Sebenarnya hasil pemetaan dari perangkat lunak geosains yang menggunakan
rumus2 yang rumit dan analisa seorang geologist dihubungkan oleh pertanyaan
ini : "Does the generated map geologically make sense"?

LL

-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Monday, April 05, 2010 5:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; geologi...@googlegroups.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?

Fenomena yg diungkap Parvita ini mirip fenomena munculnya profesi baru ...
IT Engineer !!

Dahuu banyak orang yang melihat sebelah mata profesi ahli komputer. Profesi
ahli komputer ini awalnya merupakan perkembangan dari sarjana elektronika
yang berkembang pesat ketika masuknya era digital. Komputer mengambil alih
banyak peran. Pada awalnya dahulu juga ada ada profesi Comunication Engineer
yang merupakan bidang khusus dari sarjana elektro.

Pada saat itu, kira-kira 80-an. Profesi IT engineer tidak dikenal. Namun
banyak sekali lulusan teknik elektro dan juga MIPA yang mengkhususkan diri
bekerja di dunia baru ini. Termasuk diantaranya ahli-ahli radio komunikasi
... Mereka yang lulusan Teknik Elektro banyak yang memandang sebelah mata
pada profesi baru teknik komputasi dan komunikasi ini. Perkembangan network
komputer menjadi loncatan baru dalam ilmu atau bidang baru ini ini.
Tentusaja era internet dengan networking inilah yang menajdi pemicunya ....
Muncullah fenomena ini, profesi sarjana teknik komputasi dan telekomunikasi
ini juga sangat abu-abu, apakah bagian dari sarjana teknik elektro, ataukah
bagian dari MIPA matematika, ataukah bagian dari ilmu komunikasi.

Berbeda dengan dunia engineering yang bener-bener menggunakan engine sebagai
pokok bahasannya ... atau dikenal dunia mekanis atau teknik mesin ...
Cirikhas dunia eletro ini masih saja unik. mereka (lulusan elektro) mampu
"melihat" pergerakan informasi dan tenaga hanya dari rumus dan

Di dunia geosains saat inipun juga sedang mengalami "ujian" ini.
Salah satu gejalanya mungkin munculnya profesi Geomodeller yg sarat dengan
perhitungan2 fisika math dan model geologi ,,,

*Mencari simpulan atau titik temu
*
Yang jauh lebih penting sebenernya mencari titik temu beberapa simpul ilmu.
Ndak mungkin (ya kalau ada ya superman kalee) seorang geopsikis menguasai
ilmu geologi dan ilmu komputer dan mampu menjelaskannya untuk kebutuhan
orang finance atau seorang anggota DPR dari Partai Gurem
Cukuplah (mnurut pendapat ku) seorang geophysicist yg menguasi ilmu dasarnya
dan menjelaskan apa makna pemikirannya pada non geop.
Artinya *menjelaskan pendapat dewa untuk orang awam*.

Dalam dunia kerja, pada kenyataannya tidak pernah seorang geologist bekerja
sendirian, atau seorang  ahli fisika berbicara sendiri utk dirinya. Kita
harus bekerja dalam satu team. Nah anggota2 team itulah yang berinteraksi
secara bersama-sama mengkomunikasikan apa yg diketahuinya. Sangat menarik
bila ada lulusan geofisika yg mampu mendeskripsikan lapisan silang siur
lengkap dengan paleo currentnya. Namun (menurut saya) sudah cukup bagus bagi
ahli geofisika mengerti cara membaca paleo current map dan menerjemahkan
dalam parameter-parameter fisika vektorial untuk menentukan dimana upstrem
dan dimana downstrem.

Seorang ahli geofisika yg mengambil master geology tentunya akan kesulitan.
Dan akan memiliki pemahaman unik atas ilmu yg baru dipelajarinya. Saya
sendiri pernah merasakan, bagaimana sulitnya mengerti transformasi "fourier"
yg menurut anda di fisika merupakan sebuah pemahaman dasar ilmu gelombang
....

Intinya ya .... komunikasikan dengan bahasa mereka !

