Ini bukan soal paranoid , tapi lebih pada kegagalan melihat peluang dari 
potensi yg dimiliki. Contoh saja, tg priok bru belakangan mampu utk 
meningkatkan kapasitas bongkar muat muatnya, selama ini dilakukan di singapore. 
Indonesia terpenjara untuk koneksi penerbangan ke LN, banyak penerbangan dari 
mancanegara tak terkoneksi langsung ke jkt harus via singapore. Malah 
pengawasan lalu lalang di cakrawala indonesia sekitar singapore harus atas izin 
singapore dan pem. Indonesia setuju saja. Di sektor migas puluhan tahun kita 
terlibat, singapore yg lebih jeli memanfaatkan keberadaan industri ini. 
Engineering konstruksi, desain, processing berupa jasa dan produk dari 
singapore sangat  menguasai. Dan lain sebagainya, kekurangan visi kita mungkin 
dimanfaatkan negara lain.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Slamet Riyadi <jazz.samle...@gmail.com>
Date: Wed, 13 Apr 2011 16:04:25 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Where is Indonesia? ..... Where have all the leaders 
gone?
Bila setiap professional setidaknya punya bathin untuk mengatakan: "saya
akan merubah walau dengan perlahan, kelak Indonesia akan dipandang positif
dan dikenal"

Jangan terlalu berkepanjangan menularkan 'paranoid' di netters professional
se-kelas IAGI.

"Even a paranoid has some real enemies"

"Just because you're paranoid doesn't mean they're not out to get you"

Semua (Iagi-netters) cinta Indonesia, tapi pisahkan emosi benci
terhadap prilaku negatif stakeholder terhadap negeri Indonesia ini . . .
mungkin itu setuju ?!


Salam,

Slamet Riyadi

Kirim email ke