Saya back up pendapat rekan saya A3. Cermati apa yang stakeholders (perusahaan, pemda, LSM lain yg nakal). KKN itu tidak mungkin dilakukan oleh satu pihak. Jika Pemkab tegas soal amdal misalnya, masa iya perusahaan mau macam-macam. Jika LSM bisa ajak cincay, apalagi menganggap perush sbg obyek pendapatan atau tmpat meletakkan "tawaran tertinggi"), tentu juga tujuan mulia itu akan terdilusi. Saya punya tip (sebenarnya hasil observasi seorang business analyst terhadap kasus LUSI di milis ini): - Kenali hari-hari penting dan agenda perusahaan, agenda pribadi top mngt, bupati, pilkada, pemilihan ketum partai, dll, yg berkaitan dengan institusi/orang tsb. - Kenali kawan seiring di topik tersebut. Ini penting untuk whistle blower, masa inisiatornya itu itu aja... He he he.. Msh ada sih tip lainnya tapi japri saja deh kalo mau, atau googling aja kasus LUSI. Sebentar lagi lebaran, kepada rekans milist IAGI, saya dengan niat yang lurus mengucapkan Selamat Idul Fitri 1431 H, Mohon maaf Lahir batin.
Luruskan niat, Lanjutkan Bang Bosman... Salam YI P.S : tulisan ini hanya untuk di share di milist IAGI saja (terinspirasi dari kasus Maya dan Prita) Sent by myself® -----Original Message----- From: Amir Al Amin <amir.al.a...@gmail.com> Date: Sat, 4 Sep 2010 16:08:46 To: <iagi-net@iagi.or.id> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net-l] Mengapa Orang Madina Wajib Mengusir Sorik Mas Mining? Kontrol masyarakat/ LSM sangat diperlukan di Indonesia ini. Apalagi di jaman otonomi daerah sekarang ini. Memang bahasa/strategi LSM selalu provokatif dan menuntut tawaran tertinggi. Kadang hasilnya tidak terlihat, LSM pun banyak yang bermain. Luruskan niat, Teruskan Bang Bosman....!