RDP

2010/4/4 Benyamin Sapiie <bsap...@bdg.centrin.net.id>

> Ini adalah dampak negatif atau buntut dari kemajuan teknologi, contoh saja
> awalnya pemakaian kalkulator yg berakibat banyak pendekatan aljabar,
> trigonometri bahkan statistik praktis menghilang dengan sendirinya karena
> tinggal pencet.  Auto picking, algoritma kontur belum lagi 3D modeling
> dll., yang semuanya menjanjikan solusi canggih dan akurat bahakan tanpa
> atau sedikit sentuha geologist...wow luar biasa.. (moga2 tidak ada auto
> mapping ya..) Akibatnya seringkali hasilnya tidak dievaluasi karena tidak
> mengerti apa yang harus QC utk mencheck yang salah. Hal ini terjadi karena
> pengetahuan dasar geologinya kurang bahkan seringkali tidak tahu. Tetapi,
> pemakaian teknologi canggih jelas tidak bisa dihindarkan karena kita sudah
> berada dalam dunia teknologi maju yang harus bisa dimanfaatkan utk
> kepentingan ilmu geologi, tetapi memang tidak boleh kebablasan serta perlu
> pengetahuan dasar yang baik tidak hanya know how..
>
> Masalah pemetaan memang sudah sangat menyedihkan serta memprihatinkan.
> Secara umum keadaannya memang seperti agurmennya vita, sehingga ini juga
> yang membuat kami di dunia pendidikan ditantang harus membuat strategi
> yang berbeda untuk pendidikan masa depan (future geologist). Kata back to
> basic yg sering terdengar itu memang harus tapi harus dengan pemanfaatan
> teknologi yang ada.
>
> Selain itu industri juga yang harus awas dalam membantu menseleksi calon
> geologist muda, harus juga melakukan tatap muka dan mengevaluasi yang
> mendalam calon tidak hanya berdasarkan IP tinggi. Hal ini akan sangat
> membantu kami yang ada dalam dunia pendidikan karena memberikan dampak
> positif bagi mahasiswa yang memang true geologist.
>
> Mungkin juga definisinya profesi geologistnya harus ditambah subtitle
> seperti: petrologist, sedimentologist, paleontologist dll. Sehingga bisa
> ada batasan dalam soal keahlian dan pengetahuannya.
>
> Saat ini kami terus berusaha dan kampanye field mapping as a heart and
> soul every geolgists.
>
> Salam.
>
> Ben Sapiie
>
>
>
>
>
> ---------- Forwarded message ----------
> From: Ida Bagus Ari Kresnawan <ibari.kresna...@yahoo.co.id>
> Date: Sun, 4 Apr 2010 12:14:17 +0700
> Subject: RE: [iagi-net-l] Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
> To: iagi-net@iagi.or.id, geologi...@googlegroups.com
>
> -TOPBS- .....
> Setuju banget.
> Apapun kerjaan kita,
> Walaupun tidak bekerja sebagai geologist,
> Tapi 'JIWA' geologist kita selalu ada ...
> saat jalan2 pun kita selalu berfikir kenapa ini dan itu bisa terjadi.
> Misal :
> Kalau orang awam mengkomentari Banjir di Jakarta, pasti tanggapannya hanya
> berkisar
> Tentang
>
> -----Original Message-----
> From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com]
> Sent: Sunday, April 04, 2010 10:54 AM
> To: IAGI; geologi...@googlegroups.com
> Subject: [iagi-net-l] Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
>
> PErcaya ngga ? .....
> Ah masa sih ?RDP
> Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? <goog_1582993258> by
> Parvita
> S*(Saya tulis blog ini dengan bahasa Indonesia juga, agar bisa dibaca oleh
> rekan2 mahasiswa Jurusan Geologi maupun mahasiswa2 di Indonesia).*
>  <http://parvita.files.wordpress.com/2010/04/dsc02501.jpg>
>
> True geologist appreciate geology, however they are
>
> Saya mulai merasa sedikit khawatir dengan generasi muda sekarang.  Apakah
> mereka benar *passionate *tentang geologi?  Apakah mereka hanya sekedar
> operator software?  Saya cerita sedikit mengenai pekerjaan seorang
> geologist
> maupun geoscientist di perusahaan minyak (tentunya applicable di
> perusahaan2
> lain yang membutuhkan interpretasi bawah permukaan juga).
>
> Pekerjaan seorang geologist di perusahaan minyak mencakup mengumpulkan
> data
> bawah permukaan, membuat peta, membuat rekonstruksi paleo-depositional
> environment, dan interpretasi.  Interpretasi inilah yang menentukan apakah
> seorang geologist itu geologist yang baik atau bukan, dengan kemampuan
> mempertahankan hipotesanya atas kesimpulan yang diambil.
>  <http://parvita.files.wordpress.com/2010/04/imac.jpg>
>
> Gen Y: Gadget and software operator generation?
>
> Sekarang banyak sekali *software* yang mempermudah pekerjaan seorang
> geologist.  Mulai dari perangkat lunak pemetaan yang membantu seorang
> geologist untuk membuat peta permukaan, modeling bentuk reservoir,
> modeling
> bentuk cekungan untuk interpretasi regional dan juga *software *untuk
> mengetahui sifat fisik batuan yang dibor, untuk mengetahui kadar
> hydrocarbon
> dari sekuen batuan yang telah dibor.  Sepertinya tinggal pencet, sudah,
> keluar semua parameter.
>
> Zaman saya dulu, taruhlah pemetaan.  Semua dilakukan dengan tangan.
> Sembari
> menarik garis, kami dipaksa untuk memikirkan geologi bawah permukaannya.
> Apakah mungkin garis ini saya tarik ke utara?  Bagaimana struktur
> regionalnya?  Kalau saya buat penyebaran batuannya seperti ini, apakah
> konsisten dengan geologi regional yang sudah ada? Sehingga peta yang
> dihasilkan adalah hasil dari pemikiran matang dari seorang ilmuwan.
>
> Sekarang, dengan kemudahan pemetaan dengan segala *software, *orang2
> seakan
> lupa dengan konsep pemetaan.  Masukkan data interpretasi horizon, atau
> isochron/isopach,  masukkan ke program pemetaan, *voila*, peta jadi.
> Padahal, pemetaan bawah permukaan harus selalu diteliti kembali dengan
> data
> yang kita punya.  Kenapa tiba2 di sini ada tinggian?  Kenapa di sini
> kecepatannya lebih cepat?  Proses pemetaan adalah proses interpretasi
> kembali, yang membutuhkan kegiatan kembali melihat data, modifikasi, dan
> lain-lain.  Bukan hanya sekedar pencet tombol, lalu keluar peta dan
> presentasikan di depan management.
>
> Sama seperti attribute yang digunakan di program2 geofisika.  "Bright
> Amplitude" adalah salah satu, sekali lagi, *hanya salah satu* petunjuk
> bahwa
> di sekuen itu terdapat beda impedance.  Bukan karena ada hidrokarbon saja.
> Amplitude anomaly, hanya menunjukkan perbedaan sifat fisik batuan.  Hanya
> menunjukkan beda akustik impedance.  Tetapi banyak, terutama geophysicist,
> yang tidak berpikir lebih jauh, *bagaimana menerjemahkan hal tersebut
> sebagai geologi?  Bagaimana memasukkan hydrocarbon ke dalam system
> tersebut?  Apakah itu benar channel yang berisi pasir? *
>  <http://parvita.files.wordpress.com/2010/04/dsc02602.jpg>
>
> Small scale reversed fault. Scale is important when interpreting.
>
> Ini yang kadang mengecewakan saya.  Dengan arogannya, seorang lulusan
> geologi menulis di CV sudah pernah memakai software ini itu.  Padalah
> kalau
> interview dengan saya, fresh graduate ini saya sodorkan batu.  Dan begitu
> deskripsi batuan, atau saya beri contoh soal mengenai singkapan di
> lapangan,
> mereka gelagapan.
>
> Berkali-kali saya ungkapkan, pemakaian software itu bisa dilatih. Hanya
> yang
> perlu adalah, *basic understanding of the philosophy of the geology* dan
> apakah mereka tahu apa yang dilakukan oleh komputer tersebut.  Kenapa
> ada *bulls
> eyes *dalam peta?  Apakah itu real?
> <
> http://parvita.files.wordpress.com/2010/04/chinese-geologist-marking_swt103
>
9.jpg<http://parvita.files.wordpress.com/2010/04/chinese-geologist-marking_sw
t103%0A9.jpg>
> >
>
> Mapping. Are you really mapping?
>
> Saya ingat pengalaman berdebat dengan seorang expat yang menghasilkan peta
> dan kami sedang meeting di depan boss kami.  Ketika saya perhatikan
> petanya,
> semua yang di ujung2 line seismik memberikan fenomena yang aneh, sehingga
> bentuk peta yang dihasilkan menjadi aneh pula, dan tidak menunjukkan
> kondisi
> geologi yang real.  Begitu ditanya, dia hanya gelagapan.  Satu skor buat
> saya.  Peta saya malah tidak pakai rumus ini itu, tetapi lebih ke arah
> melihat trend, kombinasi antara batuan yang ada, dan tarik tangan alias
> manual.  Dan herannya, generasi2 muda ini malas untuk kontur tangan.
> Malas
> untuk kalkulasi cadangan dengan memakai kertas grafik.
>
> Apakah karena di era serba cepat dan komputer ini semua ingin serba mudah
> tanpa menggunakan otak dan nalar geologi mereka lagi?  Karena kalau hanya
> pencet tombol, anak LPK Tarakanita juga bisa.  Kalau hanya tarik horizon
> di
> seismik mengikuti amplitude yang anomali tanpa memikirkan implikasi
> geologi
> atas interpretasi, keponakan saya yang SD juga bisa.  Sebagaimana menarik
> horison sea bottom.
>
> Dan jangan kira ini  hanya fresh graduate saja.  Kadang2 yang berpengalama
> 5-7 tahun juga demikian.  Kalau sudah begini, saya lihat petanya, saya QC
> kembali, lihat *throw* di sesar2, wah, saya bisa suruh mereka untuk ulang
> mapping lagi.
>
> Apakah Gen Y sekarang memang lebih canggih dengan software dan gadget2
> teknologi tetapi lebih lemah dalam memakai nalar dan otaknya?  Memang
> *passion
> *terhadap ilmu geologi tidak dimiliki semua geologist.  Itu akan tercermin
> dari hasil interpretasinya, hasil kerjanya dan buah karyanya.  Dan
> tentunya
> ini juga tercermin dari produk hasil pekerjaannya.
>  <http://parvita.files.wordpress.com/2010/04/dsc03324.jpg>
>
> Me, interpreting the rocks, East Kalimantan
>
> Seorang geologist atau geoscientist harus bisa menerjemahkan data menjadi
> sebuat konstruksi batuan.  Seorang geoscientist yang baik tidak akan hanya
> menyerahkan data untuk diolah semata-mata oleh sebuah perangkat mati.
> Seorang geoscientist tidak hanya berhenti pada deskripsi batuan dan
> pengumpulan data, tetapi juga rasa keingin tahuan terhadap fenomena
> geologinya akan membuat ia tidak tidur semalam suntuk memikirkan proses2
> alam, yang berakhir kepada pensyukuran dan pengakuan penuh terhadap
> kebesaran Tuhan sang Maha Pencipta.
>
> Lets look at the rocks, think about the process and just let computers be
> computers, to make our job easier.  Not to think for us.
>
> __________________________________________________
> Apakah Anda Yahoo!?
> Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap
> spam
> http://id.mail.yahoo.com
>
>
>
-----------------------------------------------------------------------------
---
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
>
>
-----------------------------------------------------------------------------
---
> Ayo siapkan diri....!!!!!
> Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember
> 2010
>
>
-----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net
<http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/%0AIAGI-net>Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
> event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
> limited to direct or indirect damages, or damages of any kind
> whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out
> of or in connection with the use of any information posted on IAGI
> mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
>
>
> --
> Sent from my mobile device
>
>
>
-----------------------------------------------------------------------------
---
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
>
>
-----------------------------------------------------------------------------
---
> Ayo siapkan diri....!!!!!
> Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember
> 2010
>
>
-----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net
<http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/%0AIAGI-net>Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
> shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of any information posted on IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
>
>
>
>
>
-----------------------------------------------------------------------------
---
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
>
>
-----------------------------------------------------------------------------
---
> Ayo siapkan diri....!!!!!
> Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember
> 2010
>
>
-----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net
<http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/%0AIAGI-net>Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
> on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
> IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
> or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
> of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of
any
> information posted on IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
>
>

--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
Ayo siapkan diri....!!!!!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke