Rekans,

        Kalo dari beberapa temen expat, mereka justru concern masalah hukum. Mereka 
katakan 'kurang / tidak adanya kepastian hukum di negeri kita'.....
Tapi yg menarik dari komentarnya bung Rudhy justru "karena flexibilitasnya tinggi". 
Maksude opo bung...apa segalanya negotiable ?? Kalo begitu yo wis "Klop" alias setali 
tiga uang.....yo sami mawon. 
        

-----Original Message-----
From: Rudhy Tarigan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: February 20, 2004 8:40 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] DPR Tak Setuju Perubahan Split Bagi Hasil Migas

Vic,

sebetulnya bukan masalah split-nya saja terlalu kecil vic,....saya kira banyak 
factorlah...
selain factor Country risk dan Efficiencies....dan masih banyak lagi..saya kira factor 
efficiency
yang membuat perusahaan2 china jadi seperti waralaba ( seperti you bilang )...karena 
toh semuanya cost recovery 100% kalo minyaknya sudah ngocor...tul nggak ??
Jujur saja vick,...gua mau tanya Efficien nggak sih PSC Term kita yang ada sekarang ?? 
sulit to jawabnya ?? karena tidak ada angka2 yang pasti ?! karena (?) kurang 
transparant....
makanya muncul istilah  PSC Term-Peruvian type (Daniel Johnston)untuk menghindari 
ketidak effisienan itu......dan  sistem bagi hasil mereka lebih canggih lagi ...begitu 
minyaknya ngocor
langsung ditungguin di well head dan langsung dibagi 40% (Gov't take) : 60 % (company 
take)...simple kan ?? ...berarti tujuannya untuk mengurangi kebocoran2 itu kan ??
itu katanya johnston lho....gua sendiri belon pernah kesono ?? Tapi Johnston juga 
mengatakan
walopun Gov't take kita tinggi dibanding negara tetangga ...tapi tidak mengurangi 
minat investor masuk ke Indo...karena flexibilitasnya tinggi .... jadi masih tetep 
asyikkk kan vick ????

salam,
rudhy

-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, February 19, 2004 5:23 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] DPR Tak Setuju Perubahan Split Bagi Hasil
Migas


Rud,

Barangkali betul kalau DPR 'kurang' paham soal bisnis migas ini. Dan IAGI
bisa saja emnyelenggarakan seminar khusus utk itu. Ndak usah profit oriented
pun, dengan biaya dari DPR aku yakin dananya ada (wong buat demo aja ada yg
mendanai kok :).
Namun aku masih ragu-ragu apakah bener bahwa iklim yg kurang menarik ini
akibat dari "split" bagi hasil yang kecil ?

Utk perusahaan "pure E&P" yg ngga punya support services kuat, maka split
ini mungkin kurang menarik. Tetapi kalau utk perusahaan "super-market"
(serba ada, punya rig sendiri, punya logging sendiri, punya seismic proc
sendiri dll), maka iklim model sekarang ini justru sangat menguntungkan
apalagi dengn "cost recovery" scheme yg menggiurkan ... :)

Perusahaan2 China masuk ke ngindo juga bersama-sama membawa rig companies,
seismic processing companies dll. Nah karena Cina ini negara sosialis,
makanya semua prusahaan ini dianggap "single corporate entity" .... mirip
perusahaan "supermarket" lah.

Namun sakjannya selain pertanyaan awal diatas masih perlu dipertanyakan
ulang adalah ... apakah PSC scheme ini sudah optimum buat Indonesia maupun
contractor ?

kalao belajar dengan tetangga2 yang sudah meninggalkan CR, kayaknya kok ada
yg "missed" disini ....
salah satunya pengawasan !!

RDP

>From: "Rudhy Tarigan" <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: <[EMAIL PROTECTED]>
>To: <[EMAIL PROTECTED]>, <[EMAIL PROTECTED]>
>Subject: RE: [iagi-net-l] DPR Tak Setuju Perubahan Split Bagi Hasil Migas
>Date: Thu, 19 Feb 2004 16:51:33 +0700
>
>Mas Rovicky ,....saya setuju dengan usulan si Abah....Kalau Pak Priyo &
>anggota komisi VIII kita
>perlu mengikuti kursusnya pak Ong : Economic awareness in the E&P of Oil &
>Gas industry, sehingga
>mereka sedikit banyaknya dapat pencerahan mengenai Petroleum Exploration
>Business in Indonesia,
>saya kira pak Menteri Purnomo & pak Rahmat S mengusulkan perubahan split
>itu tentu ada dasarnya
>karena mereka sudah memahami seluk beluk iklim investasi oil& gas kita.
>atau kalau perlu pak Priyo dkk bisa  mengikuti kursusnya Daniel Johnston
>(Pakar PSC term)di Houston sana ,sehingga mereka lebih memahami lagi
>masalah strong & weakness nya PSC term kita.
>saya kira memang sudah waktunya berubah di era globalisasi seperti sekarang
>ini....tentu tujuan akhirnya untuk menarik minat investor ke indonesia
>seperti dulu lagi ( mbludak)...!!
>
>salam,
>rudhy tarigan
>
>
>-----Original Message-----
>From: Yanto R. Sumantri [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>Sent: Thursday, February 19, 2004 2:54 PM
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: [iagi-net-l] DPR Tak Setuju Perubahan Split Bagi Hasil
>Migas
>
>
>Namanya juga DPR , kalau langsung setuju , tentunya akan dimarahi oleh
>rakyat - nya.
>Yang penting  adalah menerangkan secara teknis , mengapa harus diubah ,
>dan bagaimana dampaknya kalau tidak diubah , atau dengan kata lain kalau
>tidak diubah bagaimana supay rahayat masih bisa menimati
>"sebesar-besarnya" manfaat SDA.
>
>Kalau Mas Priyo Budi itu kan bukan geologist , buka juga petroleum
>enggineer , tetapi politikus yang duduk di Komisi VIII.
>
>Ya memang perlu pencerahan dooong , bagaimana kalau didakan kursus "
>Petroleum   Busineess " for DPR , yang menerangkan Upstream sampai
>Downstream Sector , jadi mereka mengerti bahwa bisnis minyak itu bukan
>hanya berlangsung di Indonesia.
>
>Hahahahahahahahahaha .
>
>Si Abah
>Rovicky Dwi Putrohari wrote:
> >
> > Adakah suara dari profesional migas ?
> > IAGI-IATMI- dll ?
> >
> > RDP
> > ==
> > Rabu 18 Februari 2004 22:29:51 WIB
> > DPR Tak Setuju Perubahan Split Bagi Hasil Migas
> >
> > MinergyNews.Com, Jakarta-- Komisi VIII DPR RI menyatakan tidak setuju
>dengan rencana pemerintah merubah split bagi hasil migas untuk menarik
>investor.
> >
> > Menurut anggota Komisi VIII DPR RI, Priyo Budi Santoso, pemerintah tidak
>bisa seenaknya merubah split bagi hasil migas dengan alasan demi menarik
>investor. "Saya tidak yakin investor sudah tak tertarik lagi masuk ke
>Indonesia dengan split yang selama ini diberlakukan. Buktinya, setiap kali
>ada blok yang ditawarkan, selalu banyak peminatnya," katanya usai Rapat
>Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VIII DPR RI dengan Badan Pelaksana
>Kegiatan Hulu migas (BP Migas) hari ini (18/2) di Jakarta.
> >
> > Sebagaimana diketahui, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo
>Yusgiantoro dalam rapat kabinet terbatas telah mengajukan usul kepada
>Presiden Megawati agar split bagi hasil migas diubah (MinergyNews.Com,
>16/2). Jika selama ini split bagi hasil untuk gas 70 banding 30, artinya 70
>untuk pemerintah dan 30 untuk kontraktor, diusulkan diubah menjadi 60
>banding 40. Alasannya, demi menarik investor.
> >
> > Dalam RDP hari ini, mayoritas anggota Komisi VIII menentang usulan ini.
>Mereka lebih setuju jika pemerintah memberi insentif lain.
> >
> > Menanggapi hal itu, Kepala BP Migas Rachmat Soedibyo mengatakan,
>perubahan split rencananya diperuntukkan bagi pengeboran lepas pantai dan
>di daerah terpencil atau frontier area. Sedangkan untuk wilayah yang
>infrastrukturnya sudah siap, split tidak akan berubah. Begitu juga dengan
>kontrak yang sedang berjalan (existing) tidak akan diubah.
> >
> > Namun, sambung Rachmat, khusus untuk Blok A di Propinsi Aceh saat ini
>sedang dibicarakan usulan perubahan. Karena kontraktor terkendala dengan
>tingginya biaya operasi mengingat sumur di wilayah itu cukup banyak
>mengandung sulfur. (MNC-6)
> >
> >
> > ---------------------------------------------------------------------
> > To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
> > Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
>Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
>[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> > ---------------------------------------------------------------------
>
>---------------------------------------------------------------------
>
>To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
>
>Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>
>IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>
>IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
>
>
>Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
>Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
>
>Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
>
>Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
>
>Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
>
>Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
>Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
>
>Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
>
>---------------------------------------------------------------------
>
>
>---------------------------------------------------------------------
>To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
>Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
>Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
>Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
>Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
>Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
>Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
>Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
>Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
>Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
>---------------------------------------------------------------------
>

_________________________________________________________________
Add photos to your messages with MSN 8. Get 2 months FREE*.
http://join.msn.com/?page=features/featuredemail


---------------------------------------------------------------------

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

---------------------------------------------------------------------


---------------------------------------------------------------------

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

---------------------------------------------------------------------
This message is being sent by ConocoPhillips E-mail virus filter.

---------------------------------------------------------------------

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke