>
  Ndang

  Si- Abah cuman bisa ngomong " GOOD   -  GOOD AND GO AHEAD",
  tetaplah menunduk , karena yang paling Berkuasa adalah Allah semata.
  Untuk Tim - Tim IAGI atau geologist "bebas " (aku ndak seneng dengan
  istilah ini, wong sampean sampean IAGI Meber tokh) ," selamat bekerja
  dan sukses".
  Tunjukan bahwa kita bisa kalau mau.

  Si - Abah

__________________________________________________________________________


  Dalam 2 hari ini email saya tdk terima dari iagi-net, mungkin karena
> kepenuhan (gak ditengok-tengok selama week-end s/d pagi ini) terus
> bounching. Jadi, mohon maaf kalau belum sempat cawe-cawe ikutan nimbrung
> di lalu-lintas diskusi soal Lumpur Porong ini.
>
> Saya di Porong tgl 2 Juni (4 hari setelah kejadian), sempat berhenti dalam
> perjalanan Surabaya-Malang dan juga 4 Juni ketika kembali dari Malang ke
> Surabaya terus ke Jakarta lagi. Pada kurun waktu 2-4 Juni itu saya coba
> berkoordinasi dengan IAGI Jatim (dengan cc ke Sekjen PP-IAGI) untuk segera
> turun tangan membahas action plan IAGI (Jatim maupun PP) membantu
> menanggulangi masalah lumpur tersebut. Tentunya saat itu saya juga
> langsung berkomunikasi dengan kawan2 geosaintis dari Lapindo (mas Bambang,
> mas Agung, Kang Iwan, Cak Rennier dan jugamas Kenul) untuk mencari tahu
> dan urun rembug tentang analisis penyebab dan rencana penanggulangannya.
> Semuanya lewat SMS dan tilpun langsung. Di Malang, IAGI Jatim sempat
> berkumpul 3 Juni mempersiapkan diri ikut meneliti semburan lumpur Porong
> tersebut: ada mas Arief Rachmansyah (Ketua IAGI Jatim), Adi Susilo
> (Unibraw), dan juga mas Kukuh (Sekjen IAGI Jatim, lewat tilpun). B eberapa
> hari kemudian IAGI Jatim akhirnya bisa berkomunikasi juga dengan
> kawan-kawan dari Lapindo untuk mendapatkan informasi teknis dari tangan
> pertama, sehingga setelah itu beberapa pernyataan dari Arief, Adi, Amin,
> Marcillinus, Soffian keluar di media (lokal dan nasional) dalam rangka
> memberikan informasi kepada masyarakat. Pada hari-hari antara 6-9 Juni
> saya harus off dari peredaran krn ada urusan bisnis di Dubai, tapi tetap
> monitoring dan komunikasi dengan rekan-rekan IAGI Jatim dan Lapindo untuk
> saling menginformasikan ide analisis dan usulan penanggulangan lumpur.
>
> Pada Sabtu 10 Juni saya bertemu dengan mas Bambang Istadi Lapindo di
> Jakarta dan berbincang - dikusi panjang lebar soal penyebab luapan lumpur
> dan memberikan komitmen untuk ikut membantu sebagai nara sumber independen
> dalam tim-tim yang rencananya akan dibentuk untuk penanggulangannya. Pada
> waktu Rapat dengar Pendapat Komisi VII dengan BPMigas, Lapindo, ESDM soal
> Lumpur Porong Senin 12 Juni 2006, saya coba berikan beberapa masukan ke
> para anggota DPR yang terhormat lewat sms tentang beberapa hal:
>
> 1. Dalam konteks bagi-hasil migas pusat-daerah, pemboran Banjar Panji-1
> dan penanggulangan semburan lumpur yang keluar lewat rekahan2 di sekitar
> Porong tersebut kemungkinan SEMUANYA akan mempengaruhi penerimaan daerah
> (khususnya Kab Sidoardjo) dalam bagi-hasil migas 2006, karena biaya
> pemboran eksplorasi dan penanggulangan insiden lumpur Porong tsb
> kemungkinan juga akan dibebankan sbg COST RECOVERY yang dipotongkan ke
> revenue hasil lifting migas Lapindo sblm dibagi 70 Pemerintah : 30
> Kontraktor. Dari bagiannya yang 70% Pemerintah akan menyalurkan 21% (30% x
> 70%) ke daerah. Dg demikian secara akunting bagi-hasil migas: Daerah
> (Sidoardjo, Prov., dan Kab di jatim lainnya) ikut menanggung 21% dari
> biaya Banjar Panji-1 dan semburan lumpur Porong. Untuk itu disarankan
> Daerah berperan aktif dalam penanggulangan tersebut dan jangan
> sungkan-sungkan untuk menegosiasikan dana penaggulangan demi rakyat yang
> terkena dampak yang nantinya toh akan dipotongkan di produksi migas
> Lapindo.#ADB-Anggota Dewan Pakar FKDPM#
> (argumen dlm Info diatas dalam beberapa minggu terakhir nampaknya juga
> patut dipertanyakan lagi karena kemungkinan BPMigas juga akan
> mempertimbangkan masak2 sebelum memperhitungkan pembiayaan "accident" tsb
> melalui full-cost-recovery ... lihat email pak Awang ttg hal tsb)
>
> 2. Saya tidak punya HARD DATA, tapi dari logika petroleum geologi
> (sementara) yang terjadi adalah release dari overpressured marine
> mud-diapir level Kalibeng lewat rekahan2 sepanjang patahan-patahan Kwarter
> yang dipicu oleh instabilitas pressure di sub-surface (bisa krn
> underground blow-out krn praktek pemboran ataupun krn trigger gempa - less
> likely) #andang#
>
> 3. Dalam waktu 15 hari sejak kejadian semburan lunmpur 29 Mei SEHARUSNYA
> para engineer dan geosaintis Lapindo (dan konsultannya) SUDAH MENGETAHUI
> penyebab teknis retakan dan semburan lumpur di sekitar Banjar Panji-1.
> Kalau dikatakan sampai sekarang masih meneliti dan smntara itu
> mengemukakan gempa sebagai penyebabnya, nampaknya memang perlu bantuan
> dari kalangan yang SUPER EXTRAORDINARY AHLI ... mungkinkah sangat kompleks
> permasalahan bawah permukaannya shg 15 hari-pun belum tahu penyebabnya dan
> apa yg harus dilakukan untuk menanggulanginya? #andang bachtiar#
>
> 4. Dari data kronologi pemboran yang ada di tanganku (kudapat dari
> wartawan Kompas, 11 Juni 2006), 99% bisa dipastikan telah terjadi
> underground blow-out yang menyebabkan retaknya bidang lemah rekahan/sesar
> Porong yang akhirnya jadi konduit lumpur Kalibeng overpressure muncul ke
> permukaan.
>
> 13 Juni 2006 saya kirim lagi sms ke pihak-pihak yang berkepentingan sbb:
>
> 5. Insiden Lumpur Porong: fakta petroleum geology dan data kronologi
> pemboran menunjukkan bhw yg terjadi adalah UNDERGROUND BLOWOUT yg
> ditrigger oleh prosedur pemboran yang kurang sempurna... untuk corrective
> action menutup sumber kebocoran tdk cukup hanya dengan mengerjakan
> trajectory sumur asal, tetapi juga harus menutup sumber2 lain di bawah -
> sepanjang patahan Porong. Salam #andang bachtiar - narasumber teknis migas
> untuk KLH#
> 14 Juni 2006 (s/d 16 Juni) saya harus ke KL untuk urusan bisnis
> konsultansi, tapi masih sempat berkoordinasi dengan kawan PP-IAGI yang
> saat itu sdh membentuk cikal-bakal Tim Penanggulangan dibawah koordinasi
> Pak Ridwan Djamaluddin sekjen dan Ketua Tim pak Edy Sunardi. Beberapa
> input yang saya salurkan ke mereka waktu itu:
>
> 6. 15 Juni 2006, menanggapi permintaan ide ke Tim IAGI:
> Rojer2 Ed, gud lak untuk Tim PP-IAGI yang menangani Kasus Porong...
> beberapa suggestion / ide dr aku:
> a. Istilahnya tolong lebih diperlunak dlm bahasa Indonesia menjadi GUNUNG
> LUMPUR (bukan gunung api lumpur) shg masyarakat tdk bertambah bingung &
> ketakutan dengan istilah "volkano" tersebut.
> b. yang jauh lebih penting drpd sekedar memberi istilah geologi yang
> mentereng pada proses tsb adalah MENCARI SUMBER PENYEBABNYA dan MENCOBA
> MENANGGULANGINYA
> c. pressure instability di sub-surface yang memicu terbentuknya Gunung
> Lumpur tersebut besar kemungkinan diakibatkan oleh underground blow-out dr
> proses pemboran BP-1: perhatikan sekuen kronologi laporan pemboran yg
> menyebutkan ada loss, tight-hole, kick, well killing, stuck, dsb...,
> periksa dg seksama GEOLOGRAPH, MUD RECORD, dan GRAPH2 DI MONITORING UNIT
> (SPM, MUD TANK, TEMP, dsb)
> d. argumen gempa sbg penyebab liquefaction shg Gn Lumpur muncul hanya bisa
> valid kalo kita juga bisa menerangkan kenapa di Wunut, Tanggul angin,
> Kuti, Krukah, Sekarkorong, Mudi, sukowati, Cepu dan Lapangan2 yang lebih
> dekat ke garis Bantul-Klaten tidak mengalami hal yang sama dg Banjar
> Panji, padahal Kalibeng Mud Layer ada semua di daerah2 tersebut.
> e. Possible corrective action:
> e.1. kill the natural venting by drilling relieve well and disposed cement
> in Kalibeng zone (or deeper zone depending on the result of damage zone
> investigation)
> e.2. control surface venting by drilling & producing the mud close to the
> natural venting area (5 spots?), or
> e.3. abandon all the area flooded by mud & make them natural museum (the
> mud venting may continue on months or years until the pressure stabilizes)
> f. Tim BG-ESDM/IAGI/KLH/Lapindo/BPMigas/Pemda/ITS/ITB/Walhi/Unibraw/PU
> atau tim dari manapun juga, mohon segera dihitung dan diantisipasi
> kemungkinan luas daerah dan relief vertical amblesan yang mungkin akan
> terjadi krn perpindahan massif dari lapisa lumpur di subsurface ke
> permukaan (spt Paleo Porong Structure Collapse). Kalau hal ini terjadi dan
> kita tdk antisipasi: akan timbul kepanikan baru (lihat email2 penjelasan
> Pak Awang di IAGINET soal collapse structure). Ayo kawan, keluarkan
> segenap kemampuan ilmu-analisis-itung2an untuk menyelamatkan bumi dan
> ekosistim kita #andang di KL#
>
> 7. Masih 15 Juni waktu di KL ada sms masuk dr Koordinator Walhi yang
> menanyakan: "Bagaimana menurut brur tentang patut kiranya polisi dan
> penyidik lainnya mengembangkan dugaan tentang ada unsur kesengajaan dlm
> peristiwa lumpur panas ini, mengingat wilayah padat penduduk, dan sawah
> klas 1A yg belum tentu mau dilepas oleh pemiliknya, padahal potensi gas
> cukup besar dan bisa dipasok langsung ke industri yang banyak di
> Sidoarjo?". Saya menjawab dg sms dan saya cc-kan juga ke petinggi2 KLH
> sbb:
> - Brur Chalis, menurut aku (dg background 20tahunan di industri e&p migas)
> kecil sekali kemungkinan KESENGAJAAN,... kalau KETELEDORAN (Negligence)
> mungkin iya: ADA,... selain itu untuk memproduksi gas melalui sumur tidak
> dibutuhkan tanah hektaran, bahkan kalo perlu hanya dr 1 platform yang
> 200x200 meter saja smua gas di struktur Banjar Panji itu bisa diambil
> (berbeda dg tambang batubara, emas, dan dalian2 lainnya yg butuh bukaan
> tanah luas, di migas penggunaan surface facility bisa sangat
> diminimalkan)... so... agak terlalu berlebihan brur kalo dibawa ke arah
> tuduhan kesengajaan strategi-bisnis #andang#
> (Note: seringkali aku memang harus kasih banyak penjelasana dan pencerahan
> sama mereka - termasuk JATAM- spy mereka mengerti jugalah kesetimbangan
> kebutuhan antara eksploitasi resources dg sustainability dari 2 sisi yg
> berimbang... Syukur mereka mau mengerti dan mau diajak omong)
>
> 8. Masih berurutan dg komunikasi diatas, kawan dr WALHI melanjutkan
> bertanya:"Thx brur, kalo hendak distribusi gas dari sumur ke industri
> dibutuhkan apa saja? instalasi? apakah tetap tidak butuh lahan yang luas?
> dan keamanan yang tinggi? butuh masukan brur sebelum ngomong di fgd jam 10
> ini, thx ya brur". Saya jawab:
> -Yang dibutuhkan u/Banjar Panji (kalau berhasil nemu gas) sebenarnya
> tinggal small gas processing facility unit untuk ngumpulin gas dari sumur2
> sebelum dikirim / tie-in (diikat) ke main gas pipeline yg skrg sudah
> existing dr Lapangan Wunut ke Gresik (punya PGN).. Facility unit tsb
> paling butuh tanah 1-2 hektar saja brur... yg agak ribet pembebasannya
> mungkin bikin flowline (dr sumur ke GPFU) dan pipeline (dr GPFU ke main
> pipeline Wunut-PGN).. Right-off-way pipa bisa sampai 25 meter kiri-kanan
> pipa dikalikan panjang pipa = berapa m2 tanah??? Dan biasanya orang jarang
> mau di-cuil-i tanahnya sedikit2 seperti itu tapi memanjang... apalagi
> dilewati gas yang kalo ada apa2 kebocoran mereka jadi beresiko... Mungkin
> hal2 itulah yg musti dipertimbangkan brur.....
>
> Sepulang dr KL, Jumat 16 Juni, saya rasanya gatel ingin turun ke Porong
> lagi,... akrena saya dengar Tim-Tim ITS/ITB sudah mulai bergerak di
> lapangan, dn saya penasaran kalau-kalau saya bisa berkontribusi disana.
> Maka saya coba hubungi beberapa kawan untuk ikut sama2 ke Surabaya, saya
> dapat volunteer Cak Ariadi, dan Cak Soffian (Surabaya) u/temani saya turun
> ke lapangan. Besok paginya jam 6 pake Garuda berangkatlah saya dg Cak Ar
> ke Surabaya. Kebetulan saya dapat fasilitas chopper untuk bisa terbang
> diatas lokasi, maka saya manfaatkan dg memberikan tawaran kepada Tim ITS
> dan IAGI untuk ikutan terbang. Maka terbanglah kami 9:30 - 10:15 berputar2
> diatas lokasi (ADB, Ar, Soffian, Amin ITS, Sukemi ITS: cuma ada 5 seat
> tersedia). Chopper hanya mau terbang diatas 500 feet krn takut ada
> flamable gas. Beberapa pengamatan waktu terbang berputar 4 kali diatas
> lokasi:
>
> 9. - Bau H2S masing menyengat dr ketinggian tersebut (apakah H2S atau
> hidrokarbon? mungkin bercampur)
> - Lokasi semburan-1 (200m SW of original BP-1 well) masih aktif dg golakan
> semburan +/- 3 meter (?)
> - Dari atas hanya bisa mengidentifikasi 3 lokasi semburan: Loc-1 (SW of
> BP-1), loc-2 (NE of BP-1 north of toll road) dan loc-3 (NE of BP-1 the
> most northern part: rumah penduduk?) semua dg kenampakan mud volcano, 2
> sdh tdk aktif, --- implikasi: intermittent? atau complete depresurization?
> - Ternyata ke-3 lokasi tersebut TIDAK SEGARIS, perlu data GPS detail.
> Implikasi: pola rekahan/patahan musti dikalibrasi betul sebelum ngitung
> volume dsb
> Info2 tsb saya kirimkan juga ke pihak2/tim2 yang berkepentingan.
>
> 10. Malam harinya saya berinisiatif mengumpulkan tim2 geosains yang
> terlibat dlm insiden lumpur Porong, saya undang smuanya secara pribadi:
> Koordinasi informal teknikal tim2 geosains penanggulangan semburan lumpur
> Porong 17 Juni 18:30 - 22:30 bisnis-center Shangrilla Surabaya 17 orang:
>
> PP-IAGI (Ariadi Subandrio)
>
> IAGI Jatim (Kukuh, Iwan, Handoko, Helmi Narotama)
>
> ITS (Seno, Amin Widodo)
>
> ITB (Kukuh)
>
> KLH (Roy)
>
> Lapindo (Bambang Istadi, Agung Darmoyo)
>
> Bumi Resources / EMP (Gesang Budiarso)
>
> DPR (Taufikurrohman)
>
> Geologist bebas (Andang Bachtiar, Soffian, Ikhsyat)
>
> Undangan juga disampaikan ke Tim PP-IAGI (Edy Sunardi, Ridwan Djamaluddin)
> dan Tim BG-ESDM (Untung Sudarsono), tapi tidak bisa datang.
>
> Beberapa resume penting:
>
>   1.. Evaluasi kronologi pemboran untuk bantu penentuan zona potential
> damage
>   2.. Perhitungan volume & tekanan zona overpressure Kalibeng & modelling
> depletion time & subsidence untuk penentuan plan A-B-C penanggulangan
>   3.. Butuh koordinasi lebih ketat dan segera dengan tim drilling (Rudi
> Rubiandini - ITB): karena koq mereka sdh keluar dg rencana killing well
> sementara Tim Subsurface belum memastikan hasil analisisnya..
>   4.. Bench-marking surface geology (lokasi-lokasi bidang lemah - titik
> semburan di permukaan) untuk bantu interpretasi geofisika
>   5.. Harus kerjakan juga reprocessing 3 seismik lines untuk shallow
> tomography & interpretasi - calculation overpressure zone
>   6.. Composite field geophysical methods untuk delneasi shallow
> structures
>   7.. Worst case scenario Bleduk Kuwu
>   8.. IAGI (Jatim) take-care dikotomi gempa vs drilling-induced disaster
>   9.. Subsidence issue harus juga dihandel (oleh Tim ITS)
>   10.. Next coord meeting Jumat 23 Juni after jumatan
> 11. Kemaren hari Senin 19 Juni 2006 saya coba kontribusi dalam rapat Tim
> PP-IAGI yang dipimpin oleh Pak Edy Sunardi di Pertamina (17:00-19:30),
> meskipun secara resmi saya tidak masuk dalam keanggotaan Tim, tapi
> mudah2an ide2 dan pemikrian saya masih bisa bermanfaat buat kawan2 di
> PP-IAGI. Diantaranya, Tim juga mengirim surat ke Tim-drilling-nya
> BPMigas/ESDM dibawah arahan Pak Rudi Rubiandini untuk segera berkoordinasi
> mengenai Plan A-B-C dari relieve well maupun aksi penanggulangan bawah
> permukaan tsb, dg asumsi:
> A. Kalau memang zona damage sumber tekanan berasal dari 6100 feet dan
> lebih dalam maka oke-oke saja plan-nya Pak Rudi untuk killing well di zona
> itu, tetapi
> B. Kalau zona damage sudah merembet ke Clay Kalibeng 2000-6000 feet, dan
> posisinya bukan di sumur (tapi di bawah lokasi semburan2 tsb), maka action
> plan killing well yang lain hrs disiapkan
> C. Apalagi kalau ternyata dari hasil analisis semua insiden tersebut
> dikarenakan adanya contiuning recharging dr diapiric system Pliocene
> Kalibeng, maka harus ada plan C yg lebih kurang abandonement the whole
> area (Bledug Kuwu case).
> Saya dengar Tim PP-IAGI akan sgr involved dg keseluruhan Tim yg lain....
>
> 12. Hari ini saya juga mendengar kabar bahwa Tim ITB/ITS (Pak Prihadi/ Pak
> Makky) sudah mengindikasikan adanya bidang diskontinuity (patahan?) dr VLF
> yang bidangnya mengarah/miring ke barat dari jajaran semburan tsb. Dengan
> data itu, maka dilakukan adjustment positioning SNUBBING UNIT yang akan
> masuk ke lokasi (supaya tidak crossing retakan - zona semburan dua kali).
>
> 13. Sore nanti saya diminta bicara di Metro TV, mudah2an cukup bisa
> menjelaskan ke masyarakat.
>
> 14. Note: soal gonjang-ganjing pengamat perminyakan di acara WALHI
> kemaren, sebenarnya di acara tersebut saya sudah meneriakkan koreksi
> secara lantang tentang kekeliruan definisi yang disebutkan oleh ALi
> (TM-81)... bahwa indeed BP-1 itu eksplorasi, dan dalam PP nggak ada Amdal
> u/eksplorasi, dsb dsb (sesuai dg tulisan Abah) ,... tapi pers kayaknya gak
> tertarik dg penjelasan saya (padahal SUARA SAYA PALING KERAS disana).
> Thats the fact of life.
>
>
> Salam
>
> ADB
> arema
>
>
> On Tue, 20 Jun 2006 08:29:28 +0700 (WIT)
> [EMAIL PROTECTED] wrote:
> .....Tapi aku "curiga" jangan janganan
>>Adb sudah ada di
>>Surabaya , kan dia AREMA.
>



---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006             
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]    
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke