Salam Harmonis...

Makin menarik Diskusinya,..

Buat mas Herman,....saya mendapatlan sedikit ilustrasi malam ini ,....
*o ~"Pandhito Serat Jiwo `~.o..
*Silahkan mas di uri uri dulu....mudah mudhan cocok. dengan panggilan
hati...
*
*Salam Sejati.





2008/10/24 Herman Adriansyah <[EMAIL PROTECTED]>

>  Dear all Hu-Ers dan Mas Dodo, Mas Christ, kayaknya mulai asyikkk nih
>
> *Christ **àjawaban pertanyaan saya pada posting karma di milis SI beberapa
> waktu lalu.  -Setidaknya ini berarti karma seseorang bisa dirubah.*
>
> ·         *Akuur saya juga lebih cenderung kepada pilihan ini. *
>
> -      *Tuhan tidak akan merubah nasib sesuatu bangsa/pribadi kalo ybs.
> Tidak merusaha merubahnya. Kesempatan untuk merubahnya ya saat ini, saat
> hidup dalam alam dunia fana. Ketika kita hidup.*
>
> Chris--> Berarti tidak ada yang namanya takdir, semua yang dijalani adalah
> pengkondisian Karma.
>
> -      Nah untuk yang satu ini saya bukannya nggak sependapat tapi masih
> ada terusannya. Maksudnya gini Takdir itu ada (tapi flexible)  kira2 bisa
> kita setarakan seperti Master Planning Proyeklah, kita singkat MP. Nah dalam
> perjalanannya MP tadi bisa di kondisikan dengan kesadaran spiritual Usernya.
>
> Christ---> Karena adanya kemelekatan-lah maka seseorang dilahirkan kembali,
> begitu? Jadi ketika seseorang berhasil melepaskan kemelekatan itu sendiri
> berarti dia tidak dilahirkan kembali?
>
> -      Kalo yang ini saya akuur juga, hanya saja yang lahir kembali tadi
> itu membawa sifat/karakter mana yang dominan (sebagaimana diketahui Ruh
> (dalam artian Microkosmis yang berasal dari sebagian Ruh (dalam artian
> Macrokosmis)  ketika lahir dilengkapi dengan pendamping/kembaran yang
> punya karakter baik dan karakter buruk.
>
> -      Ketika menjalani kehidupan di dunia sifat/karakter yang lebih
> dominan lah yang akan menentukan arah tujuan ketika Ruh nya lepas landas
> (minjem istilahnya Mas Dodo hehehehe). … tapi ini masih ada jalan keluar
> jika ingin dituntun make GPRS (kita namain kawruhnya) nggak akan tersesat.
> Gitu kan mas Dodo?
>
> -      Jadi Seperti air hujan yang asalnya dari laut ketika panas diangkat
> menjadi butir2an embun di awan lalu jatuh menjadi butir2an air hujan. Dari
> sekian butiran tadi ada yang ditampung di kolam, parit, kolam renang, bahkan
> juga jamban (sorry neh). Dan kemudian setelah mengalami proses rumit melalui
> siklusnya yang makan waktu baru akhirnya nyatu lagi ke laut  ke asalnya.
> Nah butiran yang laen ada juga yang jatuh langsung ke laut. Tapi yang jatuh
> kelaut tadi belum tentu juga di angkat lagi menjadi butiran embun dan
> kemudian menjadi hujan.
>
> -      Wahhh aku kok muter2 ya nggak bakat jadi pembicara nih.
>
> -      Nah yang tidak mengalami daur ulang lagi jadi hujan tadi itu yang
> bisa kita artikan tidak dilahirkan kembali. Sedangkan yang mengalami daur
> ulang yang itulah yang dilahirkan kembali.
>
> *CATATAN*
>
> Itu semua cumak permainan kata2 aja lho, sekedar alat bantu untuk olah
> rasa, cipta dan karsa dalam mencari artian yang hakikinya. Jadi ya nggak
> harus demikian.
>
> -      Monggo para kadhang semua HU-ers yang di berkati mohon dikoreksi
> dan ditambahi.
>
> Pertanyaan from Christ
>
> 1.     Dalam kultur suku / bangsa tertentu ada kepercayaan bahwa karma
> baik / buruk yang kita jalani bisa diwariskan kepada anak cucunya, apakah
> memungkinkan?
>
> *- jawabannya wahhhh kalo kita make ukuran agama/kepercayaan nanti malah
> repot. Jadi kita musti keluar dulu dari koridor wilayah agama itu. Baru bisa
> obyektif menganalisanya. *
>
> *- Jawabannya saya rasa sama seperti di atas tadi, Anak turunan/Nasab yang
> pada masa hidupnya dilengkapi Jasad dan Ruh. Nenek Moyangnya juga idem
> ditto. Si Jasad Musnah ketika dan Si Ruh tetap Hidup (sebagian Ruh tadi yang
> manunggaling dengan Ruh  Macrokosmis nggak usah dibahas). Tapi bagi Ruh
> yang masih menjalani siklus daur ulang tadi itu yang lahir kembali yang
> dikasi sebutan Anak Cucu. Nah keliatan nggak benang merahnya dengan yang
> waris2an bawaan tadi.*
>
> 2. Sedikit agak melenceng namun masih tetap dalam konteksnya :
>
> Masih sama dalam kultur suku / bangsa tertentu dipercaya Fungsui bisa
> merubah keberuntungan dan karma seseorang, bagaimana penjelasannya?
>
>
>
> Itu dulu... monggo dibabarkan...
>
> -      *Nah untuk njawab yang ini saya rasa rumusnya sama, hanya beda
> tehnik pengamalannya aja.*
>
> Saya Cuma jawaban itu yang saya punya, maklum pengetahuan dan pengalaman
> terbatas, tapiiiii di berani2in (hehehehehe modal nekad/bonek) aja mohon
> dima'afkan kalo banyak salah dan ngawur semua.
>
> Salam ngawur
>
> Love light and blessings.
>
> (mas Dodo tolong dong dicarikan padanan salam ini dg menggunakan boso
> dhewe, ada yang protes saya menggunakan londo2an)
>
> H3rm4n
>
>
>
> ----- Original Message -----
>  *From:* Christ <[EMAIL PROTECTED]>
> *To:* harmonisasi-universal@googlegroups.com
> *Sent:* Friday, October 24, 2008 9:38 AM
> *Subject:* [HU] Re: Karma
>
> Lanjut....
>
> Hubungan karma tidak ditetapkan sebelumnya ( deterministis ), bukan telah
> digariskan oleh nasib dan tak dapat dihindari ( fatalistis ). Karma adalah
> salah satu dari banyak faktor yang menimbulkan kondisi apa yang dialami
> secara alamiah, dan karma yang lampau dapat diakhiri dan diubah dalam
> hubungannya dengan perbuatan yang dilakukan seseorang pada saat ini.
>
> ---> Terima kasih mas Herman, ini bisa mewakili jawaban pertanyaan saya
> pada posting karma di milis SI beberapa waktu lalu.
> Setidaknya ini berarti karma seseorang bisa dirubah.
>
>
>
> Kiranya tidak perlu dijelaskan bahwa ajaran agama Buddha mengenai karma
> bukan fatalistis. Dapat dicatat agama Buddha menentang segala bentuk ajaran
> yang menyatakan bahwa segala sesuatu telah ditetapkan sebelumnya (
> determinisme ) : determinisme alamiah ( sabhavavada ), determinisme teistis
> ( issarakaranavada ) dan determinisme karma ( pubbakammavada ), yang
> menghubungkan segalanya dengan karma yang lampau ataupun salah satu dari
> perpaduan di atas.
>
> --> Berarti tidak ada yang namanya takdir, semua yang dijalani adalah
> pengkondisian Karma?
>
>
>
> Karena kehendak untuk hidup ( bhavatanha ) merupakan motif utama yang
> mendasari hampir semua kegiatan manusia, pada saat kematian, hal ini
> berkembang begitu hebat sehingga secara rohaniah mengambil sikap serakah.
> Seperti yang telah dikatakan sendiri oleh Buddha ; Di ambang kematian
> keinginan utama ini menjadi kemelekatan ( upadana ) yang menarik dirinya
> pada kehidupan lain. Proses pikiran terakhirlah yang membawa kemelekatan
> ini. Ini merupakan hukum alam, tak ada yang misterius, misterius hanya bila
> kita tidak memahaminya. Orang yang sekarat dengan seluruh jasmaninya melekat
> kuat pada kehidupan, sehingga pada titik kematiannya, mengirim energi karma
> secepat kilat, menemukan rahim calon ibu siap untuk pembuahan, dan kehidupan
> baru pun dimulai.
>
> ---> Karena adanya kemelekatan-lah maka seseorang dilahirkan kembali,
> begitu? Jadi ketika seseorang berhasil melepaskan kemelekatan itu sendiri
> berarti dia tidak dilahirkan kembali?
>
>
> *Pertanyaan :*
> 1. Dalam kultur suku / bangsa tertentu ada kepercayaan bahwa karma baik /
> buruk yang kita jalani bisa diwariskan kepada anak cucunya, apakah
> memungkinkan?
>
> 2. Sedikit agak melenceng namun masih tetap dalam konteksnya :
> Masih sama dalam kultur suku / bangsa tertentu dipercaya Fungsui bisa
> merubah keberuntungan dan karma seseorang, bagaimana penjelasannya?
>
> Itu dulu... monggo dibabarkan...
>
>
> Love and Harmony in Light,
>
> /christ
> ~ Be thankful for what you have, not sad about what you don't have ~
>
>
> 2008/10/23 Herman Adriansyah <[EMAIL PROTECTED]>
>
>>  Mas Dodo  dan  HU-Ers yang diberkati sekalian aja sama yang satu ini
>> (hehehehe kayak iklan Tivi)
>> Salam sejati
>> h3rm4n
>>
>> DOKTRIN KELAHIRAN KEMBALI
>>
>
> >
>

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Quote: 
** In this age of Aquarius, science will become religious, and religion will 
become scientific. Disagreements between science and religion will come to an 
end, and people will begin to comprehend that both spirit and matter are 
derived from the same source, and are only modifications of the One Universal 
Energy **
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Reply via email to