Pak Sugeng,

Tepat dugaan Pak Sugeng, di buku tersebut ada the World's Heritage peninggalan 
arkeologis Buddha di Afghanistan. Afghanistan punya dua the World's Heritage, 
salah satunya adalah peninggalan-peninggalan arkeologi di Hazarajat atau lebih 
terkenal sebagai Bamiyan Valley. 

Unesco secara kelompok menyebutkan tempat ini sebagai Cultural Landscape and 
Archaelogical Remains of the Bamiyan Valley. Diakui sebagai the World's 
Heritage pada tahun 2003, dua tahun setelah patung-patung raksasa Buddha di 
tempat ini dirusakkan secara brutal oleh Taliban pada bulan Maret 2001.

Unesco mengakui tempat ini sebagai the World's Heritage dengan kriteria yang 
sama seperti untuk Borobudur, "Human creative genius; interchange of values, 
testimony to cultural tradition; significance in human history; heritage 
associated with events of universal significance.

Lembah Bamian ini secara regional terdapat di Dataran Tingi Hazarajat, suatu 
pass (jalan tembus di dataran tingi) di ketinggian 2500 meter yang merupakan 
satu dari percabangan Jalan Sutra. Panoramanya tentu sangat indah, berbaur 
dengan nuansa religi zaman awal peradaban. Patung-patung Buddha di sini 
didirikan dari abad pertama sampai abad ke-13.

Sekaligus, di tempat ini bisa disaksikan juga bekas-bekas kebiadaban sebuah 
kelompok radikal bernama Taliban yang menghancurkan dua buah patung raksasa 
Buddha berumur lebih dari 1000 tahun.

Pak Sugeng, tahun 2002 saya pernah ke Sumenep, mengunjungi Pak Bupati Sumenep 
di kantor beliau yang sangat artistik, penuh sentuhan arsitektur Cina -seperti 
sedang di Forbidden City, Beijing saja rasanya. Kantor tersebut dulunya adalah 
sebuah kraton yang didirikan pada abad ke-18 oleh Panembahan Sumolo, anak 
laki-laki Ratu Raden Ayu Tirtonegoro dan suaminya, Bendoro Saud. Diyakini bahwa 
arsitek Kraton Sumenep ini adalah seorang Cina perantauan pertama di Sumenep 
yang merupakan pelarian dari Batavia saat di Batavia terjadi pembunuhan banyak 
orang Cina. 

Istana Aria Wiraraja/Banyak Wade, saya belum sempat mengunjunginya.

Selamat bekerja di Dolang-Dolang-1, semoga sumur tersebut menemukan minyak 
meskipun tak mudah menemukan minyak di Madura...sebuah pulau dengan deformasi 
luar biasa, tempat sesar mendatar besar mencabik-cabik formasi-formasi dan 
mengangkatnya tinggi-tinggi. 

salam,
Awang

--- On Tue, 10/27/09, Sugeng Hartono <sugeng.hart...@petrochina.co.id> wrote:

> From: Sugeng Hartono <sugeng.hart...@petrochina.co.id>
> Subject: RE: [iagi-net-l] OOT - The World's Heritage (Unesco, 2009) dan 
> Borobudur
> To: iagi-net@iagi.or.id, "IAGI" <iagi-net@iagi.or.id>, "Geo Unpad" 
> <geo_un...@yahoogroups.com>, "Forum HAGI" <fo...@hagi.or.id>, "Eksplorasi 
> BPMIGAS" <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
> Date: Tuesday, October 27, 2009, 11:37 AM
> Pak Awang,
> Ini pasti buku bagus dan menarik; semoga sudah ada di
> Jakarta.
> Apakah di dalam buku ini juga ada patung-2 Budha ukuran
> raksasa yang dipahat di dinding-2 tebing gunung di dataran
> tinggi Hazarajat, Afganistan? Patung-2 ini usianya sudah
> seribuan tahun, dan sempat diberondong peluru sebelum
> akhirnya Unesco turun tangan (melarangnya).
>  
> Salam dari Madura,
> sugeng
>  
> nb. Di Sumenep juga ada istana hebat (Pangeran Aria
> Wiraraja/ Banyak Wide?), bangunannya berarsitektur Jawa,
> China dan Eropa. Kapan mau menengok? 
> 
> ________________________________
> 
> From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com]
> Sent: Mon 10/26/2009 10:54 PM
> To: IAGI; Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
> Subject: [iagi-net-l] OOT - The World's Heritage (Unesco,
> 2009) dan Borobudur
> 
> 
> 
> Sebuah buku setebal 832 halaman baru saja diterbitkan oleh
> Unesco (United Nations Educational, Scientific and Cultural
> Organization) di Paris bekerja sama dengan Penerbit Harper
> Collins, London berjudul, "The World's Heritage : A Complete
> Guide to the Most Extraordinary Places". Isinya dapat
> diduga, yaitu menjelaskan tempat-tempat di seluruh dunia
> yang oleh Unesco dikategorikan sebagai Warisan Dunia yang
> harus dilestarikan.
> 
> Buku diawali oleh kata pengantar dari Mr. Koichiro Matsuura
> (Direktur Jenderal Unesco) tentang makna Warisan Dunia,
> disusul oleh peta-peta dan daftar seluruh tempat Warisan
> Dunia, kemudian issue utama buku berupa penjelasan ringkas
> (tetapi cukup padat) setiap tempat Warisan Dunia beserta
> foto atau peta penuh warna yang mewakilinya, dan diakhiri
> oleh indeks. Menarik, melihat-lihat tempat-tempat Warisan
> Dunia tersebut yang memiliki keunikan masing-masing,
> terlebih lagi bila mengingat bahwa proses menyeleksi,
> menilai dan memutuskan tempat-tempat Warisan Dunia itu tidak
> sederhana. Buku ini mungkin sudah tersedia juga di toko-toko
> buku internasional di Indonesia, saya membelinya di
> Singapura dengan harga 50 S$.
> 
> Pemikiran dan usaha menyelamatkan tempat-tempat unik di
> dunia dipicu oleh pembangunan Bendungan Aswan, Mesir pada
> tahun 1959. Pembangunan ini telah menggenangi Lembah Sungai
> Nil yang sesungguhnya merupakan tempat dengan warisan
> sejarah kebudayaan yang kaya karena merupakan salah satu
> pusat awal kebudayaan manusia di dunia. Perjuangan Unesco
> untuk menyelamatkan warisan kebudayaan ini tidaklah
> sederhana sebab Konvensi untuk Perlindungan Warisan Alam dan
> Kebudayaan Dunia baru diakui para negara anggotanya pada
> tahun 1972. Kini, konvensi tersebut terkenal sebagai World
> Heritage Convention yang telah diratifikasi oleh 186 negara
> anggota PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Daftar pertama
> World Heritage diratifikasi pada tahun 1978 yaitu untuk
> Kepulauan Galapagos, Equador, tempat Darwin menggagas teori
> evolusi dan penting sebagai pulau dengan keunikan
> biodiversitas. Sampai saat ini, telah terdaftar sebanyak 878
> tempat Warisan Dunia yang tersebar di 145 negara.
>  Daftar ini akan semakin panjang sesuai usulan dari
> negara-negara anggota dan penilaian Unesco.
> 
> Indonesia, meskipun banyak memiliki keunikan alam, hayati
> dan warisan budaya serta sebagai  kepulauan terbesar di
> dunia, baru memiliki tujuh Warisan Dunia (Taman Nasional
> Komodo, Candi Prambanan, Taman Nasional Ujung Kulon, Candi
> Borobudur, Sangiran, Taman Nasional Lorentz, Hutan Tropis
> Sumatra). Kita tahu bahwa kekayaan alam dan budaya Indonesia
> jauh melebihi tujuh tempat itu. Bayangkan,  negara
> sekecil Jerman memiliki 33 Warisan Dunia yang semuanya
> merupakan bangunan (hasil budaya) masa silam. Tentu warisan
> alam Indonesia banyak sekali. Kementerian Pariwisata dan
> Budaya harus memikirkan hal ini.
> 
> Kali ini saya ingin menceritakan penilaian Unesco atas
> Candi Borobudur, yang diratifikasi pada tahun 1991 sebagai
> Warisan Dunia.
> 
> Unesco memutuskan Candi Borobudur sebagai Warisan Dunia
> dengan kriteria : Human creative genius; intrechange of
> values; Heritage associated with events of universal
> significance. Menurut Unesco, Borobudur adalah salah satu
> dari monumen-monumen  Buddhist terbesar di dunia. Candi
> ini didirikan oleh seorang raja dari Dinasti Saliendra untuk
> menghormati agama Buddha dan pendirinya. Candi ini dibangun
> beberapa tingkat mengitari sebuah bukit yang dianggap pusat
> alam. Tingkat pertama di dasar candi terdiri atas lima teras
> persegi yang ukurannya semakin kecil ke atas. Dinding
> teras-teras ini dihiasi relief yang dipahat pada batu dengan
> total panjang melebihi 6 km. Pahatan relief ini merupakan
> pahatan terpanjang di dunia. Di atas teras-teras ini
> terdapat tiga pelataran konsentrik yang dihiasi 72 stupa
> yang masing-masing mempunyai patung Buddha dan akhirnya
> sebuah stupa besar di puncaknya.
> 
> Candi Borobudur dibangun dipengaruhi seni India pada masa
> Gupta dan post-Gupta. Candi Borobudur dibangun antara tahun
> 750-842 Masehi, 300 tahun lebih tua daripada Angkor Wat di
> Kamboja atau 400 tahun lebih tua daripada katedral-katedral
> di Eropa. Volume batuan untuk membangun Candi Borobudur
> diperhitungkan sebanyak 60.000 m3, tidak terbayangkan
> bagaimana proses pembangunan skala raksasa ini.
> 
> Pada awal abad ke-11 karena perpindahan kerajaan ke Jawa
> Timur, Candi Borobudur menjadi terabaikan. Candi Borobudur
> pun rusak baik karena pengabaian maupun oleh
> peristiwa-peristiwa alam seperti letusan gunungapi (Merapi).
> Candi Borobudur kemudian terkubur tak lagi dikenal orang
> selama 800 tahun sampai penggalian arkeologis atas perintah
> Sir Thomas Stamford Raffles dilakukan pada tahun 1814,
> penggalian dipimpin oleh ahli arkeologi Belanda Theodor van
> Erp. Penggalian memakan waktu 21 tahun dan Candi Borobudur
> tersingkap kembali sepenuhnya pada tahun 1835. Pemerintah
> Indonesia atas dana Unesco kemudian memugar candi ini
> kembali pada tahun 1973-1982.
> 
> Demikian penilaian Unesco atas Candi Borobudur.
> 
> Kita bisa merasakan betapa susah dan lamanya membangun
> candi ini, menemukannya kembali, menggalinya dan memugarnya.
> Maka ketika candi ini pernah dibom teroris, itu adalah
> perbuatan biadab yang tidak bisa dimaafkan. Mari kita
> mencintai Warisan Dunia ini dengan mengunjungi,
> mengkomunikasikan, dan turut memeliharanya.
> 
> Salam,
> Awang
> 
> 
> 
>      
> 
> --------------------------------------------------------------------------------
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak
> biro...
> --------------------------------------------------------------------------------
> ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
> 13-14 Oktober 2009
> -----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id <http://iagi.or.id/> 
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
> information posted on its mailing lists, whether posted by
> IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be
> liable for any, including but not limited to direct or
> indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting from loss of use, data or profits, arising out of
> or in connection with the use of any information posted on
> IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
> 
> 
> 
> 




--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke