halo, Pak, benarkah pemerintah masih menentukan tarif jual-beli listrik-nya sebelum eksplorasi berlangsung (pre exploration price)? Apakah eksplorasi geotermal semahal hidrokarbon dan ketidakpastiannya tinggi? thanks ya...
salam hs On 2/21/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Pak Is, > > Memang kalau melihat kenyataan ini ,kita ini memang benar benar > negara BBM (Benar Benar Mabok). > Disamping segala restribusi dari daerah (RT/RW/Desa / Kabupaten dsb) , > yang istilah kerennya "community development" , masih ada hal lain > yaitu "sok kuasa". > Apa tidak "mabok" , kalau Pemda sampai bisa membblokir peralatan agar > tidak sampai kelokasi , karena tuntutan-nya belum sekali lagi "belum" > diluluskan. > Ini terjadi al. di Garut untuk operasi geothermal Amoseas, apa bukan > hukum rimba ini namanya !!!! > > > Si - Abah. > > _______________________________________________________________________ > > Kalau kita bicara energi alternatif ( diluar Migas dan Batubara ) > Rasanya > > yang paling Deket dengan dunia Geologi adalah Geothermal. mengingat > untuk > > mendapatkan komoditi ini , tahapan/proses yang harus dilakukan mirip dg > di > > Migas ( eksplorasi , eksplotasi/pengeboran sumur sumur ). bedanya untuk > > jadi > > duit , komoditi ini setelah ditemukan tdk laku dijual , sebelum > > dikonversikan menjadi bentuk lain ( energi listrik) , jadi takarannya > > bukannya Volume/Berat tapi satuan energi ( Kwh). Kalau Migas kan > langsung > > ketemu langsung laku,Karena geothermal ini hanya laku di dalam negeri ( > > tdk > > ngikuti pasar interntiaonal) maka harga komoditi ini seperti harganya > > beras, > > antara daerah yang satu dg yg lain berbeda beda ( harga di jakarta akan > > lain > > dg di Pakanbaru ), karena masing masing daerah menggunakan formula yg > > berbeda beda. > > Contoh , untuk Geothermal di Kamojang ( Pertamina ) menggunakan rumus > > harga > > per Kwhnya : 0,80 x harga eceran minyak bakar x faktor konversi minyak > ke > > listrik ( 0.28) atau dg harga minyak bakar kira kira Rp.3000,-/ l maka > > harga > > uap panasbumi di Kamojang saat ini = Rp.672,- atau 7,2 c$/Kwh ( 1 $ = > > 9300 ), Tidak Jauh dari Kamojang ini ada Geothernal Darajat yang > > dioperatori > > oleh Amoseas/Chevron , dia menjualnya dg Formula harga yang berbeda , > > tidak > > mengaitkan dg harga minyak bakar (MFO) seperti di mPertamina tadi, tapi > > mengaitkannya dengan Base Resource Price, Generating, Monitery Exchange > > Rate > > Factor dan Inflation Indek ( perhitungannya libih rumit lagi ) dan > > harganya > > dg Dollar ( bukan rupiah lagi )dan hasilnya( harganya) akan berbeda, > > meskipun dalam "satu Cekungan", dg Kamojang ,ini baru dari sisi Feul > > costnya > > , padahal untuk menjadi listrik harus ada "mesin pengubahnya" , makanya > > dari > > struktur harganya ( production costnya ) masih ada komponen > modal/capital > > cost dan operasi& pemeliharaan ( O&M cost nya), itulah prinsip sederhana > > perhitungan harga Geothermal. > > Disisi regulasipun yo Jlimet karena dipayungi oleh dua UU ( UU panasbumi > > dan > > UU listrik) , belum lagi sana sini kena "palak" , ada , haraga awal / > > daerah > > ,iuran eksplorasi, ada bonus, ada restribusi daerah,ada pajak, dan > > pungutan > > pungutan lain, ini semua akan menjadikan struktur harga yang "tinggi". > > Dari segi Performance Pembangkit, ternyata Geothermal ini , adalah satu > > satunya Pembangkit yang Kualitas maupun kuantitas suplai energi > primernya > > tetap/konstan,sehingga dapat menghasilkan daya mampu maksimal sepanjang > > masa > > ( contoh Kamojang sudah 25 thn lebih ), Tolok ukur utama ( spek) dari > > Geothermal ini ada di parameter Tekanan dan Temperatur , disaamping TDS, > > silika dan NCG , dari data dari lapangan lapangan Geothermal yang ada ( > > mulai Kamojang , Salak . Darajat sampai Lahendong) Parameter parameter > tsb > > Tetap sepanjang masa ( T dan P konstan) sehingga mesin dapat berfunsi > dg > > baik , (padahal kalau Air sangat dipengaruhi oleh cuaca dan daerah > aliran > > sungai ) Jadi dari segi Teknis dan Potensi si Geothermal ini tdk jadi > > masalah .Kalau pembangkit lain ( batubara,BBM ) Boilernya buatan manusia > , > > maka kalau panasbumi ini Boilernya ada didalam tanah, sehingga tdk perlu > > tender tender pengadaan, dsb...... jadinya yang dihasilkan dari Boiler ( > > P&T) stabil . > > Kenapa tidak berkembang , bukannya tidak ada Duit nya, tapi yg punya > duit > > tidak mau bekerja/invest , karena prosedur susah dan produksinya mahal > > jualnya "murah". Kesusahan ini bisa di minimalkan kalau ( salah > satunya) > > dg > > mereduksi di aturan mainnya. Selama ini tdk dilakukan ya , hanya jadi > > wacana > > saja , bahwa energi alternatif perlu dikembangkan.( Jadi Geothermal ini > ya > > Tetuko juga , sing tuku ora teko,sing teko ora tuku ) > > > > Ism > >