Di manakah batas timur Daratan Sunda (Sundaland) ? Barangkali kita harus 
bedakan dulu antara Sundaland sebagai core dan Sundaland sebagai accreted 
crust. Sundaland core adalah inti (benua) Sundaland, sementara accreted crust 
Sundaland adalah crustal mass hasil akresi terhadap Sundaland yang akan 
menambah luas dan jauh batas Sundaland. 

Konsep terrane tectonics (antara lain yang dikemukakan oleh Howell et al., 1985 
: Tectonostratigraphic terranes of the Circum-Pacific Region, dalam :  Howell, 
D.G., ed.,Tectonostratigraphic Terranes of the Circum-
Pacific Region, Circum-Pacific Council for Energy and Mineral Resources, 
Houston, p. 3-23.) memandang bahwa yang namanya inti benua pun ternyata disusun 
oleh amalgamasi banyak terrane. Untuk amalgamasi Sundaland, paper pertama 
tentang ini adalah yang ditulis oleh paper terkenal Pulunggono dan Cameron 
(1984 -IPA Proceedings).

Akresi kepada suatu core kontinen bisa terjadi melalui dua cara : subduction 
dan collision. Subduction menghasilkan kerak prisma akresi melalui proses 
subduction off-scraping ("penyuguan dalam penunjaman, sebagian massa kerak 
oseanik dikerok-disugu, dicampur dengan massa dari pinggir kontinen, diramu 
dalam sedimentasi dan tektonik imbrikasi jadilah prisma akresi yang bentuknya 
membaji mirip geometri prisma). Collision terjadi ketika satu terrane (dalam 
hal ini mikro-kontinen) beramalgamasi ke kerak kontinen yang lain, menghentikan 
subduksi, mengangkat sebagian kerak oseanik yang terjepit, lepas dari akarnya, 
dan terjepit di antara dua terrane yang beradu melalui proses obduksi.

Ada proses lain lagi dalam hubungan ini yang kontra terhadap akresi, yaitu 
dispersi. Kalau akresi menyatukan maka dispersi menceraikan apa yang sudah 
bersatu. Mengapa dispersi mesti terjadi setelah akresi. Sebab, proses akresi 
telah menumbuhkan benua sehingga benua makin luas. Sesuatu yang luas di dalam 
litosfer akan menghalangi sirkulasi mantle plume di astenosfer dan upper 
mantle. Maka upwelling mantle plume akan mendelaminasi (menipiskan - membuka 
"lapisan2" litsfer), lalu setelah mendelaminasinya akan menghanyutkan apa yang 
sudah dipisahkannya melalui continental drifting. Dalam skala global sejarah 
akresi telah membentuk Rodinia atau Pangaea, lalu sejarah dispersi 
menceraikannya menjadi Gondwana dan Laurasia, dll., dll.

Bahwa Sundaland punya sejarah akresi dan dispersi, pernah saya publikasikan 
dalam pertemuan gabungan IAGI dan HAGI (Satyana, 2003 : Accretion and 
Dispersion of SE Sundaland : the Growing and Slivering of a Continent). Paper 
ini berargumen bahwa batas timur Sundaland adalah Sulawesi Selatan, detached 
continental platform di Laut Flores yang "melarikan diri" dari sekitar South 
Makassar, dan bagian tengah Teluk Bone. Kelihatannya, batas ini harus kita 
jauhkan lagi sampai Teluk Tomini  dan Sulawesi Tenggara berdasarkan data 
seismik terbaru speculative survey yang diakuisi Migas dan sebuah service 
company dari luar pada tahun 2006-2008 di wilayah Teluk Tomini dan Teluk Bone.

Pengetahuan sampai saat ini menyebutkan bahwa Teluk Bone adalah forearc basin 
relative terhadap volcanic arc di Sulawesi Selatan terutama yang berumur Neogen 
(Camba volcanics) yang kelihatannya membentuk arc yang masif di Lengan Sulawesi 
Selatan itu. Dan tentang Teluk Tomini kita tak banyak tahu sebab tak ada data 
seismik di situ sebelum 2006. Namun setelah dilakukan survey seismik dan 
interpretasinya gambaran kedua teluk besar di utara dan selatan Sulawesi ini 
cukup menakjubkan. Secara umum, keduanya menunjukkan basins yang terbentuk 
karena rifting lalu tenggelam. Di Teluk Bone, gambarannya mirip di Selat 
Makassar, dengan semua sekuen sedimen kelihatannya Tersier setebal maksimum 5.5 
seconds. Sementara di Teluk Tomini menceritakan sejarah tektonik dan 
sedimentasi yang luar biasa sebab ditemukan tumpukan sangat tebal sampai 7 
seconds sekuen2 pra-Tersier sd Tersier yang mestinya berhubungan dengan rifting 
tetapi yang sekarang bertumpuk lalu tenggelam.

Ciri yang segera nampak dari data seismik kedua teluk ini adalah sekuen2 
tektonostratigrafi yang khas rifting basins, yaitu : pre-rift, syn-rift, 
sagging, dan post-rift. Ciri yang tak biasa ada di rifting basins Indonesia 
Barat tetapi ada di Tomini dan Bone adalah tak hadirnya sekuen syn-inversion 
dan banyaknya sekuen karbonat yang muncul. Dua ciri khas terakhir itu muncul 
karena dua wilayah ini tenggelam paling tidak sejak Neogen akhir. Tetapi 
melihatnya secara umum, kita akan mengingat rifting basins di Indonesia Barat 
di dalam atau sekeliling Sundaland (NSB, CSB, SSB, West & East Natuna, Sunda, 
West Java, East Java, Barito, Makassar Strait, basins2 di Sulawesi Selatan 
onshore). Maka, menjadi pemikiran bahwa wilayah Tomini dan Bone merupakan 
rifted Sunda basins juga -sehingga berimplikasi bahwa tepi timur Sundaland ada 
di Tomini-Bone Bay Line sebelum ia dihentikan oleh para pelarian baru 
Australoid Banggai-Sula dan Buton-Tukang Besi. Tetapi meskipun
 Tomini Bay menunjukkan basins yang mirip rifting basins Sundaland, saya yakin 
sejarah tektoniknya kompleks. Skenario tektonik yang dikemukakan Darius 
Jablonsky (2007 -IPA Proceedings) menarik untuk dilihat lagi.

Pemikiran tektonik akan hal ini adalah bahwa terrane kontinen yang 
mengamalgamasi core Sundaland ternyata luas atau lebih dari beberapa 
mikrokontinen yang selama ini kita ketahui (Metcalfe, 1996). Di samping 
Paternoster-Kangean, Mangkalihat, dan Pompangeo (Sulawesi Tengah), mungkin ada 
lagi di bawah Tomini dan di bawah Bone. Yang kemudian setelah beramalgamasi 
pada pra-Tersier mengalami dispersi melalui rifting ke arah timur. Peta 
tectonic region Indonesia yang baru (BPMIGAS-LAPI ITB, 2008) dalam rangkaian 
studi re-mapping basins di Indonesia telah menaruh batas Sundaland di Teluk 
Tomini sampai Teluk Bone.

Apa gunanya semua di atas ? Itu akan membangun konsep eksplorasi hidrokarbon di 
Teluk Tomini dan Teluk Bone. Konsep2 eksplorasi terbukti berhasil yang 
dimainkan di cekungan2 rifting di sekeliling dan di dalam Sundaland, bisa 
diaplikasikan di Tomini dan Bone setelah dilakukan beberapa modifikasi.

Begitulah, semoga Tomini dan Bone menjadi provinsi migas masa depan Indonesia 
sekaya seperti rifting basins lain di Sundaland (Sumatra, Jawa, Kalimantan, 
laut Jawa, Natuna).

salam,
Awang

Bu Yuriza,

Saya belum membaca majalah edisi tersebut. Tetapi sebagai anggota Tim Penilai 
WK Migas, saya pernah melihat seismik terbaru di Cenderawasih, Bintuni, 
Gorontalo, dan West Sumatra. Menurut pendapat saya, yang menarik dan mungkin 
dapat mengubah pendapat kita selama ini adalah hasil seismik di Gorontalo dan 
Bone (nanti saya tuliskan secara khusus). Sementara yang di Cenderawasih dan 
West Sumatra tak ada perbedaan signifikan dengan pendapat2 selama ini (meskipun 
kata calon investornya terdapat perbedaan yang drastis).

salam,
Awang

--- On Mon, 8/10/09, yuriza.n...@ep.total.no <yuriza.n...@ep.total.no> wrote:

> From: yuriza.n...@ep.total.no <yuriza.n...@ep.total.no>
> Subject: [iagi-net-l] Things are not what they seem in Indonesia
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Monday, August 10, 2009, 1:29 PM
> Pak Awang udah baca E&P July
> 2009, hal  32 - 33 ?.
> Artikel ini mengenai new spec seismic di west sumatera,
> cendrawasih dan 
> bone bay, yang katanya bisa menjungkir balikkan hipotesa
> sebelumnya.
> Mohon komentarnya. 
> 
> salam
> y





      


--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke