Karena menurut saya (1) penambahan pokok bahasan
'bencana alam' ke dalam kurikulum pendidikan memiliki
misi dan visi yang lebih komprehensif dalam mendidik
dan mengenalkan masalah ini kepada masyarakat secara
umum maka ini kerja 'cukup' besar karena akan
bersinggungan dengan kebijakan depdiknas. Saya yakin
senior-senior kita lebih dari bisa dan bersedia untuk
mendorong atau paling tidak membawa dan membuat isu
ini sampai kepada "mereka" di depdik . . 


Untuk yang lebih riil dan mendesak saya pikir
(2)pembuatan buku sederhana dengan informasi yang
di"bahasa awam"kan bisa jadi pilihan yang menurut saya
lebih dulu "doable". . . 

Seminar? akan selalu berakhir dengan rekomendasi tanpa
tindak lanjut seperti masalah-masalah lain dan
biasanya terlalu eksklusif karena kalau tidak
terdengar/terlihat eksklusif bagi sebagian atau banyak
orang seminar tersebut tidak menarik apalagi bagi
sponsor . . . 

Langsung saja untuk no (2): dengan keterbatasan yang
ada di IAGI (tapi tidak pada sumber daya manusianya,
kalau yang satu ini saya yakin sangat melimpah) kita
buat "buku contohnya" beberapa eksemplar kemudian kita
bawa ke "departemen/instansi terkait" atau perusahaan
dan minta mereka untuk jadi sponsor untuk mereproduksi
buku tersebut lebih banyak . . .  kalau biasanya
prposal membuat buku yang diajukan, saat ini kita
ajukan produk jadinya . . . gimana mas?? kangs? bahs?
paks?

--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Quote -
> ... saya pikir kita (IAGI) bisa usulkan untuk
> memasukkan ...
> - end qoute
> 
> Nah kira-kia bentuk riilnya seperti apa ?
> Press release ?
> Seminar ? Pembuatan buku panduan sederhana dengan
> bahasa awam ?
> Atau demo-damai spt yg ernah terlontar dari abah
> dulu ?
> 
> Ya saya juga yakin banyak yg dapat dilakukan
> IAGI-HAGI ... tetunya
> tidak bisa sendiri2, "bersama kita bisa"
> Yuuk !
> 
> rdp
> 
> On 6/10/06, budi santoso <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> > Saya pikir hal ini dipengaruhi juga oleh 'mental'
> > masyarakat dan pemimpin kita. Meskipun publikasi
> > tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegempaan
> atau
> > kemungkinan-kemungkinan bencana lain yang
> ditimbulkan
> > oleh alam (tanah longsor, letusan gunung berapi
> dst)
> > sudah 'cukup', tapi bagaimanan masyarakat awam dan
> > pemerintah menyikapinyapun seperti baru sadar
> betapa
> > pentingnya dan terlambatnya itu semua setelah
> bencana
> > itu terjadi. Karena ini berkaitan dengan 'culture'
> > kita secara umum yang tidak pernah 'aware' akan
> > hal-hal yang berkaitan dengan kehendakNya maka
> saya
> > pikir kita (IAGI) bisa usulkan untuk memasukkan
> > bahasan tersebut ke dalam kurikulum pendidikan
> kita.
> > Tidak harus menjadi sebuah mata pelajaran baru,
> tapi
> > disisipkan di mata pelajaran "sains" pada tingkat
> SD
> > dan geografi pada tingkat SMP dan SMU. Diharapkan
> dari
> > situ sedikit-demi sedikit masyarakat kita nantinya
> > akan 'familier' dengan bencana alam spt tsb di
> atas;
> > bagaimana terjadinya, mengantisipasi dan
> > menaggulanginya. Tentu saja bahasannya akan
> > disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang ada.
> >
> > Karena sudah sedemikian banyaknya korban yang
> > diakibatkannya, dan hampir semua daerah di
> Indonesia
> > rawan atau punya potensi besar untuk mengalaminya
> di
> > masa yang kan datang. Jadi sudah semestinya kita
> > menyiapkn diri melalui anak-anak kita paling tidak
> ke
> > depan kita akan lebih 'siap' dan tidak ada lagi
> kesan
> > seolah-olah "para ahli kebumian - seperti pahlawan
> > kesiangan".
> >
> > Tanpa usaha dan cara yang komprehensif dalam
> mendidik
> > masayarakat kita dalam hal ini, maka yang terjadi
> > adalah selalu pengulangan-pengulangan korban,
> > penderitaan, pertanyaan, seminar, sosialisasi
> parsial
> > dst yang pada akhirnya akan terasa 'seperti
> sia-sia,
> > terlambat dan seterusnya.
> >
> > Selain tentunya sosialisasi kepada masyarakat yang
> > lebih umum pada saat ini.
> >
> > STJ
> >
> > --- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> >
> > > Ada yg dapat membantu saya menjawab yg ini ?
> > >
> > > Pertanyaan senada dengan hal ini sering sekali
> saya
> > > terima semenjak
> > > gempa-tsunami aceh tahun 2004. Aku rasa
> IAGI-HAGI
> > > sudah saatnya untuk
> > > kembali mendekati masyarakat awam. tantangannya
> > > tidak mudah dan saya
> > > yakin tidak mungkin sendiri-sendiri hanya dengan
> > > "bersama kita bisa"
> > >
> > > Ya "bersama kita bisa "
> > >
> > > RDP
> > > ---------- Forwarded message ----------
> > > From: Hendra Wahyudi <[EMAIL PROTECTED]>
> > > Date: Jun 9, 2006 11:32 PM
> > > Subject: Apa peranan ahli kebumian
> > > To: rovicky dwi putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
> > >
> > >
> > >
> > > Salam Pak,
> > > Gempa bumi sekarang kan lagi naik daun Pak,
> mulai
> > > dari kalangan ahli
> > > sampai awam sekalipun banyak memberikan opini
> > > tentang gempa. Tapi,
> > > yang jadi pertanyaan saya sampai saat ini adalah
> > > bagaimana sebenarnya
> > > peran ahli kebumian (khususnya ahli tektonik)
> dalam
> > > meminimalisir
> > > korban gempa ? selama ini kok kesannya, ahli2
> > > tersebut angkat bicara
> > > kalau bencananya sendiri sudah terjadi. Memang
> di
> > > satu sisi apa yang
> > > mereka sampaikan adalah usaha untuk memberikan
> > > informasi tentang
> > > bagaimana kejadian dan mekanisme sebuah gempa.
> Tapi
> > > hanya sebatas
> > > itu. Belum ada langkah riil bagaiman untuk
> > > meminimalkan angka
> > > korbannya, jadi kesannya sia-sia. Semua orang
> sudah
> > > mengetahui kalau
> > > gempa bumi merupakan bencana yang sampai saat
> ini
> > > belum dapat
> > > diprediksi waktu kejadiannya. Jadi, cuma usaha -
> > > usaha peminimalisiran
> > > korban saja yang dapat dilakukan. Informasi
> kalau
> > > Indonesia merupakan
> > > jalur "ring of fire" (kecuali, Kalimantan) hanya
> > > sekadar opini yang
> > > tidak ditindaklanjuti maknanya.
> > > Menurut Pak Rovicky, apakah sebenarnya peran
> atau
> > > tugas yang harus
> > > dilakukan oleh seorang ahli kebumian dalam
> kaitan
> > > dengan pengabdian
> > > kepada masyarakat?
> > > Mohon pendapatnya Pak
> > >
> > >
> > > Salam
> > >
> > >
> > > Hendra
> > >
> > >
> > >
> > > 
> __________________________________________________
> > > Do You Yahoo!?
> > > Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam
> > > protection around
> > > http://mail.yahoo.com
> > >
> > > --
> > > How to win the game without breaking the rule
> -->
> > > make the new one !
> > >
> > >
> >
>
---------------------------------------------------------------------
> > > -----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> > > -----  Call For Papers until 26 May 2006
> > >
> > > -----  Submit to:
> > > [EMAIL PROTECTED]
> > >
> >
>
---------------------------------------------------------------------
> > > To unsubscribe, send email to:
> > > iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > > To subscribe, send email to:
> > > iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> > > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> > > No. Rek: 123 0085005314
> > > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> > > Bank BCA KCP. Manara Mulia
> > > No. Rekening: 255-1088580
> > > A/n: Shinta Damayanti
> > > IAGI-net Archive 1:
> > >
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> 
=== message truncated ===


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006             
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]    
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke