Sebagai tambahan info, hidrogen adalah material yang berbahaya. 

Untuk liquid hidrogen kalau terjadi contact dengan tubuh manusia bisa
menyebabkan frosbite-semacam dengan di salju puncak gunung (Hidrogen
memiliki triple point pada minus 259 der Celcius). Apabila di-release
dengan tiba-tiba dan kontak dengan udara juga menyebabkan reaksi blue
flame, sebuah catastropic failure dapat menyebabkan bola api masif.

Sebagai perbandingan untuk menjalankan sebuah bus : (tidak dalam unit
satuan yang sebanding)
- hidrogen : 8-9.6 km per kilogram
- diesel : 5.6-6.1 km per gallon

Yah, sekali lagi memang masih menjadi tantangan untuk memperoleh
alternatif sumber energi yang dapat menggantikan minyak (bensin/diesel)
sebagai car fuel. Sejauh ini sepertinya biofuel (ethanol) atau gas alam
yang paling berpotensi, dan bahkan keduannya sedikit banyak mulai
dianggap sebagai car fuel conventional resources.

WW

-----Original Message-----
From: Winderasta, Wikan (wikanw) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, July 20, 2006 9:55 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Hydrogen - Ramah lingkungan, benarkah ?

Penggunan hidrokarbon liquid (minyak : bensin, diesel, dll) sebagai car
fuel (bahan bakar mobil) jelas paling mudah, efisien, dan murah untuk
saat ini.

Permasalahannya adalah suplai yang semakin terbatas (selain US, Jepang,
China, dan UE, ke depan India akan juga rakus energi). Selain itu emisi
karbon juga menjadi efek yang serius.

Hidrogen sebagai sumber pembangkit listrik sudah memiliki nilai ekonomik
untuk skala besar, terutama di refinery. Paling tidak di sektor industri
penggunaan energi dari liquid hidrokarbon (minyak) bisa dikurangi.
Minyak terlalu mahal untuk dibakar. Sebagai contoh yang lain avail
produksi minyak mentah bisa hanya mencapai 80% dari nilai total produksi
minyak mentah per harinya untuk menjalankan sistem injeksi uap (EOR)
kalau harus membakar minyak. Belum terhitung biaya perawatan
infrastruktur untuk pembakaran sumber energi yang kotor tersebut.

Pemanfaatan transfer energi untuk mobil antara kedua bahan tersebut
sedikit berbeda.
- liquid hidrokarbon (bensin) mengubah energi kalor menjadi energi
mekanik, dengan efek samping emisi karbon. Isu yang ada adalah kebutuhan
semakin besar (orang lebih suka SUV dari pada mobil kecil yang irit
bensin). Perbaikan yang dilakukan adalah dengan pemakaian
superior/precision fuel (bebas timbal atau oktan lebih tinggi, dll)
maupun efisiensi pembakaran mesin.
- hidrogen fuel mengubah potensial energi (dalam gas alam/ethanol)
menjadi energi listrik kemudian menjadi energi mekanik. Efisiensi proses
jelas berkurang karena memerlukan proses antara, tetapi efisiensi energi
penggerak mesin bisa diperbaiki. Kalau untuk produk car fuel ramah
lingkungan, masih perlu diperhitungkan mana yang lebih ekonomik untuk
suatu produksi masal (mobil), penggunaan hydrocracking catalyist untuk
precision fuel dibandingkan dengan katalist untuk proses produksi
hidrogen. Sistem storage and dispenser (dingin and pressurized) adalah
tantangan untuk pemanfaatan hidrogen sebagai bahan energi penggerak
mobil. Yang jelas resiko flamable (kebakaran) bisa dikurangi. Untuk itu
small scale hidrogen generator seharusnya bisa diupayakan lebih efisien
daripada sistem mobile tank untuk liquid hidrokarbon (minyak). Hal ini
berlaku juga untuk mobil berbasis solar cell atau biofuel.

Mungkin yang harus dibandingkan adalah mana yang lebih efisien dan aman,
mobil menggunakan hidrogen, biofuel, gas alam, atau solar cell. Untuk
saat ini semuanya jelas kalah dengan mobil minyak (bensin, diesel).

Dunia memang kecanduan dengan minyak (bensin/diesel) - termasuk saya.
Siapa mau tukar mobil dengan beli mobil baru selain bensin/diesel ? Tapi
kan nggak semua sektor harus menggunakan bensin atau diesel. Peragaman
energi maupun pengolahan hidrokarbon menjadi energi yang lebih ramah
lingkungan adalah tidak salah bahkan bisa bernilai ekonomik, toh
akhirnya untuk kebaikan penghuni bumi juga. 

Yang pasti Indonesia bukan penghasil conventional hidrokarbon resources
yang sangat besar, sehingga status sebagai negara net importir menjadi
isu yang sangat serius apabila tidak berhasil dalam program peragaman
sumber energi. Bahkan negara seperti US sudah kelimpungan untuk mendapat
suplai energi minyak karena harus bersaing dengan China dan India.
Bayangkan kalau kita harus bersaing dengan mereka untuk membeli minyak.

Todate US retail gasoline price $3.15/gallon (~Rp 7500/liter) bahkan di
Eropa $6-7/gallon (~Rp 15,000/liter). Berapa banyak subsidi bensin dari
negara kita untuk orang bermobil ? Sebaiknya subsidi bensin dipakai
untuk tanggap darurat terhadap potensi bencana serta proses pendidikan.

Salam,
WW


-----Original Message-----
From: Fauzan Arif [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, July 19, 2006 11:12 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Hydrogen - Ramah lingkungan, benarkah ?

Apakah melalui hydrogen fuel tsb. rasio fossil fuel : kalor (energi) yg
dihasilkan sama besar dibandingkan dg pembakaran dg motor
(konvensional). 
Maksud saya hydrogen fuel disini kan tidak berperan sebagai sumber
energi melainkan hanya agen pentransmisi energi saja, menurut logika
saya jelas efisiensinya lebih kecil (berkurang) dibandingkan dengan
pembakaran biasa. 
Jika demikian konsumsi fossil fuel pada "hydrogen fuel plant (??)"
otomatis lebih boros kan...betul tdk pak?.
satu lagi..hydrogen cair itu kan pasti dingin sekali..suhunya itu
termasuk kedalam kriteria membahayakan tdk??misalkan kalau tidak sengaja
kena kulit manusia...kalau bensin kan saya rasa masih "aman", orang
kumur2 pake bensin aja ada.

Fauzan Arif

-


---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke