Pak Andang YSH,
Pernyataan Pak Awang tersebut mungkin hanya antisipasi saja untuk lebih
berhati-hati, plus untuk mengingatkan bahwa ada aturan siapa yang berwenang
untuk mengeluarkan pernyataan di muka umum ?.
Salam,
Hendri
----- Original Message -----
From: "Andang Bachtiar" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Tuesday, July 25, 2006 6:47 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
Saudaraku: Awang yang saya kagumi,...
Saya benar2 tergelitik dengan pernyataan sampeyan bahwa ada geologist2 (yg
langsung mendapatkan popularitas) yang tidak sadar bahwa pendapat2-nya
bisa meresahkan (masyarakat?), terutama dalam konteks Bencana Gempa &
Tsunami akhir-akhir ini......
Kalau kita simak di media akhir-akhir ini (di TV, radio, koran, internet)
sebenarnya kawan-kawan geosaintist yang (saya yakin) semuanya volunteering
bicara karena panggilan nurani, tugas, profesi maupun organisasi-nya
jumlahnya tidak banyak dan kita hampir tahu nama mereka satu-persatu
(untungnya sejak tidak menjadi Ketua IAGI saya relatif tidak pernah lagi
berbicara di media ttg Gempa&Tsunami karena memang ilmu saya masih sangat
dangkal dibandingkan para pakar Gempa, Tsunami, Tektonik dsb, sehingga
otomatis -mudah2an- saya tidak termasuk dalam kategori yg sampeyan
sebutkan);.... Dan sejauh menyangkut pernyataan2 mereka yang saya monitor:
saya belum menemukan sesuatu yang meresahkan masyarakat disitu. Malahan
kebanyakan dari mereka seringkali harus terbangun malam-malam karena
ditilpun-i oleh masyarakat yang resah untuk menenangkan mereka
satu-per-satu...... Maka dari itu, saya mohon pencerahan ,.... kira-kira
siapakah diantara kawan-kawan kita yang bicara di media itu yang
meresahkan masyarakat? Atau paling tidak: bagaimanakah pernyataan2
kawan-kawan tersebut yang bisa meresahkan masyarakat? Hal ini perlu untuk
diklarifikasi, karena sinyalemen sampeyan (apabila benar) dapat menjadi
umpan-balik bagi kawan2 yg lain untuk introspeksi dan memperbaiki diri
dalam rangka bicara dan sosialisasi ke masyarakat yang lebih benar.....
"Berhati-hati bicara" bukan berarti terus lantas "diam membiarkan". Secara
pribadi, saya malahan meng-"encourage" semua geosaintist yang punya
kesadaran nurani untuk terus-menerus bicara kepada masyarakat, baik
melalui IAGI, HAGI, Alumni, Klub2 Sosial, Pendaki Gunung, Karang Taruna,
Bupati, Walikota, Staff Pemerintahan, Perguran Tinggi, LSM dsb-nya.
Janganlah kita berpuas diri bicara kepada diri sendiri (atau kelompok
sendiri). Karena hal itu malahan akan membuat ilmu geologi menjadi semakin
ter-alineasi dari masyarakatnya. Saya yakin, pengertian-pengertian dasar
tentang aspek bahaya dari posisi tektonik aktif Indonesia dengan implikasi
gempa&tsunami-nya hampir semua geosaintist memahaminya dan dapat
menerangkannya kepada masyarakat. Demikian juga bahwa tidak ada satu
geologist-pun di dunia ini yang dapat menentukan dengan pasti jam, hari,
tanggal, bulan, tahun akan terjadinya gempa (dan tsunami). Sehebat-hebat
analisis geologi, geofisik, geokimia, dll pasti masih punya kadar
ketidak-pastian, standard deviasi, dan komponen2 statistik lainnya. Dan
saya yakin semua geosaintist yang pernah lulus dari perguruan tinggi
memahami dan sangat mengerti tentang hal itu. Dengan demikian hampir dapat
dipastikan bahwa kalau ada geosaintist yang menyatakan hasil analisis ttg
gempa&tsunami kemudian pernyataan itu meresahkan masyarakat... itu bukan
disebabkan oleh pernyataannya, tetapi lebih ke persepsi masyarakat yang
belum sepenuhnya terbangun untuk menyerap informasi dengan implikasi
dimensi waktu yang panjang (skala geologi), dimensi besaran yang guedhe
(volume slab, kekuatan gempa dsb), dan dimensi ketidakpastian (standard
deviasi). Kita tidak boleh lantas diam membiarkan persepsi itu begitu
saja. Kita harus terus bicara untuk membangun persepsi dan paradigma baru
GEOLOGI di masyarakat.
Nah, kalau anda sering mengutip istilah: "Publish or Perish", dalam kasus
sosialisasi geologi ke masyarakat ini saya lebih menyarankan istilah:
"Speak-up or F....d - up"
Salam hormat
ADB - Arema
----- Original Message -----
From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Tuesday, July 25, 2006 4:45 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
===== Nama-nama ahli geologi langsung mendapatkan popularitas, padahal tak
disadarinya bahwa pendapat2-nya bisa meresahkan, ========
Salam,
awang
---------------------------------------------------------------------
----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
----- Call For Papers until 26 May 2006 ----- Submit to:
[EMAIL PROTECTED] ---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------
----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
----- Call For Papers until 26 May 2006
----- Submit to: [EMAIL PROTECTED]
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------