Lanjutan:
Saya tetap menggunakan porositas daripada kesarangan, permeabilitas daripada kelulusan, probabilitas daripada kebolehjadian, angularitas daripada kesudutan, sferisitas, stratum, volkanisma dari pada kegunung-apian, seismisitas daripada kegempaan, survey seismik daripada survai kegempaan. survey seismik refleksi daripada survai gempa pantul, survey gravitasi daripada survai gaya berat dsb. Namun pengaruh Pak Mulyono ini sangat kuat di Pusat Survey Geologi ex P3G, sehingga pada umumnya sulit bagi saya untuk mengerti makalah-makalah dalam bahasa Indonesia terbitan PSG (ex-P3G) dan memerlukan kamus dari Pak Mulyono untuk membacanya.Wassalam
RPK
----- Original Message ----- From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Thursday, November 13, 2008 7:46 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia


Pak Wayan,

Kamus etimologi bahasa Indonesia termasuk buku yang sulit dicari. Buku semacam itu sudah lama tidak pernah saya temukan di toko-toko buku. Ada beberapa buku kamus etimologi bahasa Indonesia yang pernah diterbitkan, tetapi sudah sekian belas - puluh tahun yang lalu. Misalnya, buku tulisan Prijohutomo (1954 - Pusataka Rakjat), Notosudirjo (1981 -Tiga Serangkai), Ramli Harun (1984- Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa), dan Mohamad Ngajenan (1992).

Saya sudah mencoba mencari buku-buku kamus etimologi bahasa Indonesia menggunakan google, yang ada buku-buku antiknya saja, tak ada yang baru. Buku antik namanya, maka harganya pun mahal (di atas Rp 500 ribu).

Saya tidak memiliki keempat buku tersebut di atas, saya hanya mencatatnya dari daftar pustaka buku-buku bahasa Indonesia yang saya punya. Tetapi, buku kamus etimologi bahasa Indonesia karya Notosudirjo (1981) pernah saya pinjam dari perpustakaan saat saya masih siswa SMA dan karena begitu tertarik dengan buku tersebut, saya mencatat seluruh isinya. Buku ini tipis saja sekitar 100-an halaman, memuat asal-usul 209 kata dalam bahasa Indonesia. Buku catatan itu masih saya simpan sampai sekarang.

Mempelajari asal kata bahasa Indonesia memberikan kesenangan tersendiri. Beberapa saya petikkan dari kamus Notosudirjo (1981) :

-jenggala : berasal dari kata Sanskerta "janggala" = belukar, hutan; bisa diartikan bahwa Kerajaan Jenggala di Jawa Timur pada abad ke-11/12 dibangun di wilayah yang sebelumnya merupakan hutan belukar.

-daha : berasal dari kata Sanskerta "daha" = panas; mungkin berhubungan dengan Kerajaan Daha di Jawa Timur yang didirikan di dekat Gunung Kelud yang berhawa panas karena aktivitas volkanismenya.

-gempa : berasal dari kata Sanskerta "kampa" = getaran

Bila Pak Wayan berminat dengan buku-buku etimologi bahasa Indonesia, saya pikir pertama kali bisa menghubungi Pusat Bahasa di Rawamangun, Jakarta. Mencarinya di toko-toko buku akan sulit.

salam,
awang



--- On Thu, 11/13/08, Wayan Ismara Heru Young <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Wayan Ismara Heru Young <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Thursday, November 13, 2008, 4:15 PM

Pak Awang,

Kebetulan sedang membahas buku-buku Bahasa Indonesia, saya pernah diberi mandat
untuk mencari kamus etimologi bahasa indonesia (kamus asal-usul kata), yang
sampai sekarang belum pernah saya temukan.
Pak Awang tau dimana kamus tersebut bisa ditemukan?

Mungkin bisa menjadi koleksi yang menarik juga untuk mendalami bahasa kita,
Pak.


Salam,
wayan y.




________________________________
From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad <[EMAIL PROTECTED]>; Forum
HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi BPMIGAS
<[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, November 13, 2008 3:32:18 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

Pak Taufik,

"Tip atau tips" dalam bahasa Inggris bisa berarti dua : (1) uang
persenan, (2) petunjuk praktis (kamus bahasa Inggris Echols dan Shadily). Dua kata itu dalam bahasa Indonesia baku tentu tidak dianjurkan, kita lebih aman dan
lebih sesuai menggunakan "petunjuk praktis" sebagai padananannya
(lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Berbahasa Indonesia dengan baik (sesuai ragamnya) dan benar (sesuai aturan dan
kaidah kebahasaan) adalah wajib bagi seluruh pengguna bahasa Indonesia
berkewarganegaraan Indonesia. Untuk itu, kita harus terus belajar bahasa kita sendiri. Jangan putus belajar bahasa Indonesia seusai kita lulus dari sekolah menengah. Bila semua orang Indonesia berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat dibayangkan betapa akan semakin majunya bahasa nasional kita. Dibandingkan
dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia (Inggris, Arab, Cina, dll.), bahasa
Indonesia masih sangat muda umurnya. Meskipun demikian, penuturnya banyak,
sehingga di dunia pun bahasa kita cukup penting posisinya. Maka, pembinaan
bahasa Indonesia jelas suatu kemutlakan.

Petunjuk praktis berbahasa Indonesia dengan baik dan benar hanya sesederhana
membeli buku-bukunya, mempelajarinya dengan bersungguh-sungguh, dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Buku-buku wajib untuk dapat mempelajari bahasa Indonesia dengan baik dan benar
:

- Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional - Balai Pustaka, 2007 - edisi ketiga) - 1387 halaman. Kamus ini akan membimbing kita akan makna
tepat suatu kata dan menunjukkan mana kata-kata baku mana kata-kata nonbaku.

- Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Alwi dkk., Balai Pustaka, 2003,edisi
ketiga) - 486 halaman. Buku ini walaupun bersifat akademik, masih cukup praktis
untuk digunakan mempelaari semua aturan bahasa Indonesia.

- Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 1972, 1988, 1992, 2005). Kedua buku ini bersifat praktis untuk menuntun kita menulis kata-kata dalam bahasa Indonesia
dan menerjemahkan istilah asing.

Itulah ketiga buku yang harus ada bila kita bersungguh-sungguh ingin
mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebagai tambahan atas
buku-buku itu, banyak buku praktis yang dapat meningkatkan ketrampilan kita
berbahasa Indonesia yang baik dan benar, misalnya seperti di bawah ini.

- Berbahasa Indonesialah dengan Benar : Petunjuk Praktis untuk Pelajar,
Mahasiswa, dan Guru (Zaenal Arifin, 1986 - saya punya edisi pertamanya, buku ini
mudah dipelajari sehingga banyak dicari orang, edisi terbarunya - 2005 masih
saya lihat ada di toko-toko buku).

- Buku-buku pembinaan bahasa Indonesia tulisan Yus Badudu (mungkin buku-buku
ini sudah sulit dicari di toko-toko buku, kecuali karya-karya Pak Badudu yang
terbaru). Beberapa seri bukunya yang banyak dicari orang :

Membina Bahasa Indonesia Baku (Badudu, 1980, Pustaka Prima, Bandung)
Inilah Bahasa Indonesia yang Benar (Badudu, PT Gramedia -banyak edisi dan
cetakannya)
Pelik-Pelik Bahasa Indonesia (Badudu, Pustaka Prima).

Masih banyak buku-buku pembinaan bahasa Indonesia yang lain dari berbagai
penulis. Misalnya, "Masalah Bahasa yang Dapat Anda Atasi Sendiri"
(Anton Moeliono, Sinar Harapan, 1990), dan "Problematika Bahasa Indonesia :
Sebuah Analisis Praktis Bahasa Baku" (Kusno Santoso, PT Rineka Cipta,
1990).

Pak Taufik cukup mengunjungi toko buku yang lengkap dan memilih sendiri di sana buku-buku pembinaan bahasa Indonesia. Setelah itu, mempelajari dan menerapkannya secara disiplin, kita akan melihat bahwa meskipun kita pernah mempelajari bahasa Indonesia selama minimal 12 tahun, ternyata masih banyak kesalahan yang selama
ini kita lakukan dalam berbahasa Indonesia.

Analisis Pak Badudu dalam Cakrawala Bahasa Indonesia (Badudu, 1988) mengatakan bahwa kita sering membuat kesalahan dalam berbahasa Indonesia karena kita selama
ini suka menganggap bahasa Indonesia itu mudah dan kita kurang berlatih di
sekolah melalui kegiatan menulis atau mengarang.

Sebuah pengalaman pribadi, saya menentukan hari-hari tertentu dalam seminggu
untuk mempelajari bahasa Indonesia, tetap menyempatkan untuk mempelajarinya di
tengah berbagai kesibukan. Kita akan memperhatikan hukum-hukum dalam bahasa
ketika kita harus menulis sebuah karangan dengan bahasa yang baik dan benar,
maka semakin banyak kita menulis, akan semakin baik ketrampilan kita berbahasa.

Mari kita terus belajar bahasa Indonesia ! Beli buku-bukunya, pelajari, dan
terapkan !

salam,
awang

--- On Thu, 11/13/08, taufik anwar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: taufik anwar <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Thursday, November 13, 2008, 8:59 AM

Terima kasih banyak Pak Awang. Uraian yang menarik. Saya merasakan sekali
kesulitan itu. Mau berbahasa Indonesia yang benar ternyata sulit, apalagi
berbahasa Inggris yang baik, jauh lebih sulit. Jadinya serba naggung.
Campur-campur.
Mungkin Pak Awang punya tip (saya takut keliru dengan "tips") apa
yang harus
kita lakukan dalam belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar itu. Mungkin
punya buku-buku referensi yang bagus dan lengkap?

Terima kasih,

Taufik Anwar

On Thu, Nov 6, 2008 at 11:40 PM, Awang Satyana
<[EMAIL PROTECTED]>wrote:

Berikut sebuah tulisan pendek yang saya mulai menulisnya pada 28 Oktober
lalu, tepat 80 tahun setelah "Sumpah Pemuda" diikrarkan, yang
saya tulis di
ujung selatan Afrika - di Capetown di antara kesibukan menghadiri
pertemuan
AAPG 26-29 Oktober 2008. Tulisan terputus di tengah, terselingi oleh
tulisan
lain tentang kasus jajak pendapat Lusi di pertemuan AAPG tersebut yang
harus
segera ditanggapi.  Tulisan ini tentang sikap kita pada umumnya kepada
bahasa persatuan kita : bahasa Indonesia.

Tanggal 28 Oktober yang lalu kita memperingati 80 tahun "Sumpah
Pemuda" (28
Oktober 1928). Semoga kita tetap mengingatnya sebagai tonggak penting
sejarah bangsa Indonesia, saat para pemuda kita dari berbagai perkumpulan
daerah bersatu bersumpah "bertanah air satu : Tanah Air Indonesia,
berbangsa
satu : Bangsa Indonesia, berbahasa satu : Bahasa Indonesia.

Apakah kita telah berbahasa Indonesia dengan baik dan benar setelah
belasan
tahun bahasa nasional ini kita pelajari dari TK sampai perguruan tinggi
dan
setelah puluhan tahun bahasa persatuan ini kita gunakan sehari-hari dalam
berbagai kesempatan resmi dan tak resmi ? Banyak orang menganggap bahasa
Indonesia itu mudah. Benarkah ?

"Jangan menganggap bahasa Indonesia itu mudah. Yang mudah ialah
bahasa
Indonesia tutur (lisan), yang kita gunakan dalam pergaulan sehari-hari,
tetapi bahasa Indonesia ragam resmi yang baku tidak semudah yang
disangkakan
orang", demikian kutipan dari "Cakrawala Bahasa Indonesia"
(Badudu, 1988, PT
Gramedia, hal. 11). Kalau seorang guru besar bahasa Indonesia seperti Yus
Badudu saja mengatakan bahwa bahasa Indonesia ragam resmi tak mudah, maka
sebaiknya kita menghapus sangkaan itu.

Kapan bahasa Indonesia terasa tidak semudah seperti yang kita sangka ?
Yaitu, ketika bahasa Indonesia digunakan dalam tulisan resmi. Seseorang
yang
tidak biasa menggunakan bahasa Indonesia secara teratur dalam bertutur
akan
merasakan kesukarannya bila ia tiba-tiba diminta berbicara di depan umum
dalam suatu acara bersifat resmi. Seseorang yang tidak biasa menulis akan
merasa sukar bila ia harus membuat karangan, misalnya surat resmi, kertas
kerja, laporan ilmiah. Memeriksa kemampuan sesungguhnya seseorang akan
suatu
bahasa dapat segera terbaca melalui tulisan resminya. Dalam setiap bahasa
berlaku hal itu.

Sikap kita terhadap bahasa Indonesia milik nasional sering negatif. Kita
yang sudah tidak wajib lagi mempelajari bahasa Indonesia karena telah
lulus
sekolah umumnya betapa kurang dan tidak adanya perhatian kita terhadap
bahasa Indonesia yang setiap hari kita gunakan itu. Kita sering merasa tak
ada kekurangan pada diri kita atas kekurangsanggupan kita menggunakan
bahasa
Indonesia itu dengan baik dan benar. Apakah kita telah yakin bahwa kita
tidak membuat kesalahan dalam bertatabahasa Indonesia : susunan kata dalam
kalimat, bentukan kata, maupun pemakaian kata dengan makna yang tepat ?

Jika bangsa Indonesia sebagai pemilik dan pemakai bahasa Indonesia terus
bersikap negatif terhadap bahasa nasionalnya, bahasa Indonesia akan
berkembang secara kacau dan tak pernah bahasa ini menjadi bahasa yang
mantap. Walaupun kita tidak lagi terikat secara pendidikan harus
mempelajari
bahasa Indonesia, janganlah kita berhenti mempelajari bahasa Indonesia
sebab
bahasa kita ini berkembang terus. Aturan bahasa atau bentukan kata yang
selama ini kita anggap benar, ternyata salah menurut aturan yang benar.
Kita
tidak akan pernah tahu bahwa itu salah kalau kita tidak lagi belajar
bahasa
Indonesia. Kesalahan berbahasa yang kita anggap benar itu disebut
"salah
kaprah".

Salah kaprah adalah salah yang sudah umum sehingga tidak lagi terasa
kesalahannya. Bentuk salah kaprah hendaknya dikembalikan kepada bentuknya
yang benar dan tepat. Bila terlampau banyak bentuk salah kaprah, terlalu
banyak penyimpangan dari kaidah bahasa yang berlaku, bahasa itu bukanlah
bahasa yang baik, yang mantap. Kalau bentuk salah kaprah diterima sebagai
bentuk kecuali maka bahasa itu bukanlah bahasa yang mantap. Bahasa yang
baik
ialah bahasa yang mantap, yang bersistem, yang mudah dipelajari. Bahasa
yang
bersistem adalah bahasa yang mudah dipelajari. Dalam linguistik dijelaskan
bahwa kita belajar bahasa dengan membentuk analogi dari bentuk pertama
yang
kita pelajari. Tanpa keteraturan yang ada pada sistem bahasa itu, akan
sangat sukar mempelajari bahasa karena semua harus dihafalkan saja.

Sikap kita yang kurang teliti (atau kurang peduli) dalam berbahasa
menyebabkan makin tersebarnya bentuk salah kaprah itu. Beberapa salah
kaprah
yang sering ditemui : merubah, mengenyampingkan, dimana, ijin, bersama ini
kami kabarkan, pertanggungan jawab, tapi, kenapa, lain kesempatan, kantor
di
mana saya bekerja, itu adalah benar, disebabkan karena, lebih besar dari,
berulang kali, para hadirin, pada zaman dahulu kala, kwalitas, analisa,
metoda, prosentase, praktek, hektar, sistim. Semoga kita tahu apa
bentuk-bentuk benar dari bentuk-bentuk salah ini.

Anton M. Moeliono, seorang tokoh bahasa Indonesia, menulis dalam
"Politik
Bahasa Nasional" (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1976, hal.
29),
"Bahasa baku perlu memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa
kaidah dan
aturan yang tetap. Tetapi kemantapan itu cukup terbuka untuk perubahan
yang
bersistem di bidang kosakata dan peristilahan dan untuk perkembangan
berjenis ragam dan gaya di bidang kalimat dan makna." "Ciri lain
yang harus
dimiliki oleh bahasa baku yang modern ialah ciri kecendekiaan. Bahasa
Indonesia harus mampu mengungkapkan proses pemikiran yang rumit di
berbagai
bidang ilmu, teknologi, dan antarhubungan manusia, tanpa menghilangkan
kodrat dan pribadinya."

Kita menginginkan dan berusaha menjadikan bahasa Indonesia bahasa yang
lebih tinggi tarafnya daripada sekadar bahasa pergaulan saja. Kita ingin
agar bahasa Indonesia menjadi bahasa ilmiah. Keinginan kita itu telah kita
buktikan. Kita telah berusaha menciptakan istilah yang cukup bagi berbagai
bidang ilmu. Kita mencoba meningkatkan swadaya bahasa kita dengan
menciptakan bentuk-bentuk baru dari unsur bahasa yang ada. Di perguruan
tinggi, kuliah diberikan dalam bahasa Indonesia. Laporan-laporan ilmiah
seperti kertas kerja, makalah, skripsi, dan disertasi ditulis dalam
berbagai
bidang ilmu ditulis dalam bahasa Indonesia.

Sikap kita terhadap bahasa Indonesia haruslah positif. Artinya, cinta akan
bahasa Indonesia haruslah diejawantahkan dengan perbuatan yang nyata.
Setiap
putra dan putri Indonesia haruslah mau berusaha meningkatkan pengetahuan
dan
keterampilannya berbahasa Indonesia. Kita harus memberikan tempat dan
kedudukan yang layak bagi bahasa Indonesia karena ia bahasa nasional kita.
Penghargaan kita terhadap bahasa Indonesia harus lebih tinggi daripada
penghargaan kita terhadap bahasa asing yang mana pun.

Mari kita terus belajar bahasa Indonesia.

salam,
awang













__________ NOD32 3244 (20080705) Information __________

This message was checked by NOD32 antivirus system.
http://www.eset.com


--------------------------------------------------------------------------------
serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...
--------------------------------------------------------------------------------
ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38
dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG
* mungkin di semarang
* mungkin pula di solo
* mungkin juga join dg HAGI dll.
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke