pioner perubahan 
untuk kemajuan daerahnya tercinta. Sianakpun dengan penuh semangat dan harapan 
yang sama dengan orang tua, menjadi anak yang “berguna” bagi orang tua, 
masyarakat dan daerah tercinta.
Akan tetapi ketika hidup diperantauan menjadi mahasiswa, seiring dengan 
berkurangnya waktu dan besarnya pengaruh pergaulan sianak perlahan-lahan mulai 
lupa akan harapan-harapan dan cita-cita luhur bersama orang tua ketika masih di 
Gorontalo. Sehingga harapan- harapan hanya menjadi mimpi indah disiang bolong 
yang cepat atau lambat akan dilupakan. Begitulah keadaan sebagian besar 
mahasiswa Gorontalo sejak zaman kami masih menjadi mahasiswa, zaman sebelum 
kami, hingga zaman setelah kami. Semuanya sama. Hidup dengan penuh mimpi indah, 
malas belajar/bekerja keras, takut tantangan.

Mahasiswa Gorontalo memiliki banyak mimpi indah dan cita-cita yang tinggi untuk 
daerahnya. Mahasiswa Gorontalo, senang berdiskusi, senang berdebat dengan 
pikiran-pikiran maju untuk daerahnya, memiliki banyak ide dan konsep, tetapi 
sangat miskin motivasi dan tindakan positif untuk pengembangan diri sehingga 
menjadi dangkal kemampuan dan cenderung tidak berani menghadapi tantangan hidup 
yang sangat keras didaerah lain apalagi diluar negeri. Belajar keras dengan 
tekun sesuai dengan disipline ilmu yang digelutinya menjadi ciri yang TIDAK 
dimiliki oleh mahasiswa Gorontalo khususnya yang perantauan pada umumnya. 
Karena selalu sibuk dengan diskusi dan perdebatan, organisasi kampus, menjadi 
aktivis ataupun sekedar penggembira. Sehingga tidak pernah menjadi yang terbaik 
di bidang ilmunya yang merupakan modal awal yang sangat besar untuk membangun 
daerahnya. Akibatnya ketika menjadi sarjana akan sulit mendapatkan pekerjaan 
yang bagus dan menantang sesuai dengan
 disipline ilmunya. Sama halnya para sarjana baru dari daerah lain, akan 
mencari pekerjaan yang bagus dan menantang yang sesuai dengan disipline ilmu. 
Pekerjaan yang sesuai dengan disipline ilmu inilah merupakan tempat menimba 
ilmu baru atau tempat mempraktekkan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah 
sehingga akan memperkaya wawasan dan mempertajam kemampuan dari yang hanya 
bersifat teori analitis menjadi praktis analitis sehingga menjadi praktisi yang 
handal dan ahli dibidangnya. Dan ditempat ini pulalah tempat untuk memperbanyak 
dan memperkuat relasi yang akan membentuk jaringan yang kuat. Tempat 
memperkenalkan Gorontalo dengan sejuta potensi yang dimilikinya. Relasi-relasi 
inilah yang akan ditarik untuk berinvestasi di Gorontalo dengan modal saling 
kenal dan saling percaya dengan baik. Semua ini merupakan bekal yang sangat 
baik untuk membangun daerah.

Kerasnya hidup didaerah lain dan diluar negeri dengan bekal kemampuan akademis 
& aplikatif yang dangkal atau pas-pasan menyebabkan pemuda-pemudi Gorontalo 
kalah bersaing dikancah nasional kemudian pulang kampung hanya dengan modal 
ijazah sarjana. Dikampung akhirnya menjadi PNS, Politisi dan Pengacara 
(pengangguran banyak acara/aktivis LSM) dengan banyak proyek pembangunan 
sehingga sok intelek dan sok berkualitas dengan sejuta omongan yang menarik 
padahal tidak produktif. Akhirnya harapan-harapan, ide-ide, konsep-konsep yang 
menjadi cita-cita luhur ketika didiskusikan semasa mahasiswa hanya menjadi 
mimpi indah disiang bolong. Sehingga Gorontalo sekarang akan sama dengan 
Gorontalo dulu. Bahkan lebih buruk dari yang dulu karena hanya memiliki 
generasi-generasi yang selalu bermimpi disiang bolong. Akhirnya Gorontalo hanya 
dipenuhi oleh diskusitor-diskusit or yang mahir, debator-debator yang unggul, 
komentator-komentat or yang handal, orasitor-orasitor yang
 mantap dalam beretorika. Tanpa tahu bagaimana harus membangun daerahnya dengan 
benar dan selalu berharap datangnya sosok Imam Mahdi yang akan menjadi juru 
selamat bagi pembangunan dan kemajuan masyarakat Gorontalo.

Pesan tulisan ini :
1.      Buat generasi muda Gorontalo (pelajar dan mahasiswa) tuntutlah ilmu 
setinggi-tingginya dengan sungguh-sungguh dan tekun, jadilah yang terbaik 
diantara yang terbaik didisiplin ilmu yang diambil. Kembangkan kualitas 
keilmuan yang dimiliki & kurangi aktivitas-aktivitas yang melemahkan potensi 
diri yang unggul dan menghancurkan cita-cita luhur untuk kemajuan daerah.
2.      Berusahalah bekerjalah ditempat yang sulit diraih tetapi menantang yang 
sesuai dengan pendidikan karena disitulah tempat belajar sesungguhnya yang akan 
memperkaya ilmu, wawasan, kematangan diri dan relasi yang akan digunakan untuk 
membangun daerah.
3.      Pilihlah yang tersulit karena yang tersulit akan memberikan banyak 
ilmu, wawasan, pengalaman dalam menghadapi masalah lain yang sulit sehingga 
akan menjadi mudah.
4.      Jangan pernah takut menjalani hidup dan persaingan diperantauan yang 
sangat keras karena disitu tempat membentuk karakter diri menjadi manusia yang 
berkualitas unggul untuk membangun daerah.
5.      Setiap manusia adalah pemimpin tapi untuk menjadi pemimpin yang 
berkualitas unggul hanya dimiliki oleh manusia yang unggul pula yang lahir dan 
dibentuk oleh keadaan yang sulit
6.      Dan yang terakhir, jangan jadi pemimpi. Membangun daerah untuk menjadi 
daerah maju bukan dengan mimpi-mimpi indah tapi dengan belajar dan bekerja 
cerdas & keras untuk hasil yang benar.

Oleh : Batara Indra Krisna



Reply to sender | Reply to group | Reply via web post | Start a New Topic
Messages in this topic (11)
RECENT ACTIVITY:



      

Kirim email ke