Saudaraku: Awang yang saya kagumi,...
Saya benar2 tergelitik dengan pernyataan sampeyan bahwa ada geologist2 (yg
langsung mendapatkan popularitas) yang tidak sadar bahwa pendapat2-nya bisa
meresahkan (masyarakat?), terutama dalam konteks Bencana Gempa & Tsunami
akhir-akhir ini......
Kalau kita simak di media akhir-akhir ini (di TV, radio, koran, internet)
sebenarnya kawan-kawan geosaintist yang (saya yakin) semuanya volunteering
bicara karena panggilan nurani, tugas, profesi maupun organisasi-nya
jumlahnya tidak banyak dan kita hampir tahu nama mereka satu-persatu
(untungnya sejak tidak menjadi Ketua IAGI saya relatif tidak pernah lagi
berbicara di media ttg Gempa&Tsunami karena memang ilmu saya masih sangat
dangkal dibandingkan para pakar Gempa, Tsunami, Tektonik dsb, sehingga
otomatis -mudah2an- saya tidak termasuk dalam kategori yg sampeyan
sebutkan);.... Dan sejauh menyangkut pernyataan2 mereka yang saya monitor:
saya belum menemukan sesuatu yang meresahkan masyarakat disitu. Malahan
kebanyakan dari mereka seringkali harus terbangun malam-malam karena
ditilpun-i oleh masyarakat yang resah untuk menenangkan mereka
satu-per-satu...... Maka dari itu, saya mohon pencerahan ,.... kira-kira
siapakah diantara kawan-kawan kita yang bicara di media itu yang meresahkan
masyarakat? Atau paling tidak: bagaimanakah pernyataan2 kawan-kawan tersebut
yang bisa meresahkan masyarakat? Hal ini perlu untuk diklarifikasi, karena
sinyalemen sampeyan (apabila benar) dapat menjadi umpan-balik bagi kawan2 yg
lain untuk introspeksi dan memperbaiki diri dalam rangka bicara dan
sosialisasi ke masyarakat yang lebih benar.....
"Berhati-hati bicara" bukan berarti terus lantas "diam membiarkan". Secara
pribadi, saya malahan meng-"encourage" semua geosaintist yang punya
kesadaran nurani untuk terus-menerus bicara kepada masyarakat, baik melalui
IAGI, HAGI, Alumni, Klub2 Sosial, Pendaki Gunung, Karang Taruna, Bupati,
Walikota, Staff Pemerintahan, Perguran Tinggi, LSM dsb-nya. Janganlah kita
berpuas diri bicara kepada diri sendiri (atau kelompok sendiri). Karena hal
itu malahan akan membuat ilmu geologi menjadi semakin ter-alineasi dari
masyarakatnya. Saya yakin, pengertian-pengertian dasar tentang aspek bahaya
dari posisi tektonik aktif Indonesia dengan implikasi gempa&tsunami-nya
hampir semua geosaintist memahaminya dan dapat menerangkannya kepada
masyarakat. Demikian juga bahwa tidak ada satu geologist-pun di dunia ini
yang dapat menentukan dengan pasti jam, hari, tanggal, bulan, tahun akan
terjadinya gempa (dan tsunami). Sehebat-hebat analisis geologi, geofisik,
geokimia, dll pasti masih punya kadar ketidak-pastian, standard deviasi, dan
komponen2 statistik lainnya. Dan saya yakin semua geosaintist yang pernah
lulus dari perguruan tinggi memahami dan sangat mengerti tentang hal itu.
Dengan demikian hampir dapat dipastikan bahwa kalau ada geosaintist yang
menyatakan hasil analisis ttg gempa&tsunami kemudian pernyataan itu
meresahkan masyarakat... itu bukan disebabkan oleh pernyataannya, tetapi
lebih ke persepsi masyarakat yang belum sepenuhnya terbangun untuk menyerap
informasi dengan implikasi dimensi waktu yang panjang (skala geologi),
dimensi besaran yang guedhe (volume slab, kekuatan gempa dsb), dan dimensi
ketidakpastian (standard deviasi). Kita tidak boleh lantas diam membiarkan
persepsi itu begitu saja. Kita harus terus bicara untuk membangun persepsi
dan paradigma baru GEOLOGI di masyarakat.
Nah, kalau anda sering mengutip istilah: "Publish or Perish", dalam kasus
sosialisasi geologi ke masyarakat ini saya lebih menyarankan istilah:
"Speak-up or F....d - up"
Salam hormat
ADB - Arema
----- Original Message -----
From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Tuesday, July 25, 2006 4:45 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
===== Nama-nama ahli geologi langsung mendapatkan popularitas, padahal tak
disadarinya bahwa pendapat2-nya bisa meresahkan, ========
Salam,
awang
---------------------------------------------------------------------
----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
----- Call For Papers until 26 May 2006
----- Submit to: [EMAIL PROTECTED]
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------