Iya Pak Koesoema, memang problem mekanis itu saya tahu dibuat2. Hanya, catatan resmi yang ada di file menyatakan begitu, walaupun yang terjadi tidak begitu. H2S Banyu Urip memang suka dikuatirkan, apalagi oleh Exxon yang safety standardnya "mungkin" terlalu tinggi. Saya pernah dilatih evakuasi H2S dulu sebelum menengok operasi pemboran BU-A1. Nah, bagian safety itu pula yang menyebabkan biaya tinggi. Reef2 lain di East Cepu High ini pun sama suka dikuatirkan tinggi (Pertamina dan PetroChina), tetapi ternyata tak menguatirkan. Maka, pemboran ditunda sampai 2 tahun tentu mengada-ada... salam, awang
"R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sebetulnya pada waktu BU-1 dibor Humpuss Patragas sudah bergabung dengan Ampolex (waktu itu sudah dibeli Mobil), jadi pemboran BU-1 dan Cendana-1 itu walaupun operatornya HPG, tetapi pemboran dibiaya dan diawasi (bahkan dikuasai) oleh Ampolex/Mobil. Pada waktu itu praktis staff Humpuss selain personel rendahan tidak diperkenankan ke well site, dan sumur dinyatakan tight (cek saja di scout check report untuk tahun 1998). Tetapi saya sebagai advisor pada direksi HPG diberi kesempatan untuk melihat core dan well data lainnya untuk memberikan advise mengenai "penemuan" ini. Apa yang ada di laporan resmi mungkin saja berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Tidak ada problem mekanis pada waktu itu, alasan yang diberikan pihak Mobil pada wkatu itu adalah adanya H2S yang dikhawatirkan mencermari lingkungan, sehingga mereka "suspend" pemboran sampai masalah H2S ini bisa diatasi, yang ternyata memakan waktu 2 tahun? Ini yang saya ketahui dan alami sendiri, bukan berdasarkan laporan atau bisik2. Wassalam RPK __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com