ternyata kubingo yang saya khawatirkan tetap saja berlangsung . sedih tapi apa 
mau dikata .

jadi ingat pengalaman menggelikan kalau mau baca acara do'a yang harus ada nasi 
kuning dan tili'aya .

ketika sma saya masuk di sekolah muhammadiyah , dan tradisi nasi kunig dan 
tili'aya ini , hilang . nah di kompleks bumi asih , setiap menghadapi ramadhan 
, selalu saja ada yang ngotot mau shalat yang panjang , yang rakaatnya banyak . 
lupa bahwa dengan kondisi jakarta yang selalu macet , shalat yang panjang 
tersebut (meskipun dalam banyak hal sudah tidak khusyuk lagi karena 
dikejar-kejar bacaan) , saat rakaat ke 8 selesai , jemaah masjid sudah pada 
kabur , hanya sampai saat witir dan sepi ah masjid .

yang tertinggal hanya 2 jemaah yang ngotot mau shalat tarawih yang panjang 
.mungkin karena alasan praktis , sebagian kita suka atau tidak suka harus 
mempertimbangkan juga kondisi dimana kita hidup .

salam ,

tot





________________________________
From: abdul ayub <rasyid_a...@yahoo.com>
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Sent: Sun, June 20, 2010 9:34:24 PM
Subject: Bls: [GM2020] 'kubingo' masih perlukah ?

  
Adat itu berasal dari kebiasaan dan lama lama menjadi budaya. dan budaya 
sendiri menjadi identitas karena dia menjadi ciri sekaligus karakter,  type 
atau jenis untuk membedakan satu dengan yang lain.
Berapa banyak perusahaan besar membuang uang milliaran rupiah  untuk membentuk 
opini menjadikan karakter menjadi khusus.bahkan di patenkan menjadi Brand untuk 
di jual.
Kadang kita sok menjadi orang pintar hingga budaya kita sengaja di hilangkan 
dan membiarkan tanpa pernah mengambilnya menjadi suatu khasana yang 
berharga.kadang kita baru di lahirkan tapi menggangap apa yang sudah di 
jalankan turun temurun mejadi BASI! dan lupa diri bahwa sebenarnya saya dan 
anda2 semua terlahir dalam tradisi atau budaya tersebut, menjadi pertanyaan 
mendasar apakah jepang membuang begitu banyak peninggalan budayanya begitu saja 
karena mereka sudah menjadi maju? kita kadang menjadi bodoh dan melepasakan 
kakayaan kita begitu saja apa yang kita miliki sirna .salah satu contoh lagu 
yang sudah di patenkan menjadi lagu malasya juga tarian ponorogo.begitu banyak 
kesalahan2 yang kita lakukan tanpa pernah sadar kapan kita mau berubah.
apakah dalam hal kehidupan sehari hari dalam proses menjadi moderen kita 
menjadi sombong dan menghitung untung ruginya dari setiap proses budaya yang 
kita lewati?
saya membuang begitu banyak uang dan tenaga hanya untuk menjaga tradisi yang 
saya wariskan ke genersai saya berikutnya.yang saya inginkan dari  mereka hanya 
satu mereka tak akan pernah lupa dari mana mereka berasal yaitu Hulondalo 
tercinta.karena begitu deras budaya sunda jawa yang merasuk dalam keseharian 
mereka.
alhamdulillah saat penampilan mereka di depan walikota Bekasi mereka di hargai 
di panggil , di salami dan beri upeti secukupnya.
walikota Bekasi Mohtar Muhammad senyum2 menyaksikan penapilan mereka.inilah 
kami putra putri yang lucu yang tak pernah tau tanah leluhur kami tapi kami tau 
trdasi leluhur kami!
mereka adalah usia bermain tapi sangat lancar menarikan Dandana asli di iringi 
suara gambus lenkap dengan pakaian adat.lucu lugu dan kecil2 udah penari dana 
dana!
memang hanya sedikit dari kita yang mau meghargai tradisi kita !

--- Pada Ming, 20/6/10, Mansur Martam <ibnulkhairaat@ yahoo.co. id> menulis:


>Dari: Mansur Martam <ibnulkhairaat@ yahoo.co. id>
>Judul: Bls: [GM2020] 'kubingo' masih perlukah ?
>Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
>Tanggal: Minggu, 20 Juni, 2010, 5:53 AM
>
>
>>
>
>
>
>  >
>
> 
>>      
> 
>Om Tot,, parampuang mo kubingo itu, biar dorang tidak nafusuwolo da'a wanu mo 
>berhubungan suami istri, biar tipe lelaki kayak ti om tot terimbangi, krn 
>lemah syahwat. hehehe.. maapu om wua...
>
>
>
>
________________________________
Dari: toti lamusu <toti_lamusu@ yahoo.com>
>Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
>Terkirim: Jum, 18 Juni, 2010 19:45:26
>Judul: [GM2020] 'kubingo' masih perlukah ?
>
>  >
>
> 
>>      
> 
>
>
>___ seorang ponakan tadi tiba-tiba dikabarkan akan dikubingo (dikhitan - untuk 
>perempuan) dan saya langsung bicara dengan adik perempuan saya untuk 
>menghentikan proses kubingo , agar dibatalkan .
>
>saya bingung koq kita masih mempraktekan sesuatu yang tidak ada manfaatnya 
>hanya karena tradisi .
>kasihan si anak perempuan akan kehilangan 'clitoris; nya untuk sesuatu tujuan 
>yang tidak jelas . jika anak laki-laki harus melewati khitan , karena sudah 
>jelas berdasar dari tuntunan rasul .
>
>saya jadi ingat dalam
> 'hui lopotilandahu' /molapi saronde , yang didengar bacaan qur'annya hanya si 
> pengantin perempuan (itupun lebih banyak yang ngaji pendamping pengantin), 
> sementara pengantin laki-laki hanya duduk santai menyaksikan seluruh proses 
> tersebut .kenapa pengantin laki-laki tidak diuji kemampuannya baca qur'an 
> juga ?
>
>bukankah ini kesewenang-wenangan adat yang perlu kita pertanyakan ?
>
>bolo ma'apu ,
>
>tot
>
>
> 

 


      

Kirim email ke