pak Awang dan rekan IAGI-net,

disebutkan bahwa wilayah itu wilayah terbuka, apakah dengan demikian setiap
orang/institusi/KPS bisa juga melakukan penelitian ke daerah tersebut
melakukan kajian dan analisa..? perlukah ijin-ijin ke institusi / lembaga
pemerintah terkait sebelum melakukan analisa/kajian..?

terima kasih,

AP


On 8/13/07, Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Barangkali ada rekan2 IAGI-netter yang belum mengetahui berita di bawah
> ini. Berita ini kemarin sore ditayangkan RCTI lengkap dengan uji api
> membakar air berminyak tersebut dan terbakar. Katanya, dalam sehari bisa
> terkumpul 10 liter minyak yang bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari.
> Hal ini telah berlangsung selama tiga bulan terakhir. Sangat menarik.
> Kabarnya,  Pertamina telah melakukan penyelidikan dan menemukan sekitar
> 10 titik rembesan minyak/sumur berminyak? di wilayah ini.
>
> Kawasan Cigombong terletak tak jauh dari pintu tol Ciawi pada ruas jalan
> yang menghubungkan Ciawi-Sukabumi. Cigombong terletak diapit oleh dua
> buah gunungapi Gunung Salak dan Gunung Pangrango. Ini wilayah endapan
> volkanik kedua gunungapi itu dan di luar wilayah2 perminyakan di
> dekatnya alias wilayah terbuka. Blok2 perminyakan di dekatnya adalah
> Blok Citarum Ranhill-Bumi Parahyangan di sebelah utara dan Pertamina
> Jawa Barat Selatan di sebelah selatan.
>
> Kawasan Cigombong jelas masuk ke wilayah Palung/Cekungan/Depresi Bogor,
> pada wilayah dekat perbatasan dengan Blok Banten di sebelah baratnya.
> Semua rembesan hidrokarbon di wilayah ini (Blok Banten, Cekungan Bogor,
> Plato Jampang) akan sangat menarik dan sangat penting dalam eksplorasi
> hidrokarbon Jawa, khususnya di luar cekungan2 produktif selama ini (Jawa
> Barat Utara dan Jawa Timurlaut).
>
> Bila itu benar rembesan minyak dari bawah, dan benar Pertamina telah
> melakukan penyelidikan, maka analisis geokimia minyak lengkap akan
> sangat diperlukan untuk awal evaluasi. Ini minyakbumi, atau minyak hasil
> sulingan, minyak dari batuan induk apa, umurnya apa, digenerasi dari
> kematangan berapa, sejarah migrasinya, dan masih banyak lagi pengetahuan
> akan diperoleh dari analisis geokimia lengkap. Secara bersamaan, geologi
> wilayah Cigombong harus dievaluasi lebih detail. Bila ada data
> geofisikanya, sangat baik untuk dipelajari lebih jauh. Kalau benar itu
> minyakbumi dari bawah, maka status wilayah ini akan menjadi penting. Ada
> petroleum system aktif di wilayah ini yang sudah menggenerasikan
> hidrokarbon. Saatnya untuk dikaji lebih jauh oleh para ahli eksplorasi.
>
> Potensi hidrokarbon Cekungan Bogor tetap menantang tetapi berharga untuk
> dikaji lebih jauh, apalagi ada kejadian rembesan atau bocoran seperti
> ini. Publikasi saya dan rekan2 tentang potensi hidrokarbon Cekungan
> Bogor dan depresi sambungannya ke timur (Serayu Utara dan Kendeng) bisa
> dikaji lagi : (1) Satyana et al. (2002) : New Observation on the
> Evolution of the Bogor Basin, West Java : opportunities for Turbidite HC
> Play -Buetin Geologi ITB, Vol. 34, No. 3, pp. 101-116;  (2) Satyana and
> Armandita (2004) : Deep-water Play of Java, Indonesia : Regional
> Evaluation on Opportunities and Risks, Proceedings Inetrnational
> Geoscience Conference of Deepwater and Frontier exploration in Asia and
> Australasia, IPA-AAPG, pp. 293-320.
>
> Semoga penyelidikan Pertamina membawa kabar positif.
>
> Salam,
>
> awang
>
> Rabu, 25 Juli 2007 17:14 WIB
>
> Sumur Mengandung Minyak Ditemukan di Cigombong
>
> BOGOR--MIOL: Sumur milik Miah, warga Kampung Siliwangi, Desa Cigombong,
> Kabupaten Bogor, ditemukan mengandung minyak. Air sumur mengandung
> minyak itu sebenarnya sudah diketahui sejak tiga bulan lalu.
>
> Tidak heran kalau sampai Rabu (25/7), rumah Miah selalu didatangi warga
> lainnya. Warga penasaran dengan fenomena alam yang terjadi di sumur
> sedalam 10 meter itu.
>
> Banyak warga memisahkan minyak itu dari air dan digunakan untuk
> kebutuhan sehari-hari. Berbotol-botol minyak bisa dikumpulkan dari sumur
> itu. Untuk membuktikan sumur itu mengandung minyak, warga mencelupkan
> kertas maupun kayu ke dalam air yang diambil dari sumur itu. Kertas
> maupun kayu yang telah dibasahi air terbakar ketika diberi api.
>
> Miah sudah melaporkan hal itu ke pihak kantor Desa Cigombong. Namun
> belum ada reaksi dari pihak kantor desa maupun dinas terkait.
>
> Praktis Miah tidak bisa lagi memanfaatkan air sumurnya untuk mandi,
> cuci, kakus (MCK), apalagi untuk sumber air minum. Tetapi, warga sekitar
> Miah juga cemas, jika sumur mereka juga mengalami hal yang sama.
> Kecemasan mereka, akan terjadi krisis air bersih apalagi sudah memasuki
> musim kemarau.
>
> "Kami takut. Jangan-jangan nanti sumur kami pun ada minyaknya," kata
> Yuyun warga sekitar. (DD/OL-02).
>
>
> ----------------------------------------
> Sumber: Media Indonesia Online
> <http://www.mediaindo.co.id/berita.asp?Id=138885>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>

Kirim email ke